KASUS meninggalnya warga Apiapi, Wiyanto yang bersenggolan dengan truk trailer pengangkut tiang pancang dua hari lalu, masih didalami oleh Satlantas Polres Bontang. Hingga kini, pihak kepolisian masih menggali keterangan dari para saksi. Ditambahkan mengumpulkan bukti-bukti di lapangan.
Kapolres Bontang AKBP Boyke Karel Wattimena melalui Kasat Lantas AKP Imam Syafi’i mengatakan hingga siang hari kemarin (3/2/2020) baru satu saksi yang telah dimintai keterangan. Ditampah paparan dari sopir truk trailer berinisial K dengan nomor pelat kendaraan DA 9208 CN.
“Kami masih mengumpulkan data dan mencari saksi lagi untuk dimintai keterangan,” katanya.
Penggalian data ini bertujuan untuk memastikan posisi korban sebelum mengalami insiden bersenggolan. Apakah dari belakang truk trailer dan langsung memotong jalan atau sebelumnya memang sudah berada di depan kendaraan yang dikemudikan oleh K tersebut. “Kalau di depan truk otomatis pengemudi melihat,” ucapnya.
Berdasarkan keterangan dari sopir truk, saat kejadian ia mengambil lajur tengah. Tepat di depan lampu lalu lintas, nyala lampu berwarna kuning. Sehingga sopir lantas tetap memacu kendaraannya. “Jadi truk tidak sempat berhenti di simpang tiga itu. Kalau benar dari belakang maka dipastikan posisi kendaraan roda dua saat itu masuk blind spot (titik buta),” tutur perwira berpangkat balok tiga tersebut.
Sementara Wiyanto saat itu membonceng anaknya yang berusia sekira belasan tahun. Saat kedua kendaraan bersenggolan, posisi pengemudi jatuh ke sebelah kanan sedangkan anaknya dan kendaraan ke arah kiri. Posisi jatuh inilah yang membuat Wiyanto meninggal dunia karena dilindas roda truk trailer.
Diketahui, kedua kendaraan berasal dari arah Jalan Bhayangkara. Pengendara roda dua diduga hendak menuju Loktuan karena saat berada di simpang tiga langsung berbelok dan mengenai bagian depan truk sebelah kiri.
Imam Syafi’i menyebut di tempat kejadian perkara (TKP) terdapat sebuah kamera closed circuit television (CCTV). Tepatnya di Pos Pantau Kawasan Tertib Lalu Lintas (KTL) 2. Sayangnya, sejak dua bulan perangkat pemantau ini tidak terkoneksi dengan server yang berada di Mapolres Bontang.
“Benar CCTV di pos rusak. Karena pengaruh terkena suhu panas dan dingin,” sebut dia.
Dalam waktu dekat, Satlantas akan mengambil data rekaman yang terdapat dalam piranti itu. Fungsinya untuk mempermudah proses penyidikan. Sebagai informasi, Polres Bontang memiliki 15 unit CCTV yang terpasang di sejumlah titik. Akan tetapi empat unit mengalami kerusakan. Rinciannya ialah perangkat di simpang empat Lengkol, simpang tiga Taman Plaza Ramayana, simpang tiga jalan tembus (eks Pupuk Raya), dan simpang empat Bontang Kuala.
“Memang ada perbaikan perangkat tetapi secara bertahap,” terangnya.
Sementara Ketua RT 15, Kelurahan Gunung Elai Suryanti membenarkan perihal matinya CCTV di pos tersebut. Ia berharap perangkat itu dapat segera diperbaiki. Mengingat kawasan simpang tiga jalan tembus kerap terjadi kecelakaan.
“Sehari sebelum kejadian yang meninggal ini juga ada kecelakaan antara sepeda motor dengan mobil. Sepeda motornya itu potong kompas. Tetapi tidak ada korban jiwa. Pengendara sepeda motor itu hanya diminta ganti rugi,” ujarnya.
Hingga kini, sopir truk trailer masih diamankan di Mapolres Bontang. Pun demikian dengan kendaraannya. (*/ak/kpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post