bontangpost.id – Belum lama ini media sosial kembali diramaikan dengan video seekor orangutan melintasi jalanan aspal. Belakangan diketahui lokasi kejadian berada di Simpang Perdau, lima kilometer menuju arah Muara Wahau, Kabupaten Kutim. Sementara video diunggah pada 29 Januari, oleh pemilik akun twitter @EsTeh_28.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim Ivan Yusfi Noor, mengatakan, berdasar video, orangutan yang melintas diidentifikasi sebagai orangutan jantan dewasa yang sehat.
Ia menambahkan, pergerakan orangutan di sepanjang kawasan tersebut merupakan hal yang lazim. Setidaknya sejak 2003 silam. Sebab, di kawasan tersebut, memang jadi kawasan dengan konsentrasi orangutan cukup tinggi, diperkirakan mencapai 500an ekor.
Padahal, kata Ivan, di kawasan tersebut terdapat sejumlah konsensi tambang maupun perkebunan. Namun ada juga hutan sekunder di sekitar areal konsesi yang jadi habitat orangutan.
“Kawasan tempat orangutan melintas tersebut merupakan konsensi PT Kaltim Prima Coal (KPC). Di sekitar konsesi memang ada kawasan hutan sekunder yang jadi habitat orangutan,” katanya.
Fenomena orangutan menyeberangi jalan, kata Ivan, merupakan hal yang normal belakangan. Sebab, habitat orangutan tersebut terbelah jalan.
“Kalau melihat video yang viral, orangutan itu memang hanya melintas ke bagian hutan di seberang jalan. Biasanya mereka mencari makan,” terang Ivan.
Lokasi tempat orangutan menyeberang jalan, lanjut Ivan, merupakan kawasan yang dikenal dengan sebutan, Segitiga Tepian Langsat, Sangatta-Bengalon. Wilayah ini merupakan pusat konsentrasi orangutan di Kaltim.
Adapun dalam video itu juga nampak pengendara mobil melambat dan memberikan makanan kepada orang utan.
Menurut Ivan, perilaku pengendara yang memberi makan orangutan tidak dibenarkan. Sebab, dari rekaman video, orangutan tersebut diyakini dalam kondisi sehat. Apa yang dilakukan satwa tersebut, kata Ivan, merupakan aktivitas normal harian.
“Mungkin pengendara kasihan, tapi dengan memberikan makanan kami khawatir nantinya aka nada perubahan perilaku. Orangutan menganggap lebih mudah mencari makan di jalanan,” kata Ivan.
AKAN SIAPKAN KORIDOR
Ivan menambahkan, di sekitar lokasi orangutan melintas, terdapat sejumlah hutan sekunder yang jadi habitat orangutan. Sayang, luasannya terputus (fragmentasi), baik oleh jalanan, tambang maupun areal perkebunan.
BKSDA Kaltim, kata dia, tengah memikirkan upaya agar areal yang terfregmentasi tersebut dapat terhubung. Sehingga orangutan dapat berpindah dengan lebih leluasa.
“Kami menyebutnya koridor. Fungsinya ketika orangutan kekurangan ruang atau makanan, mereka bisa bergerak lewat koridor tersebut,” ungkap Ivan.
Sejauh ini, BKSDA Kaltim masih akan melihat sebaran hutan yang tersisa. Apakah memungkinkan untuk disambungkan. Pola hutannya, kata Ivan, juga akan dipetakan oleh tim BKSDA. (hul)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post