‘Pengcab Payungnya Atlet. Harusnya Tahu Kebutuhan Atlet’
BONTANG – Salah satu pegolf putri andalan Kota Taman mengeluhkan perhatian yang kurang dari pengcab golf Bontang. Hal ini disampaikan Annisa Choirunnisa beberapa waktu lalu.
Dikatakan Nisa—sapaan akrabnya– sampai sekarang belum ada perhatian dari pengcab. Bahkan untuk latihan dan mengikuti turnamen, para atlet harus memakai biaya sendiri. “Masak pengurus main gratis di turnamen, sementara atletnya malah bayar,” katanya.
Dilanjutkan Nisa, sebagai “payung” sejatinya pengcab lebih tahu kebutuhan atletnya. Namun hingga kini, justru pihak lain yang peduli. Diceritakan Nisa, salah satu pimpinan partai di Samarinda ingin membiayai kebutuhan Nisa termasuk sekolah, asal mau pindah ke Samarinda. Namun tawaran itu ditolak lantaran masih ingin membela Bontang. “Pengcab itu kan payungnya atlet. Harusnya Pengcab tahu kebutuhan atletnya, paling tidak latihan ada bantuan atau kalau turnamen dibantu baik pendaftaran dan lainnya,” kata dia.
Dirinya berharap, kepengurusan pengcab golf dapat diperbaiki terait perhatian terhadap atlet. Karena tidak menutup kemungkinan jika kembali ada tawaran yang menarik, dirinya akan pindah. “Kalau suatu saat dibiayai kota lain dan diminta pindah, segala kemungkinan akan saya ambil. Bukan kami mengkhianati, tapi hidup adalah pilihan. Salah melangkah, jarum jam tetap berjalan apapun yang akan terjadi. Inilah hidup,” katanya.
Nisa sendiri sudah mulai mengayunkan stik golf sejak menginjak bangku SD. Hanya membutuhkan waktu satu tahun bagi dia untuk menelurkan prestasi.
“Saya sudah bermain golf dari kelas VI SD. Pada 2012, saya satu-satunya pegolf yang berasal dari Kalimantan yang ikut kejuaraan ASEAN Championship di Jakarta,” kata gadis kelas XI SMAN 3 Bontang ini.
Saking banyaknya prestasi, Nisa pun mengaku bersedia jika dirinya disekolahkan di sekolah golf. Tentunya jika pemerintah provinsi (Pemprov) ingin membiayai. Karena, banyak bibit-bibit muda yang sangat berpotensi mengharumkan nama Kaltim jika benar-benar diperhatikan.
“Saya bersedia jika dibiayai untuk sekolah golf. Daripada Kaltim memakai jasa atlet luar untuk PON, lebih baik atlet daerah sendiri dimanfaatkan,” tegas Nisa.
Nisa berharap, dengan kemampuannya bermain golf, dapat dilirik KONI Kaltim untuk dapat disekolahkan hingga ke Jawa. “Saya sering sekali bertemu kawan-kawan saya saat bertanding di Jawa. Ternyata mereka disekolahkan hingga Australia. Saya hanya bisa mendengar saja. Semoga KONI Kaltim mendengarkan jeritan hati saya,” tukasnya. (rw)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post