GUYS, kalian tentu sudah tak asing dengan lambang palang berwarna merah, kan. Selain sering dijumpai di rumah sakit, lambang tersebut juga merupakan logo dari Palang Merah Indonesia (PMI). Jika di sekolah, kalian mengenalnya dengan Palang Merah Remaja (PMR). Ya, PMR merupakan organisasi binaan PMI yang berpusat di sekolah maupun kelompok masyarakat dengan tujuan membangun dan mengembangkan karakter kepalangmerahan, agar siap menjadi relawan PMI pada masa depan.
Rata-rata, sekolah di Indonesia telah menerapkan PMR ini sebagai ekstrakurikuler (ekskul), termasuk di Bontang. Khususnya di SMAN 2 (Smanda), sekolah yang beralamat Jalan HM Ardans Bontang Selatan ini telah menerapkan ekskul PMR sejak dulu. Bahkan sampai sekarang ekskul tersebut masih aktif. Hebat,ya!
Beberapa anggota PMR Smanda mengatakan, PMR itu bukan hanya sebuah organisasi, tetapi di dalam PMR dapat melatih mental diri sendiri. Seperti berani tampil di depan umum, mengeksplorasi diri, d iantaranya mendapat pengalaman maupun teman baru, belajar sopan santun, saling peduli, serta mengemban tugas dengan baik. Bahkan Pembina PMR Smanda mengatakan, PMR Wira Smanda sudah membentuk karakter yang baik dari diri masing masing.
“PMR Smanda itu sudah terbentuk karakternya masing masing, sehingga mereka tidak perlu disuruh sudah bergerak sendiri,” ujar Pembina PMR Smanda, Chriesmurti. Selain itu, dia juga menegaskan jika anggota PMR punya jiwa saling tolong menolong, sikap kreatif, dan lebih bisa diandalkan.
Tak hanya itu, ketua sekaligus wakil Ketua PMR Smanda mengatakan, PMR di Smanda itu disiplin, dan guru-guru di Smanda juga mendukung dengan adanya kegiatan PMR, memiliki anggota yang kompak dan solid, serta tidak mementingkan senioritas. So, adik kelas maupun kakak kelas sama saja. Tidak ada perbedaan sehingga membentuk kesatuan atau kekeluargaan dalam PMR Smanda. Thumb up!
Guys, sebuah kesuksesan tak akan ada tanpa sebuah proses. Para anggota PMR Wira Smanda yang bertanggung jawab, disiplin, serta bertoleransi tersebut juga pernah mengalami rasa malu, loh! Contohnya saja ketika mereka baru pertama kali masuk anggota PMR. Rata-rata mereka masih malu-malu untuk berhadapan di depan umum. Namun, berbeda dengan Qatrin Nur Faizzah. Salah satu anggota PMR ini justru merasa biasa saja. Bahkan saat itu ia tak tahu apa-apa pasal PMR.
“Waktu aku pertama kali masuk PMR sih biasa aja, cuman disitu aku masih gak tau apa-apa, gak kenal sama yang lainnya..” ujarnya.
Mereka juga tampak tak mau kalah dengan teman-temannya yang sudah menguasai tentang PMR. Daru Kartiko Aji mengatakan, ia termotivasi dengan temannya sehingga ia pun tak mau menyerah sebelum mempelajari ilmu dari PMR. Dukungan dari orang tuanya juga membuatnya semakin bersemangat untuk melakukan kegiatan ini. Namun, bagi Kholifatur Fitriyah, yang pertama adalah motivasi dari diri sendiri. Karena dari diri sendiri itulah, ia belajar bersosialisasi dengan sesama, serta belajar berkepimpinan.
Hanya sampai disini? Tentu tidak! Lantaran semua SMA yang menerapkan sistem full day, tentu saja berpengaruh dengan jadwal latihan PMR serta jam belajar. Sehingga harus pandai mengatur waktu. Namun para anggota PMR ini sama sekali tidak terganggu dengan jam belajar mereka, loh! Tangguh banget, ya!
Mereka mengatakan, latihan PMR selalu dilaksanakan di luar jam sekolah, dan jika ada latihan di luar jadwal PMR pada biasanya, mereka membuat kesepakatan pada anggota yang lain sehingga tidak mengganggu jam belajarnya.
“Kami selalu membuat kesepakatan dulu kalau misalnya mau latihan, jadi tak ada masalah,” ujar Kholif, ketua PMR Wira Smanda. Begitu juga dengan Chriesmurti, menghadiri jadwal di PMR adalah kewajiban seorang pembimbing.
Lagi-lagi berbeda dengan Qatrin. Siswi jurusan IPA ini justru terganggu dengan jam belajarnya. Misalnya jam untuk mengerjakan tugas harus terpaksa diambil untuk latihan, pulang sekolah langsung pergi latihan, dan PR terpaksa dikerjakan di sekolah.
“Capek, habis pulang sekolah langsung latihan, terus kalo ada pr harus kerjain dari jauh-jauh hari, gitu juga ulangan, harus belajar jauh-jauh hari,” ucapnya.
Para anggota PMR ini juga memberikan harapan untuk mengembangkan PMR Wira Smanda. Daru menegaskan, semua dimulai dari kesadaraan masing-masing anggota, banyak mengadakan event-event yang menarik di dalam maupun di luar sekolah dengan mengundang sekolah lain. Peran anggota juga sangat penting dalam mengembangkan PMR Wira Smanda ini, salah satunya kekompakan, solid, serta toleransi anggota terus dijaga. Keep spirit, guys!
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: