SANGATTA – Di beberapa daerah seperti Jawa Timur dan Aceh merupakan dua provinsi tertinggi terkena penyakit difteri. Wajar saat ini menyandang Kejadian Luar Biasa (KLB).
Namun jangan salah, Kaltim juga merupakan salah satu provinsi yang turut mendapatkan serangan penyakit mematikan tersebut.
Hal ini terungkap dari laporan yang dirangkum oleh kementrian kesehatan (kemenkes). Menyatakan bahwa saat ini sudah terdapat 622 kasus dan 32 diantaranya meninggal.
Data kasus ini berasal dari 20 provinsi dan termasuk Kaltim di dalamnya. Berdasarkan hal itu, Kutim laik waspada. Penyakit difteri masih mengancam. Meskipun sampai saat ini Kaltim terlebih Kutim tidak dinobatkan sebagai daerah KLB.
Difteri adalah infeksi bakteri yang umumnya menyerang selaput lendir pada hidung dan tenggorokan, serta terkadang dapat memengaruhi kulit. Penyakit ini sangat menular dan termasuk infeksi serius yang berpotensi mengancam jiwa.
Difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae. Penyebaran bakteri ini dapat terjadi dengan mudah, terutama bagi orang yang tidak mendapatkan vaksin difteri.
Dikatakan Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kutim, Bahrani Hasanal kutim masih terbilang aman dari ancaman difteri. Belum ditemukan kasus yang menghawatirkan. Terlebih sampai KLB.
Meskipun begitu, masyarakat diminta tidak lengah. Tetap waspada dan menghindari hal hal yang berpotensi mendatangkan penyakit difteri.
“Kutim belum KLB difteri. Namun demikian kita harus waspada,” ujar Bahrani.
Saat ini, lanjut mantan direktur utama (dirut) RSUD Kudungga itu, pihaknya meminta kepada semua tempat kesehatan untuk memberikan laporan jika diduga dan dicurigai terkena inveksi difteri.
“Kami sudah intrusikan kepada seluruh PKM dan RS untuk segera melaporkan apabila dicurigai difteri,” katanya.
Ada beberapa ciri ciri terkena difteri. Pertama, terbentuknya lapisan tipis berwarna abu-abu yang menutupi tenggorokan dan amandel.
Demam dan menggigil, sakit tenggorokan dan suara serak, sulit bernapas, pembengkakan kelenjar limfe pada leher, lemas dan lelah, dan pilek.
“Ada sejumlah cara penularan yang perlu diwaspadai. Seperti terhirup percikan ludah penderita di udara saat penderita bersin atau batuk. Terkena barang korban yang sudah terkontaminasi dan tekena luka penderita. Biasanya di daerah yang padat penduduk,” jelas Bahrani. (dy)
Apa Itu Difteri?
– Difteri merupakan salah satu penyakit yang bisa sebabkan kematian. Tidak hanya pada anak, namun juga orang dewasa. Untuk itu kenali pengobatan berikut ini. Penyakit difteri adalah infeksi bakteri yang memiliki efek serius pada selaput lendir hidung dan tenggorokan, penyakit ini masuk ke dalam daftar penyakit mematikan yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium Diphteriae.
-Gejala awalnya seperti sakit tenggorokan, demam, dan lemas, juga terbentuknya membran tebal abu-abu menutupi tenggorokan dan amandel. Difteri sendiri juga sangat mungkin ditularkan. apabila seseorang diduga kuat tertular difteri, akan segera dilakukan pengobatan, bahkan sebelum ada hasil
-Dilihat dari data yang dirilis oleh Pos Kedaruratan Kesehatan Masyarakat atau Public Health Emergency Operating Center (PHEOC) Kementerian Kesehatan melihat kasus difteri terdeteksi di 23 provinsi per November 2017 di Indonesia. (*)
Ket: Dirangkum dari berbagai sumber.
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: