• Indeks Berita
  • Redaksi
  • Mitra
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
  • Pedoman Pemberitaan Ramah Anak
  • Kontak
Bontang Post | Mencerdaskan dan Menginspirasi
  • Home
  • Bontang
  • Kaltim
  • Nasional
  • Advertorial
    • Advertorial
    • Pemkot Bontang
    • DPRD Bontang
  • Ragam
    • Infografis
    • Internasional
    • Olahraga
    • Feature
    • Resep
    • Lensa
  • LIVE
No Result
View All Result
  • Home
  • Bontang
  • Kaltim
  • Nasional
  • Advertorial
    • Advertorial
    • Pemkot Bontang
    • DPRD Bontang
  • Ragam
    • Infografis
    • Internasional
    • Olahraga
    • Feature
    • Resep
    • Lensa
  • LIVE
No Result
View All Result
Bontang Post | Mencerdaskan dan Menginspirasi
No Result
View All Result
Home Feature

Profil dan Karier Ki Hadjar Dewantara: Guru Bangsa, Jurnalis, Pejuang Sunyi di Jalan Pendidikan

by Redaksi Bontang Post
2 Mei 2025, 13:00
in Feature
Reading Time: 2 mins read
0
Ki Hajar Dewantara dikenal sebagai sosok guru bangsa dan Bapak Pendidikan Nasional. (Perpusnas)

Ki Hajar Dewantara dikenal sebagai sosok guru bangsa dan Bapak Pendidikan Nasional. (Perpusnas)

Share on FacebookShare on Twitter

BONTANGPOST.ID, – Nama Ki Hadjar Dewantara tak bisa dilepaskan dari sejarah pendidikan dan kemerdekaan Indonesia.

Lahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat pada 2 Mei 1889 di Yogyakarta, ia bukan hanya dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional, tetapi juga sebagai tokoh yang meretas jalan kemerdekaan melalui jalur yang sunyi dan penuh pengorbanan: pendidikan.

Berangkat dari keluarga bangsawan Paku Alam, Soewardi sempat mengenyam pendidikan di ELS (Europeesche Lagere School) dan STOVIA, namun tidak menyelesaikannya karena alasan kesehatan (Ki Hajar Dewantara Pemikiran dan Perjuangannya: 2017).

Ia kemudian aktif di dunia jurnalistik, menulis dengan tajam di berbagai surat kabar seperti De Expres dan Oetoesan Hindia.

Tulisannya yang berjudul “Als ik eens Nederlander was” (Seandainya Aku Seorang Belanda) menjadi tonggak kritik kolonial yang mengguncang Hindia Belanda, hingga akhirnya ia diasingkan ke Belanda bersama Tjipto Mangoenkoesoemo dan Douwes Dekker—mereka dikenal sebagai Tiga Serangkai.

Baca Juga:  Rayakan Hardiknas 2018, BNI Undang 25.250 Pelajar Field Trip 

Namun, pengalaman pengasingan justru membentuk paradigma baru dalam pikirannya. Ia menyadari bahwa perjuangan lewat politik tidak cukup membawa perubahan mendasar. Ia pun kembali ke Tanah Air dengan tekad baru: membangun bangsa dari akar melalui pendidikan.

Maka lahirlah Taman Siswa pada 3 Juli 1922—sebuah sekolah bagi anak-anak bumiputra yang didirikan dengan semangat kemerdekaan dan kebudayaan nasional.

Ki Hadjar percaya bahwa pendidikan sejati adalah pendidikan yang membebaskan. “Pendidikan harus menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya,” tulisnya dalam salah satu esainya.

Ia merumuskan sistem among, yakni sistem pendidikan yang berlandaskan kasih sayang, kebebasan, dan tanggung jawab. Prinsip “Ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani” bukan sekadar semboyan, tapi filosofi hidup yang mengakar kuat dalam proses pendidikan nasional.

Baca Juga:  Hari Pendidikan Wadah Refleksi 

Bagi Ki Hadjar, sekolah bukan sekadar tempat belajar, tapi ruang peradaban. Ia menolak sistem pendidikan kolonial yang represif dan diskriminatif. “Politik tidak akan mengubah nasib bangsa, kecuali jika dibangun lewat pendidikan yang mencerdaskan dan memerdekakan,” demikian catatan M. Yamin tentang pandangan Ki Hadjar setelah kembali dari pengasingan.

Perjuangannya tak berhenti di sana. Ketika pemerintah kolonial memberlakukan Ordonansi Sekolah Liar tahun 1932, yang menghambat kegiatan pendidikan Taman Siswa, Ki Hadjar memilih perlawanan damai melalui prinsip ahimsa dan passive resistance.

Hingga akhir hayatnya, Ki Hadjar Dewantara tetap menjadi simbol perlawanan yang sunyi namun membekas dalam. Ia wafat pada 26 April 1959, dan kini dikenang tak hanya lewat gelar Pahlawan Nasional, tapi juga lewat Hari Pendidikan Nasional yang ditetapkan setiap 2 Mei, tepat pada hari kelahirannya.

Baca Juga:  Ratusan Mahasiswa Kepung Kantor Gubernur 

“Setiap orang menjadi guru, setiap rumah menjadi sekolah.” – Ki Hadjar Dewantara. (KP)

Print Friendly, PDF & Email
Tags: hari pendidikanhari pendidikan nasional
ShareTweetSendShare

Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News

Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:


Previous Post

Saparuddin Ditunjuk Jadi Plt Kepala Disdikbud Bontang, Bambang Resmi Pensiun

Next Post

DPRD Minta Dinas PUPRK Bontang Lihat Rekam Jejak Perusahaan Pemenang Tender

Related Posts

Cara SDN 001 Bontang Utara Menyiasati Pembelajaran di Tengah Pandemi
Bontang

Cara SDN 001 Bontang Utara Menyiasati Pembelajaran di Tengah Pandemi

3 Mei 2020, 14:30
Ratusan Mahasiswa Kepung Kantor Gubernur 
Kaltim

Ratusan Mahasiswa Kepung Kantor Gubernur 

3 Mei 2018, 11:30
Harapan Orang Tua di Hardiknas, Minta Pemkab Perhatikan ABK
Breaking News

Harapan Orang Tua di Hardiknas, Minta Pemkab Perhatikan ABK

3 Mei 2018, 11:01
Hari Pendidikan Wadah Refleksi 
Opini

Hari Pendidikan Wadah Refleksi 

3 Mei 2018, 11:00
Rayakan Hardiknas 2018, BNI Undang 25.250 Pelajar Field Trip 
Advertorial

Rayakan Hardiknas 2018, BNI Undang 25.250 Pelajar Field Trip 

3 Mei 2018, 00:00
Bacakan “Dongeng” di Depan 500 Anak PAUD
Advertorial

Bacakan “Dongeng” di Depan 500 Anak PAUD

3 Mei 2018, 00:00

Terpopuler

  • Aksi Pencurian Sasar Dua Sekolah di Bontang, Tiga Laptop dan Uang Kantin Ludes

    Aksi Pencurian Sasar Dua Sekolah di Bontang, Tiga Laptop dan Uang Kantin Ludes

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dendam Lama Dibayar Nyawa; Pelaku Utama Penembakan di Samarinda Mengaku Puas tapi Menyesal

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Resep Cumi Hitam, Lezat dan Memanjakan Lidah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Peristiwa Kelam pada 2021 Jadi Motif Penembakan di Depan THM Samarinda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Otak Penembakan di Depan THM Samarinda Minta Maaf ke Keluarga Korban, Akui Motif karena Dendam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Indeks Berita
  • Redaksi
  • Mitra
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
  • Pedoman Pemberitaan Ramah Anak
  • Kontak

© 2020 Bontangpost.id - Developed by Vision Web Development.

No Result
View All Result
  • Home
  • Bontang
  • Kaltim
  • Nasional
  • Advertorial
    • Advertorial
    • Pemkot Bontang
    • DPRD Bontang
  • Ragam
    • Infografis
    • Internasional
    • Olahraga
    • Feature
    • Resep
    • Lensa
  • LIVE

© 2020 Bontangpost.id - Developed by Vision Web Development.