BONTANG – Hunian rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) di Kelurahan Api-api yang semestinya sudah bisa ditempati pada bulan Mei lalu belum dapat dinikmati warga. Pemkot belum menentukan besaran tarif sewa di hunian berlantai lima tersebut, lantaran harus menunggu dihibahkan presiden RI Joko Widodo.
Sekretaris Dinas Permukiman, Kawasan Perumahan, dan Pertanahan (DPKPP) Bontang Maksi Dwiyanto mengatakan, masih berupaya agar rusunawa segera dihibahkan ke Pemkot. Agar bisa secepatnya dibuat aturan mengenai besaran tarif sewa.
“Kami tidak bisa menyusun tarif jika belum dihibahkan. Karena nilainya di atas Rp 10 miliar, maka harus presiden yang memberi hibah. Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) juga membantu mempermudah agar bisa segera dihibahkan,” terangnya.
Jika tetap dipaksakan segera ditinggali, katanya, maka Pemkot menyalahi aturan dan bisa tersangkut pidana. “Itu yang kami hindari,” ungkapnya.
Nantinya, tarif sewa bergantung dari letak hunian. Lantai dasar rencana dikenakan biaya sebesar Rp 250 ribu. Besarannya berkurang jika naik ke lantai berikutnya. “Ada pengelola tersendiri yang akan kami bentuk,” katanya
Tarif Rp 250 ribu per bulan, sejalan dengan keinginan Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni, yang menghendaki tarif termurah bagi rusun perdana Kota Bontang tersebut, sebagai upaya Pemkot dalam meringankan beban ekonomi warga.
Pengkajian tarif tersebut pun sudah ditangani Tim Kelompok Kerja (Pokja) yang bertugas merumuskan kriteria penghuni Rusun. Sambil menunggu proses serah terima dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
“Tarif Rp 250 ribu ini sesuai harapan Wali Kota Bontang. Karena ibu bilang, kalau bisa dengan harga segitu, ya coba dikaji dulu dengan harga itu. Tapi bila ada kekurangan, pemerintah bisa memberikan subsidi dulu,” jelasnya.
Dalam pengkajian tarif tersebut, tim teknis akan mempertimbangkan sejumlah indikator. Misalnya, apakah tarif tersebut akan bisa mencukupi untuk biaya pengelolaan Rusunawa yang nantinya akan ditangani Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD).
Dan ketika benar diterapkan, ia menilai, Rusunawa Api-api, menjadi hunian dengan tarif termurah di Indonesia. “Di Balikpapan saja, harga sewa Rusunawa lebih tinggi. Mulai dari Rp 350 ribu hingga Rp 380 ribu per bulan,” tuturnya.
Sementara itu, untuk rusunawa di Kelurahan Guntung, Maksi mengungkapkan akhir tahun bangunan itu harus rampung. Proyek yang menggunakan dana APBN itu ditargetkan bisa ditempati pada 2018.
“Saat ini masih dalam tahap pengerjaan. Tarif sewa nantinya tidak jauh berbeda dengan rusunawa di Api-Api,” pungkasnya. (*/nug)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post