bontangpost.id – Progres pengerjaan masjid terapung di Kelurahan Loktuan, Kecamatan Bontang Utara, baru 20 persen. Diproyeksi, finishing masjid rampung akhir 2021 ini, dan awal 2022 sudah bisa difungsikan oleh masyarakat untuk beribadah.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (PUPRK) Bontang Tavip Nugroho menjelaskan, untuk tahap finishing yang dikerjakan di antaranya pemasangan plafon, pengecatan sekujur masjid, merangkai instalasi listrik. Serta pembangunan pagar keliling masjid, dan pembangunan gerbang rasul, yang berfungsi sebagai jalan masuk menuju masjid.
“20 persen mencakup seluruh pengerjaan itu. Tahun ini hanya finishing,” ucap Tavip ketika disambangi di sela-sela kunjungan lapangan bersama Komisi III DPRD Bontang, Kamis (2/9/2021) siang.
Pengerjaan finishing masjid terapung ini bersumber dari APBD Bontang sebesar Rp 10,3 miliar. Kontraktor mesti merampungkan pengerjaan dalam tempo 150 hari, terhitung mulai 21 Juli 2021.
Untuk mengerjakan finishing masjid, kata Tavip, kontraktor melibatkan sekitar 60 pekerja. Sebagian besar adalah pekerja lokal Bontang, dan beberapa pekerja diambil khusus dari Kampung Selambai.
“Kami berharap bisa selesai sesuai jadwal,” harapnya.
Sementara untuk pengerjaan halaman parkir dan taman (landscape) masjid, belum bisa dikerjakan tahun ini lantaran keterbatasan anggaran. Tavip bilang, pihaknya bakal mengusulkan Rp 7 miliar untuk mengerjakan landscape masjid dalam pembahasan anggaran murni 2022.
Sementara itu, anggota Komisi III DPRD Bontang Faisal mengatakan, keberadaan masjid terapung ini bukan saja berfungsi sebagai rumah ibadah bagi umat muslim. Tetapi juga menjadi ikon baru Kota Bontang, yang diharapkan dapat menarik minat wisatawan.
“Bisa jadi daya tarik sendiri masjid ini bagi wisatawan,” kata Politukus NasDem itu.
Senator yang bermukim di Kampung Selambai itu berpesan, kelak bila masjid mulai difungsikan, perawatan tidak diabaikan. Jangan sampai masjid yang menelan anggaran sekitar Rp 40 miliar itu perawatannya tak dijamin.
Selain itu, ia juga menyoroti aspek keamanan masjid. Faisal menyarankan agar di sekeliling masjid dibangun semacam penghalang agar kapal-kapal yang melintas di pelabuhan tak menghantam bangunan masjid. Atau karena faktor cuaca, seperti angin kencang.
Ini berkaca pada kejadian di Selambai beberapa waktu. Di mana sebuah bagan kapal menghancurkan Pujasera Selambai lantaran dihajar angin kencang. Juga kejadian di Samarinda. Ketika kapal ponton menghantam badan Jembatan Mahakam.
“Ini akan jadi ikon kota kita. Jadi pastikan keamanannya dijaga,” tandasnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post