SANGATTA – Sudah tiga hari ini, tempe dan tahu mulai langka di pasaran. Hanya segelintir pedagang saja yang menjajakan tempe dan tahu. Itupun, stoknya terbatas. Tidak diketahui pasti berkurangnya makanan yang terbuat dari kedelai tersebut. Yang jelas, imbasnya cukup membuat masyarakat kesulitan untuk membeli.
“Saya kesulitan untuk medapatkan tempe dan tahu. Kalaupun ada, terbatas sekali. Karena jarang yang jual. Hanya segelintir pedagang saja yang jual,” ujar Linda pengunjung Pasar Induk.
Sementara itu, Sulistia, yang kesehariannya berdagang tempe, tahu dan sayuran tersebut mengaku tidak mengetahu pasti berkurangnya stok tempe dan tahu. Namun dari kabar yang didapatkannya, karena saat ini masih momen tahun baru. Sehingga, produsen tidak memproduksi tempe dan tahu. Kalaupun ada, hanya segelintir produsen saja. “Setahu saya dari yang antar, karena gak ada yang bikin. Jadi kalau ada, sangat terbatas. Makanya saya gak jualan tempe sama tahu,” katanya.
Hal ini dibenarkan oleh salah seorang produsen tahun dan tempe di Jalan Pinang. Dianto, menuturkan, sebelum hari H tahun baru, dirinya sudah menghentikan proses produksi tahu dan tempe. Produksi baru dimulai pada hari ini Selasa (3/1). Itupun baru bisa dipasarkan siang nanti. Sebab, pihaknya baru memulai produksi pada pagi. “Kita libur. Makanya enggak ada di pasaran,” kata Dianto.
Hari ini, pihaknya memproduksi tempe hanya 70 kilo saja. Sedangkan tahu, masih normal yakni 100 kilo. Biasanya, paling maksimal masing-masing 100 kilo untuk tempe dan tahu. Hal ini, semua tergantung dari permintaan konsumen. “Bisa juga karena kami paling banyak memberikan pelayanan kepada perusahaan dan koperasi saja. Sedangkan untuk dipasarkan kemasyarakat, hanya sisanya saja. Jadi ini mungkin salah satu sebab berkurangnya tempe dan tahu,” katanya.
Dirinya menuturkan, mulai hari ini produksi tahu dan tempe akan kembali normal seperti biasa. Kecuali, ada perayaan besar lainnya. Yang menjadi kendala lainnya, ialah masalah harga kedelai mengalami kenaikan dari biasanya. Sebelum tahun baru, harga kedelai hanya Rp7.500 perkilo, namun kini naik menjadi Rp7.800 perkilo.”Mudahan saja menjadi normal kembali. Sehingga tidak membebankan kami,”harapnya. (dy)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post