BONTANG – Pemkot Bontang meminta pembangunan kilang minyak dapat segera terealisasi untuk mewujudkan ketahanan energi secara nasional. Untuk itu, November mendatang Framework Agreement (FWA) antara Pertamina dengan konsorsiumnya yakni Overseas Oil and Gas (OOG) dari Oman serta Cosmo Energy Group (CEG) dari Jepang, diharapkan sudah ditandatangani.
Kasubbid Tata Ruang dan Pertanahan Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pembangunan (Bapelitbang) Bontang Fakhri Wahyudi mengatakan, rapat pada Jumat (19/10) lalu di Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral menghasilkan beberapa poin. Di antaranya Pertamina yang telah memilih konsorsium, target pertemuan antara Pertamina dan konsorsium, serta target penandatanganan FWA.”Karena kilang minyak Bontang merupakan salah satu proyek strategis nasional, makanya perlu kami kawal terus,” jelas Fakhri, Senin (22/10) kemarin.
Dikatakan Fakhri, Pertamina menunjuk konsorsium sejak Januari 2018 lalu. Di pekan ketiga Oktober ini, keduanya melakukan pertemuan membahas FWA, mengingat masih adanya beberapa klausul dalam FWA yang belum disepakati kedua belah pihak. “Namun saat ini sudah ditargetkan penandatangannya menjadi November,” imbuhnya.
Setelah itu lanjut Fakhri, barulah proses pembahasan skema kerja sama berdasarkan hasil kajian appraisal lahan dengan Lembaga Manajemen Aset Negara Kemenkeu dilakukan. Rekomendasi kesesuaian tata ruang berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR) pun sambil dijalankan. “Setelah itu, barulah penerbitan penetapan lokasi oleh Wali Kota Bontang berdasarkan rekomendasi kesesuaian tata ruang bisa dilaksanakan,” bebernya.
Nah, dalam hal ini, sambil menunggu proses persiapan pembangunan, Pemkot Bontang diminta menyelesaikan revisi RTRW. Hal tersebut sebagai dasar rekomendasi kesesuaian tata ruang oleh Kementerian ATR. “Tetapi, sebenarnya kami sudah memenuhi persyaratan administrasi dan mengajukan permohonan persetujuan substansi ke Kementerian ATR Agustus lalu,” ungkapnya.
Rapat pembahasan pelaksanaan kilang minyak dalam negeri dipimpin oleh Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Energi, SDA dan LH, Kemenko Perekonomian, Bpk Ir. Montty Girianna, M.Sc., MCP., Ph.D
Sebagai informasi, kilang minyak atau grass root refinery merupakan proyek strategis nasional di Bontang. Dimana kapasitas kilang tersebut mampu memproduksi bahan bakar minimal 300 ribu barel per hari. Nilai investasi kilang minyak Bontang ini pun cukup tinggi, yakni Rp 197,58 triliun. “Pembangunan kilang minyak juga diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bontang,” pungkasnya. (mga)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post