SAMARINDA – Sekretaris Provinsi (Sekprov) Kaltim Rusmadi optimis pembangunan runway Bandara Internasional Aji Pangeran Temenggung (APT) Pranoto Samarinda selesai Januari 2018. Pasalnya, sampai Desember ini runway sudah terbangun sepanjang 2.250 meter, dan kini hanya tersisa 660 meter yang belum dibangun.
Optimisme Ketua Ikapakarti Kaltim tersebut tentu bukan tanpa alasan. Sebab, Senin (18/12) kemarin, Rusmadi meninjau langsung progres pembangunan bandara yang berlokasi di Kecamatan Sungai Pinang tersebut.
Rusmadi menjelaskan, sesuai skema pembangunan, bandara APT Pranoto memiliki runway sepanjang 2.370 meter, itu sudah termasuk stopway seluas 60×2 meter atau seluas 120 meter.
“Kalau melihat progres pembangunan saat ini, insya Allah, runway bandara sudah bisa rampung dibangun akhir Januari 2018. Kan yang tersisa sekarang tinggal 660 meter saja lagi,” kata dia.
Setelah runway bandara rampung, sambung dia, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim akan memproses manajemen administrasi ke Dirjen Perhubungan Udara, agar pemindahan Bandara Temindung ke Bandara APT Pranoto Samarinda bisa cepat dilakukan.
“Sekarang kita berharap semoga cuaca mendukung. Agar target pembangunan bandara bisa selesai tepat waktu. Kalau dari kami pemprov maupun pihak kontraktor pelaksana, saya kira sudah berusaha semaksimal mungkin,” ujarnya.
Pria yang karib disapa Cak Rus ini meminta, agar pihak Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) rutin melaporkan perkembangan pembangunan bandara APT Pranoto. Bila ada kendala, pemerintah bisa segera mencarikan solusinya.
“Saya minta agar PPTK rutin melaporkan progres pembangunan fisik bandara. Saya ingin masyarakat bisa mengetahui bagaimana perkembangangan dari pembangunan proyek ini,” serunya.
Sebelumnya, Rusmadi menerangkan, pembangunan bandara yang juga dikenal dengan nama Bandara Samarinda Baru (BSB) ini, akan dioperasikan oleh Kementrian Perhubungan (Kemenhub).
Namun begitu, Pemprov Kaltim juga sudah mengadakan pembicaraan dengan PT Angkasa Pura I, operator yang juga mengelola bandara di Balikpapan. Menurut dia, PT Angkasa Pura I bisa memegang kendali operasi di kedua bandara.
Selain itu, pembangunan bandara di Samarinda untuk memudahkan masyarakat Samarinda dan sekitarnya. Pemprov menyadari bahwa bandara di Samarinda adalah titik penting dalam konsep jembatan udara Kaltim.
Pasalnya, sejak Gubernur Awang Faroek Ishak menjabat pada 2008, pentingnya jembatan udara terus-menerus menjadi prioritas. Kaltim begitu luas. Tidak semua daerah bisa dijangkau akses darat maupun sungai.
Itu sebabnya, pemprov konsisten memperpanjang landasan pacu di berbagai daerah pedalaman seperti Bandara Datah Dawai di Mahulu. Termasuk dua bandara yang sekarang bagian Kaltara, yakni Bandara Long Ampung di Malinau dan Bandara Long Bawan di Nunukan.
Jembatan udara di Kaltim semakin lengkap dengan kehadiran Bandara Kalimarau di Berau. Serta bandara di kawasan wisata Pulau Maratua yang rampung dibangun Pemprov Kaltim.
“Bandara APT Pranoto adalah bagian penting dari gerakan transformasi ekonomi. Perubahan fondasi ekonomi Kaltim itu adalah bagian utama dari visi dan misi gubernur. Sehingga penting untuk dibangun,” katanya. (drh)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: