BONTANG – Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan, dan Pertanian (DKP3) Bontang memastikan tidak ada telur infertil beredar di Bontang. Hal ini setelah organisasi perangkat daerah (OPD) yang dipimpin Plt Aji Erlynawati ini melakukan survei di empat titik.
Tim Kesehatan Masyarakat Veteriner DKP3 Bontang, drh Indra Nur Rahman menerangkan, telah melakukan survei pada Selasa (19/5/2020) lalu. Pemantauan dilakukan di beberapa titik, mulai dari Pasar Rawa Indah dan Pasar Citra Mas Loktuan .
Mereka meninjau pedagang yang khusus menjual telur lokal Kalimantan. Mengingat jika ada yang menjual telur infertil dari luar daerah Kalimantan, harganya tidak masuk akal dan jaraknya juga jauh, sehingga membutuhkan waktu pengiriman yang cukup lama. Sedangkan telur yang biasa disebut hatched egg (HE) ini, jangka waktu bertahannya lebih singkat dibandingkan telur biasanya atau lebih cepat busuk.
“Di Bontang ini yang ambil lokalan tidak banyak, paling sekitar 5 persen. Kita tanyakan bahkan kita beli, dipecahkan, baru dilihat tidak ada,” ungkapnya saat ditemui kala monitoring harga di Pasar Rawa Indah, Rabu (21/5/2020).
Dia menjelaskan, untuk dikonsumsi, telur ini aman saja selama tidak busuk. Tetapi tidak boleh diperjualbelikan. Itu sesuai Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 32 Tahun 2017 tentang Penyediaan, Peredaran dan Pengawasan Ayam Ras dan Telur Konsumsi.
Dalam Bab III pasal 13 disebutkan, pelaku usaha integrasi, pembibit grand parent stock (GPS), pembibit parent stock (PS), pelaku usaha mandiri, dan koperasi dilarang memperjualbelikan telur tertunas dan infertil sebagai telur konsumsi. Sementara sanksi yang akan diterima bagi pelaku yang menjual yakni pencabutan izin usaha.
“Karena dia kalau dijual merusak harga, penempatannya memang bukan untuk dijual,” ucapnya.
Sementara jika dilihat secara bentuk, telur tersebut berwarna lebih pucat mirip telur ayam kampung. Namun ukurannya seperti ayam ras. Bila dipecahkan, kadang terdapat bercak darah di kuning telur. Selain itu, bila dibandingkan telur ayam ras, relatif lebih cepat rusak sehingga kurang direkomendasi untuk dikonsumsi.
Terpisah, Kasi Kesehatan Masyarakat Veteriner DKP3 Bontang, Sri Muryati mengatakan hingga kini, Bontang dianggap masih aman dari telur infertil setelah melakukan survei.
“Kemarin kami monitoring terkait ini, sejauh ini masih aman,” ucapnya.
Pedagang telur di Bontang kebanyakan mengambil telur dari daerah Sulawesi dan Surabaya. Maka pihaknya hanya menyasar telur yang dari lokal Kaltim. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post