bontangpost.id – Konsep Bontang Technopark masih samar-samar. Pasalnya hingga kini belum ada perencanaan yang matang terkait gagasan itu. Untuk Bontang yang masuk dalam kawasan industri. Kepala Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan (Bapelitbang) Amiruddin Syam mengatakan pihaknya bakal melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat. Utamanya terkait kewenangan Bontang Technopark.
“Kami akan koordinasi dengan pemerintah pusat. Pasalnya kewenangan SMK saja diambil oleh Pemprov,” kata Amiruddin.
Hasil koordinasi itu untuk memperjelas apa yang harus disiapkan sehubungan dengan konsep tersebut. Termasuk apakah nanti hanya pengembangan dari Stitek saja atau ada yang perlu dibangun lainnya. “saya belum mendalami konsepnya seperti apa. Perencanaan belum,” ucapnya.
Meski demikian ia menyambut keinginan wali kota terpilih untuk merealisasikan Bontang Techno Park. Salah satunya ialah penyiapan ruang atau lahan. Mengingat saat ini ada 19,8 hektare yang rencananya untuk pengembangan Sekolah Tinggi Teknologi (Stitek) Bontang.
“Lahan sudah ada untuk pengembangan Bontang Technopark,” tutur dia.
Selain itu, keterbatasan keuangan daerah juga menjadi salah satu urung terwujudnya Bontang Technopark. Pun demikian dengan regulasi. Sebelumnya cikal bakal Bontang Technopark lahir saat ada kerjasama pembukaan diploma satu dari Politeknik Unmul beberapa waktu silam.
“Cikal bakalnya itu. Mungkin terkait adanya UU 23/2014 dan implementasi penganggaran Permendagri 90/2019 itu yang menjadi masalah,” sebutnya.
Diketahui, daerah yang sudah menggagas ialah Surakarta. Technopark ialah kawasan terpadu berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang memadukan unsur pengembangan iptek, kebutuhan pasar industri dan bisnis, serta penguatan daya saing daerah.
Sebelumnya diberitakan, Wali Kota Bontang Basri Rase meminta Stitek Bontang melakukan terobosan. Demi mewujudkan Bontang technopark. Sesuai dengan visi dan misi Pemkot Bontang saat civitas akademika itu didirikan. “Sebelumnya ini hanya wacana terus. Saya ingin di kepemimpinan kali ini terwujud,” kata Basri.
Ke depan, pihak kampus wajib menambah tiga sampai empat fakultas baru. Namun, fakultas itu bukanlah yang bersifat umum. Sesuai dengan kearifan lokal yang dimiliki Kota Taman. Setelah ditambah maka status sekolah tinggi ini bisa berubah ke universitas. “Jangan yang umum prodinya. Karena akan kalah dengan kampus lainnya. Harus out of the box,” ucapnya.
Misalnya fakultas petrokimia dan gas. Nantinya fakultas itu akan membawahi prodi metanol, urea, ammonia, dan CPO. Sehingga output dari mahasiswa itu bisa langsung bekerja di perusahaan yang ada di Bontang. Sehubungan dengan gas, pihaknya juga akan menarik konsep dari LNG Academy. “Kalau selama ini selalu dibilang SDM. Dengan output dari Stitek nantinya diharapkan tidak lagi mengambil tenaga skill dari luar,” tutur dia.
Selain petrokimia dan gas, fakultas yang diharapkan ialah teknologi pengolahan hasil laut. Pasalnya Bontang secara tipografi sebagian besar wilayahnya ialah lautan. Terakhir yaitu fakultas pariwisata dan ekonomi kreatif. Hal ini selaras dengan visi-misi pemerintahan Basri Rase dan Najirah. “Saya ingin pendidikan ini menjadi sentra wisata. Yogyakarta dan Malang kenapa wisatanya tinggi karena ada pendidikan ternama di sana. Tentunya Stitek ini harus menjadi kebanggaan,” sebutnya.
Politikus PKB ini akan mempercepat pembangunan gedung kampus di lahan yang telah diperuntukkan sebelumnya. Tepatnya di wilayah Bontang Lestari. Pembangunan itu bakal dimulai tahun depan. “Selama 3,5 tahun ini saya ingin meletakkan pondasi. Sebelumnya sudah ada lahan tetapi tidak dibangun-bangun,” pungkasnya. (*/ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post