Setiap zaman terus mengalami perubahan, saat ini kita berada di abad 21 yang disebut abad Milenium dimana semua alat-alat serba canggih. Hal ini memberi efek positif yakni mempermudah/mempercepat segala aktifitas kita, tetapi disisi lain bisa memberikan efek negatif, yang berakibat pada jauhnya anak-anak dari agama dan jati diri mereka sebagai seorang muslim pun tidak tampak. Sehingga diperlukan metode khusus mendidik generasi Islam abad 21 yang penuh tantangan. Baik tantangan bertahan hidup, tantangan dalam interaksi pergaulan, tantangan dalam menuntut ilmu, serta tantangan-tantangan yang lainnya.
Dengan perubahan zaman ini tentu berdampak juga pada perubahan cara mendidik dan berkomunikasi orangtua dengan anak, inilah yang menjadi tantangan atau PR besar orang tua dalam mendidik anak untuk mempersiapkan mereka mengahadapi zamannya, seperti yang dikatakan Ali bin Abi Thalib ”Didiklah anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka bukan hidup dizamanmu” sehingga orang tua perlu belajar terus menerus dan mengetahui perkembangan zaman ke zaman.
Karena orangtua terutama ibu merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak, tentu harus mengetahui metode-metode dalam mendidik anak. Karena anak merupakan aset masa depan, mereka adalah generasi cemerlang calon pemimpin dan akan menjadi pengukir peradaban Islam, sehingga orangtua harus menyadari pentingnya melahirkan generasi cemerlang ini, sehingga mereka bisa menjadi generasi unggul seperti para ilmuwan islam, para mujahid dan mujtahid. Sebagaimana yang disebutkan dalam al-Quran bahwa umat Islam adalah Khairu ummah (Ummat terbaik)
“kamu sekalian adalah sebaik-baiknya umat yang dilahirkan untuk manusia, yang menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar serta beriman kepada Allah” (TQS. Al-Imron: 110)
Sebagai ummatan wasshatan (umat adil dan pilihan), “Demikian pula kami telah menjadikan kalian (umat Islam) umat yang adil dan pilihan agar kalian menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rosul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kalian” (TQS. Al-Baqarah:143)
karena itu penting bagi orangtua untuk menanamkan modal berfikir kritis bagi anak yaitu diawali dengan penanaman akidah Islam yang mampu menuntun mereka membedakan haq dan bathil, dimana Islam mengajarkan berfikir mendalam atas setiap persoalan karna berfikir kritis adalah menguji setiap hal yang dihadapi, termasuk didalamnya mengenai fakta permasalahan, informasi/sumber berita, dan pemikiran/solusi agar bisa dibuktikan kebenarannya dengan standar Islam, tidak boleh taklid dan sekedar mengikuti pendapat sebagian orang dan banyak faktor yang akan menjauhkan mereka dari agamanya, seperti sekarang dikampanyekan paham liberal yang identik dengan materialistik yang mengagung-agungkan kebebasan mutlak, yaitu bebas berakidah (keluar masuk agama), bebas berperilaku dimana wanita bisa bebas mengumbar aurat seenaknya alhasil maraknya pencabulan dan pemerkosaan.
sehingga bagaimana mungkin lahir sikap hormat terhadap wanita?, dan tidak ada jaminan perlindungan terhadap anak ketika mereka berada di tengah masyarakat, atau pendapat lain tentang evolusi materi menganggap peran Tuhan tidak ada karena semua benda di alam adalah hasil evolusi materi termasuk manusia yang berevolusi dari kera, sebagai contoh, mana mungkin sebuah batu bisa berevolusi menjadi rumah tanpa ada tangan-tangan manusia yang mengerjakan?.
Teori-teori konyol ini jangan sampai membuat manusia menjadi bodoh dan menafikkan keberadaan Allah yang tak bisa dilihat mata Zat Nya, keberadaan Allah nyata dari ciptaan-ciptaan Nya. Untuk itu menanamkan anak-anak dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Subhanahu Wata’alaa sangatlah penting. Yaitu menghadapi berbagai persoalan-persoalan dengan berfikir ktritis, menjadikan halal dan haram sebagai tolak ukur dalam perbuatan, meraih ridho Allah Subhanahu Wata’alaa sebagai tujuan hidupnya, sehingga anak-anak menjadi generasi cemerlang serta mempunyai kepribadian Islam yang utuh dan mampu menghadapi segala tantangan abad 21 ini. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post