FILM Pengkhianatan G30S/PKI yang ditayangkan Sabtu (30/9) kemarin nyatanya tidak diputar secara utuh. Dengan alasan durasi yang panjang, Korem 091/Aji Surya Natakesuma (ASN) melakukan pemotongan beberapa adegan dalam film tersebut. Meski begitu, pemotongan yang dilakukan disebut tidak mengurangi esensi film sebagai pengingat sejarah kekejamah PKI.
“Pertimbangan kami hanya masalah waktu. Film ini kan durasi aslinya mencapai 3 jam lebih 20 menit. Kalau itu semuanya ditayangkan, dari mulai mulai sekitar pukul 11,00 Wita, selesainya pukul 14.30 Wita nanti (kemarin, Red.),” jelas Pangdam VI/Mulawarman Mayjen TNI Sonhadji yang hadir dalam kegiatan ini.
Mayoritas peserta nobar yang terdiri dari pelajar juga menjadi pertimbangan pemotongan durasi film ini. Agar anak-anak tidak kelelahan dalam menyaksikannya. Pengurangan durasinya sendiri dilakukan pada adegan-adegan yang memiliki kesamaan dengan adegan yang lainnya. Misalnya adegan penculikan.
“Adegan penculikan yang hari ini ditayangkan hanya satu, harusnya kan tujuh atau enam. Nah hal-hal yang sama tersebut dikurangi sehingga menghemat waktu,” tambahnya. Makanya dia menegaskan pengurangan durasi tidak berpengaruh pada esensi cerita.
Menurut Sonhadji, masyarakat khususnya generasi muda harus tahu sejarah bahwa peristiwa G30S/PKI pernah terjadi. Karena sangat mungkin mereka yang lahir di tahun 90-an ke atas, atau saat sekolah tidak mendapat pelajaran sejarah, tidak tahu sema sekali tentang peristiwa kelam ini. Termasuk dari prajurit TNI sendiri, mungkin ada yang belum mengetahuinya.
“Maka tadi saya sampaikan bahwa sebetulnya instruksi tentang pemutaran G30S/PKI ini untuk markas, untuk prajurit dan PNS yang ada di kesatuan. Ternyata masyarakat meminta. Apa boleh buat, kami fasilitasi,” beber Sonhadji.
Dia bersyukur melihat antusias masyarakat, terutama pelajar dan mahasiswa untuk menyaksikan film ini begitu tinggi. Ini terbukti dari permintaan pemutaran film di berbagai tempat. Baik yang disampaikan ke Kodim, Korem, maupun ke Kodam. Bahkan, ada juga permintaan nobar yang digelar di lingkungan pasar.
“Para pedagang pasar juga minta diputarkan film ini. Artinya masyarakat sebenarnya haus, ingin tahu sejarah seperti apa. Jadi ya kami layani. Dan hari ini Alhamdulillah animonya banyak, sampai penuh, sampai akhir tidak ada yang beranjak, mungkin juga karena ada doorprize sepeda motor,” ujarnya berkelakar.
Namun dia menyayangkan kegiatan nobar ini tidak dihadiri perwakilan pelajar SD dan SMP. Padahal menurut Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak, tidak masalah bagi para pelajar untuk menyaksikan film ini. “Mungkin untuk SD dan SMP ada edaran dari kementerian, sehingga mereka tidak datang. Tapi secara keseluruhan ramai, semuanya antusias,” pungkas Sonhadji. (luk)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: