SANGATTA – Penyelidikan terhadap kasus perampokan yang menewaskan Sabbara (59) di rumah pondoknya di Dusun Sei Redan, Desa Suka Damai, Kecamatan Teluk Pandan, Minggu (25/12) lalu, hingga kini belum membuahkan hasil. Begitupun dengan para pelaku dalam kasus tersebut masih bebas berkeliaran, alias buron.
“Sejauh ini, kita masih melakukan penyelidikan. Kami belum menemukan titik terangnya. Dan saat ini kami masih ada di Teluk Pandan,” kata Kanit Reskrim Polsek Sangatta Iptu Rachman membalas pertanyaan Radar Kutim, Senin (2/1) kemarin.
Dirinya menyebut, penyelidikan kasus tersebut ditangani oleh tim gabungan dari Polsek Sangatta dan Polres Kutim. Guna mempermudah proses penyelidikan, pihaknya masih fokus mendalami keterangan dan informasi dari warga sekitar tempat kejadian perkara (TKP).
“Saya dan teman-teman penyidik masih Teluk Pandan terus,” katanya.
Terkait kendala yang dihadapi dalam penyelidikan kasus tersebut, Rachman mengaku, lebih dikarenakan terbatasnya saksi-sanksi yang mengetahui kejadian tersebut. Apalagi lokasi kejadian terbilang cukup jauh dari daerah pemukiman lainnya. Yang menjadi sanksi dalam pristiwa berdarah itu yakni hanya istri korban.
“Kendalanya sih, yak arena lokasinya di tengah dan ngak ada tetangga,” katanya.
Hal senada juga dikatakan Kasat Reskrim Polres Kutim AKP Andika Dharma Sena, bahwa pihaknya belum berhasil mengungkap kasus tersebut. Begitu juga dengan para pelakunya hingga kini masih buron.
“Iya, kasus ini masih dalam tahap penyelikan, anggota masih bekerja di lapangan,” katanya dihubungi melalui telpon gemgamnya, kemarin sore.
Sambungnya, dalam penyelidikan kasus ini pihaknya turut dibantu oleh tim Polda Kaltim. Selain itu, pihaknya juga telah meminta bantuan jajaran Polres dan Polresta lainnya di wilayah hukum Polda Kaltim, gunan mempersempit ruang gerak para pelaku.
“Yang jelas, sejaub ini kami masih terus melakukan penyelidikan. Hanya saja hasilnya, kita memang belum berhasil menangkap para pelaku,” katanya, kemarin.
Disinggung apakah pihaknya telah mengantongi identitas para pelaku, serta berapa jumlah para pelaku dalam kasus itu, AKP Andika masih engan membeberkannya. Dirinya hanya mengatakan, bila kasus tersebut kini sedang di dalami terus oleh pihaknya.
“Semua informasi terkait telah kita himpun dari para saksi-saksi. Dan saat ini kita sedang melakukan proses pengembangan, ya doakan saja semoga cepat terungkap,” tuturnya mengakhiri perbicaan dengan wartawan media ini.
Diawartawan sebelumnya, Minggu (25/12) lalu, Sabbara (59) tewas di rumah podoknya, Dusun Sei Redan Desa Suka Damai Kecamatan Teluk Pandan setelah disatroni kawanan perampok. Uang tunai beserta perhiasan emas dan alat elektronik senilai Rp 25 juta raib.
Informasi dihimpun, kejadian berawal saat korban bersama Suri (49) istrinya dan Has (15) anaknya tengah beristirahat di pondoknya. Sekira pukul 02.00 Wita, tiba-tiba pelaku yang berjumlah tiga orang langsung mendobrak pintu rumah pondok tersebut. Lokasi pondok korban yang berada ditengah kebun, dan jauh dari pemukiman memudahkan pelaku melakukan aksinya.
Setelah berhasil masuk, pelaku mengancam korban dengan menanyakan harta benda yang dimiliki. Korban beserta istri dan anaknya pun diikat pelaku dengan menggunakan tali nilon yang terdapat di pondok tersebut. Korban pun sempat mendapat pukulan dibagian wajah menggunakan linggis oleh pelaku. Korban pun tersungkur dan tertelungkup menghadap kasur.
Naas, akibat kondisi tersebut korban kesulitan bernafas hingga akhirnya meninggal di TKP dihadapan anak dan istrinya yang masih dalam kondisi terikat. Sementara pelaku, usai berhasil menggasak seluruh barang berharga korban langsung pergi. (drh)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post