SANGATTA – Meskipun Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite masih terdengar awam bagi sebagian masyarakat, namun tidak sedikit yang sudah menggunakan bahan bakar jenis ini. Hal ini dilakukan tentunya dengan rasa terpaksa. Sebab, BBM jenis Premium di akhir 2016 ini atau memasuki tahun 2017 mendatang, sudah terbilang langka. Hampir setiap waktunya, SPBU tidak memberikan layanan Premium kepada masyarakat.
Tidak diketahui pasti apa penyebabnya, yang jelas, masyarakat cukup dibuat geram. “Kenapa saya menggunakan Pertalite, karena terpaksa lantaran premium gak pernah ada. Kalaupun ada, paling sehari sekali saja dan itupun pasti mengantrinya minta ampun,” ujar Muhammad Arief salah seorang warga pedalaman.
Memang katanya, sebelum beralih ke Pertalite, dirinya sempat beberapa kali menggunakan Premium yang dijual secara eceran. Tetapi hal itu cukup memberatkan. Pasalnya, selain tingginya harga dalam satu botolnya, kemurnian premium yang dijual juga perlu dipertannyakan.
“Saya takut, kalau gonta ganti Premium SPBU dan eceran, akan membuat motor saya rusak. Makanya, saya langsung putuskan menggunakan pertalit hingga saat ini. Meskipun mahal, akan lebih baik dari pada menanggung akibatnya,” katanya
Hal yang sama juga diutarakan oleh Ardana. Warga Sangatta Selatan ini juga mengaku sejak langkahnya premium, dirinya langsung memutuskan untuk beralih ke Pertalite. Sebab, tidak ada pilihan lain selain mengubah BBM premium ke Pertalite.
“Kalau tidak ada terus, mau seperti apa. Makanya, jalan satu-satunya pertalite atau pertamax,” katanya.
Awalnya, dirinya sempat gonta ganti BBM antara Premium dan Pertalite. Namun dirinya sadar, hal itu akan merusak kendaraannya. Sehingga, apapun masalahnya, dirinya tetap memutuskan untuk menggunakan Pertalite. “Awalnya ganti-ganti terus. Premium gak ada, ganti Pertalite. Pertalite kosong, kembali lagi ke Premium. Begitu seterusnya,” katanya.
Ditempat terpisah, Kepala SPBU jalan Pendidikan, Inka Efrata,mengakui jika tak sedikit masyarakat yang sudah beralih dari Premium ke Pertalite. Dirinya berdalih, hijrahnya warga lantaran Pertalite lebih irit ketimbang dengan Premium.
“Kan lebih irit pertalite. Tetapi kalau ada kabar peralihan dari Premium ke Pertalite, itu hanya hoax saja,’ katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengawasan dan Perlindungan Konsumen, Disperindag, Kutim, Sulastin, mengaku jika sampai saat ini pihaknya juga belum mendapatkan kabar langkahnya BBM jenis Premium. Setahunya, hanya adanya keterlambatan dalam pengiriman saja.
“Saya juga dengar jika akan ada peralihan premium ke pertalite. Namun kabar ini perlu ditelusuri lebih mendalam,” katanya.
Mengenai kejelasannya, dirinya mengaku belum memutuskan untuk menanyakan hal tersebut. Tetapi terkait adanya pengurangan takaran kepada konsumen, pihaknya sudah menggelar rajia ditempat yang dimaksud. “Kita sama-sama polisi sudah menemui SPBU tersebut. Mudahan saja, apa yang dimaksud tidak ada dan SPBU benar-benar memberikan haknya kepada konsumen,” harapnya. (dy)
sumber: bontang.prokal.co
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post