BONTANG – Warga Bontang dua hari belakangan dikejutkan dengan isu virus corona. Satu warga disebut suspect corona. Hal ini pun mendapat bantahan dari RSUD Taman Hasada. Kabar tersebut dipastikan hoaks.
Kaltim Post (induk bontangpost.id) menggali lebih jauh isu tersebut. Informasi yang diterima, salah seorang warga memang ada yang dibawa ke ruang isolasi RSUD Taman Husada, Selasa (3/3/2020), sekira pukul 15.00 Wita. Diduga dia mengalami keluhan nyeri ulu hati, batuk, dan suhu tubuh tinggi mencapai 38,5 derajat celsius. Gejala ini selaras dengan virus 2019-nCoV atau biasa dikenal dengan virus corona.
Plt Dirut RSUD Taman Husada dr I Gusti Made Suhardika kepada Kaltim Post mengatakan pasien itu langsung ditangani oleh dokter spesialis paru. Tim penanganan corona sendiri telah dibentuk manajemen rumah sakit. “Kami sudah siap. Pasti penanganannya sesuai dengan Standar Operasional Prosedur,” kata dr Gusti.
Ia menyebut status pasien rujukan. Dia dijemput oleh tim penanganan langsung diarahkan ke ruang isolasi. “Gejala ini dirasakan pasien sejak lima hari lalu,” ucapnya.
Sementara, dokter spesialis paru RSUD Taman Husada dr Dian Ariani Tarigan menyebut saat ini pasien belum bisa dikatakan suspect. Mengingat pasien menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Bentuknya dengan foto rontgen dan pemeriksaan laboratorium. “Kami masih pantau dulu. Kalau sudah ada hasil labnya baru bisa diketahui suspect atau tidak,” kata Dian.
Penempatan di ruang isolasi diakibatkan gejala yang dialami pasien menyerupai dengan virus corona. Supaya penanganannya lebih intensif sembari menunggu hasil laboratorium, maka pihak rumah sakit memutuskan untuk ditempatkan di ruang itu.
Dian menyebut pasien sempat melakukan perjalanan ke luar negeri. Tetapi ketika keluhan ini diderita, telah melampui masa inkubasi. Berdasarkan data akun sosial media pasien, perjalanan itu dilakukan pada awal Februari lalu. “Saat ini suhu tubuhnya sudah 37 derajat. Hanya karena negara tujuan juga dinaikkan statusnya sama seperti Tiongkok oleh WHO, jadi dirawat untuk menghindari hal yang tidak diinginkan,” ucapnya.
Meski belum diketahui apakah status pasien dalam pengawasan, tenaga medis pun memakai alat pelindung diri ketika memeriksa pasien. Hal ini sebagai bentuk antisipasi dini. Setelah menjalani serangkaian pemeriksaan, pihak rumah sakit memutuskan pasien diperbolehkan pulang sekira pukul 17.20 Wita.
Wakil Dirut Pelayanan RSUD Taman Husada drg Toetoek Pribadi Ekowati membantah jika pasien itu didiagnosa terkena virus corona. Pendeteksian corona pun dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut. Meliputi pemeriksaan swap (dahak). Hasil laboratorium pun membutuhkan waktu dua pekan. Mengingat sampel dikirimkan ke Jakarta.
“Jadi kalau datang dengan gejala yang sama, mentang-mentang lagi musim, tidak tentu corona. Kabar seperti itu menimbulkan kepanikan warga,” kata Toetoek.
Menurutnya, beberapa penyakit ditangani di ruang isolasi. Di antaranya pasien penyakit paru-paru, TBC, dan HIV. Ini merupakan langkah kewaspadaan rumah sakit. Toetoek pun menuturkan belum ada laporan dari penyakit berbahaya. Ia pun enggan memberikan hasil laboratorium pasien tersebut kepada awak media.
“Intinya ada infeksi karena ada demam dan batuk. Rincinya tidak bisa karena itu sama dengan membuka rahasia pasien,” pungkasnya. (*/ak/kpg)
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Saksikan video menarik berikut ini:
Komentar Anda