BONTANG – Rencana Penyusunan dokumen Kontijensi Kegawatdaruratan Kesehatan Masyarakat (KKM) telah dibuka oleh Kepala Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Diskes-KB) Bontang. Untuk wilayah Bontang, dipilihkan penyakit Mers-CoV.
Plt Diskes-KB Bontang Bahauddin mengatakan, tujuan dari dilaksanakannya acara Penyusunan Dokumen Kebijakan dan Rencana Kontigensi Penanggulangan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat ialah karena ada beberapa KKM.
“Namun yang kami pilih saat ini penyakit Mers-CoV yang mirip dengan penyakit Sars yang menyerang saluran pernafasan, ini sangat berbahaya dan mematikan, “ jelas Bahauddin di Hotel Bintang Sintuk, Rabu (11/4) kemarin.
Kata dia, penyakit Mers-CoV ini ditemukan di Timur Tengah yang disebabkan oleh unta dan kelelawar. Unta dan kelelawar tersebut awalnya terinfeksi dan kontak dengan manusia, sehingga penyakit dari kedua binatang tersebut menular. Sampai saat ini, kasus penyakit Mers-CoV tidak ditemukan di Bontang. Namun demikian, penyakit ini menyebar melalui udara. Sehingga kotoran kelelawar yang kering, jika bertebaran oleh angin dan terhirup oleh manusia maka bisa terinfeksi.
“Berhubung di Bontang ada 3 titik masuk di pelabuhan, makanya kami harus melakukan upaya pencegahan,” ujarnya.
Mengingat efek globalisasi, dikatakan Bahauddin akan membuat mobilitas orang di seluruh dunia semakin tinggi. Tidak menutup kemungkinan, ada seseorang yang terinfeksi dan masuk di Bontang melalui 3 titik tadi itu.
“Makanya perlu kami siapkan dokumen kontigensi KKM, agar jika nanti terdapat pasien yang masuk, kami sudah bisa eksekusi penanganannya seperti apa,” ujarnya.
Oleh karena itu, jika dokumen kontigensi ini sudah tersusun, Bahauddin mengatakan akan membuat Perwali-nya. Sehingga di setiap pelabuhan juga memiliki Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), mereka tentu akan mendeteksi itu dan terlibat dalam penyusunan dokumen tersebut. Hal itu membuat mereka mengerti tugasnya apa.
“Makanya tujuan dari acara ini untuk menentukan siapa bekerja apa, sehingga nanti yang pertama kontak maka akan dideteksi,” terang dia.
Bahauddin mengharapkan, bisa tersusun dokumen tersebut agar ada pegangan mereka untuk mengimplementasikan apa yang sudah disusun.
“Karena jika tidak ada dokumen ini koordinasi kami nanti kacau, kalau sudah ada, maka bisa diketahui siapa mengerjakan apa termasuk alur-alurnya,” tukasnya.
Kegiatan tersebut berlangsung selama 2 hari dengan diisi oleh pemateri dari Jakarta yakni Suhesti Dumbela dan Edi Prianto.(mga)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: