SANGATTA – Bagi masyarakat Kutim yang doyan mengkonsumsi daging, baik kiranya lebih meningkatkan kewaspadaan. Juga disarankan, untuk menghindari hewan terlebih sapi yang sedang mengalami sakit. Pasalnya, dalam daging yang tidak sehat, mengandung penyakit mematikan yakni antraks. Isu penyakit ini sontak heboh dipelbagai daerah di awal tahun ini.
Penyakit Antraks atau anthrax adalah, penyakit menular akut yang disebabkan bakteria Bacillus anthracis dan sangat mematikan dalam bentuknya yang paling ganas. Antraks dapat memasuki tubuh manusia melalui usus kecil, paru-paru (dihirup), atau kulit (melalui luka). Antraks terbagi menjadi tiga, yakni antraks kulit, saluran pencernaan dan paru-paru.
Meskipun begitu, Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kutim mengaku, di Kutim belum dijumpai penyakit yang demikian tersebut. Bahkan dirinya memastikan,semua daging sapi yang didistribusikan dijamin kesehatannya. Asal, sapi tersebut bersumber dari Rumah Pemotongan Hewan (RPH).
Karena sapi yang dipotong di RPH langsung didatangkan dari karantina Balikpapan. Sehingga, kesehatannya bisa terjaga dan dipertanggungjawabkan. Bahkan sampai di Kutim, kesehatan dan makanan sapi selalu dijaga. “Jadi kami pastikan aman. Dan sampai saat ini, tidak ada warga yang mengeluh dari hasil sapi yang kami siapkan,” katanya.
Untuk sapi yang tidak dipotong di RPH, dirinya meminta agar selalu melakukan kordinasi dengan Distanak Kutim . Sehingga, pihaknya bisa melakukan kontrol sebelum sapi tersebut dipotong dan disebar ke pasar. Ini semua bertujuan untuk memastikan sapi yang dipotong benar-benar sehat dan bebas dari penyakit.
“Sebenarnya kami sudah beberapa kali melakukan pertemuan dengan pengusaha sapi untuk membicarakan masalah ini (pemotongan sapi, red). Kami minta mereka potong di RPH. Jika tidak, setiap kali akan melakukan pemotongan, berikan info ke kami. Jadi kami bisa lihat kesehatan sapi. Kalau tidak sehat, maka disehatkan dulu. Jangan sampai, sapi sakit dipotong juga,” katanya.
Karena jika terbukti memotong sapi yang sakit dan dagingnya diperjualbelikan, maka siap-siap sanksi pidana menanti. Karena hal tersebut masuk dalam penipuan dan membahayakan diri sendiri dan tentunya masyarakat banyak.
“Kami harap jangan potong sapi sakit apalagi sudah mati. Karena itu tidak dibenarkan. Dagingnya tidak layak konsumsi. Jadi kalau mau potong, sekali lagi koordinasi ke kita. Jadi kita bisa pastikan, sapi tersebut layak atau tidak,” pintanya. (dy)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post