bontangpost.id – Infrastruktur penanganan banjir masuk dalam prioritas program Pemkot Bontang. Akan tetapi, proyek penurapan sungai Bontang justru molor dirampungkan oleh kontraktor.
Warga Gunung Elai, Tian mengeluhkan lamanya pengerjaan. Padahal seharusnya itu sudah wajib kelar pada awal tahun. “Lama sekali selesainya itu proyek. Kontraktornya harus diberi sanksi,” kata Tian.
Meski demikian, infrastruktur itu sangatlah dibutuhkan. Karena dapat membendung luapan sungai. Mengingat kawasan Gunung Elai sebelumnya menjadi salah satu area terdampak banjir.
“Saat ini sudah masuk musim penghujan. Ancaman air sungai meluap bisa terjadi sewaktu-waktu,” ucapnya.
Hingga saat ini PT Bumi Lasinrang selaku kontraktor pemenang proyek masih melakukan aktivitas di lokasi. Ditandai beberapa kendaraan berat dan hadirnya sejumlah pekerja. Bentuk penurapan sudah terlihat membentang dari Jalan Brokoli.
Kaltim Post (induk bontangpost.id) langsung menuju kantor perusahaan tersebut. Namun tidak ada satu manajemen yang berhasil ditemui. Kurun satu jam di lokasi itu. Sehingga tidak mendapatkan keterangan mengenai sisa progres pengerjaan.
“Kendaraannya ada (pimpinan perusahaan) tetapi mungkin sedang istirahat,” ujar salah satu karyawan yang enggan disebutkan namanya.
Diketahui, proyek ini bersumber dari bantuan keuangan (bankeu) Pemprov Kaltim. Pagu anggarannya Rp 18,5 miliar. Pada papan informasi, kontrak dimulai sejak 12 Juni 2020. Dengan durasi pengerjaan 187 hari. Artinya batas waktu hingga akhir Desember 2020.
Kabid Sanitasi, Air Minum dan Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (PUPRK) Karel enggan memberikan keterangan detail. Saat disinggung mengenai progres pengerjaan.
“Yang lain saja kalau soal itu. Tinggal dikit kok sisanya,” kata Karel sembari langsung mengakhiri komunikasi.
Lanjutan penurapan ini dimulai dari titik samping SDN 010 Bontang Utara. Ke arah eks belakang tempat pemberhentian PO Samarinda Lestari. Proyek dikerjakan perusahaan yang berasal dari Samarinda memenangkan proses lelang dari 46 perusahaan lainnya.
Sebelumnya anggaran proyek ini di angka Rp 40 miliar. Akan tetapi dipotong akibat penangganan Covid-19. Sisi kanan dan kiri turap pun dibuatkan jalan inspeksi.
Penanggulangan banjir sesungguhnya telah berlangsung sejak 2000 lalu. Dipaparkannya ada empat komponen yang dilakukan secara bertahap. Rinciannya, penurapan sungai Bontang kisaran telah mencapai 15 persen, pembangunan dan peningkatan drainase primer-sekunder 10 persen, normalisasi sungai 5 persen, dan optimalisasi Waduk Kanaan 5 persen. (*/ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post