SANGATTA – Pemkab Kutim turut mendukung pencegahan tumbuhnya paham komunis. Itu sebabnya Pemkab sangat mendukung pemutaran film G30S-PKI. Film ini laik untuk ditonton bagi semua masyarakat. Mulai dari kalangan tua, muda, pelajar hingga anggota TNI sekalipun.
Diwakili Sekretaris Daerah (Sekda) Irawansyah, pemutaran film ini bertujuan untuk mengingatkan kembali tentang sejarah kelam di masa lalu. Masyarakat wajib mengetahuinya. Terlebih bagi pelajar. Mereka semua harus mengetahui sejarah yang sesungguhnya.
“Jadi kami sangat mendukung sekali. Sehingga mereka semua paham sejarah. generasi kita tau sejarah. Bahwa pada masa lalu telah terjadi sejarah kelam dan jangan sampai terulang kembali,” ujar Sekda Irawan.
Senada, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kutim, Abdul Hafis Yusuf turut mengutuk kebiadaban PKI. Pasalnya, dirinya mengaku paham benar kejadian pada masa itu. Ia mengalami dan menyaksikan sendiri.
“Saya merupakan generasi 66. Pada saat itu saya ketua Anshor. Jadi saya sangat mengerti seperti apa kebiadaban PKI,” kata Yusuf.
PKI maupun komunis sangat berbahaya bagi bangsa ini. Termasuk Kutim. Jangan sampai paham menyesatkan ini masuk ke Kutim. Pada masa dulu, dirinya sedikit mengisahkan jika para PKI ingin menguasai bangsa. Hanya saja gagal.
“Mereka mau bentuk negara komunis. Kalau jadi ulama, agama akan habis. Mereka itu mencari ulama, tokoh tokoh, TNI dan semua yang berseberangan dengan mereka. Jika tertangkap akan di dihabisi,” kenangnya.
Untuk itu, dia mengajak negara harus bersatu. Enam agama yang diakui di Indonesia wajib berpegangan tangan untuk melawan komunis. Jangan sampai terpecah belah. Jika hal itu terjadi maka akan semakin besar celah komunis untuk menyusup di Indonesia termasuk Kutim.
“Kita harus memperkuat diri. Kita jaga NKRI dan pancasila. Salah satu upaya ialah dengan mengetahui sejarah. Nah pada kesempatan nonton bersama inilah dimanfaatkan. Ini sangat baik dan kita harus nonton semua,” katanya.
Pernyataan sama juga dilontarkan oleh Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kutim. Dirinya juga turut mendukung pemutaran film ini. Sehingga semua mengetahui sejarah yang sesungguhnya.
“Sangat setuju dan mendukung sekali. Biar kita tau faktanya. Biar kita tau ada kejahatan dan kebiadaban ini. Adek adek kita tau juga yang sesungguhnya. Karena jangan sampai mereka terpengaruh dari pelencengan sejarah,” katanya.
Tidak hanya itu, dirinya mewajibkan semua pegawainya untuk nobar. Bahkan semua ormas turut diundang. Sehingga generasi tua semakin ingat dan mengetahuinya.
“Ada intruksi nobar. Forum ormas juga sudah saya sampaikan untuk nonton. Biar tau sejarah jangan sampai terulang,” katanya. (dy)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: