SAMARINDA – Pada Maret 2018, jumlah pengangguran di Kaltim menurun secara signifikan. Penurunan tersebut diketahui karena merebaknya rekrutmen tenaga kerja baru di perusahaan tambang batu bara.
Pantauan media ini, memang di tahun 2018 ini, sejumlah perusahaan tambang batu bara yang sebelumnya menghentikan produksinya, kembali menggenjot eksploitasi emas hitam itu.
Muhammad Daud (37), salah seorang pegawai tambang di wilayah Kutai Kartanegara, sebelumnya menganggur karena terjadi pengurangan karyawan di perusahaan tempatnya bekerja.
“Tetapi sekarang sudah bekerja lagi. Dulu sempat beberapa kali pindah tempat kerja. Karena di perusahaan yang dulu menghentikan produksi,” tuturnya pada Metro Samarinda, Rabu (22/8) kemarin.
Kata Daud, belakangan dia dipanggil oleh pimpinannya untuk bekerja di perusahaan tersebut. Tentu saja pemanggilan tersebut beralasan. Sebab dirinya dianggap sebagai salah satu orang kepercayaan di perusahaannya.
“Bilangnya sih sekarang ada produksi besar-besaran. Permintaan dari luar negeri. Saya tidak tahu persisnya di mana. Tapi yang pasti sekarang banyak kok lokasi yang kami tambang,” ucapnya.
Kepala Tata Usaha Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, Achmad Zaini membenarkan adanya peningkatan produksi batu bara di Benua Etam. Sehingga terjadi rekrutmen besar-besaran tenaga kerja baru.
“Tahun lalu angkatan kerja yang bekerja di pertambangan dan penggalian itu sebanyak 103.822 orang. Kemudian meningkat tahun ini menjadi 120.502 orang,” ungkap Zaini.
Sebabnya, terjadi kenaikan harga batu bara di tahun 2018. Harga acuan batu bara (HBA) pada Juni 2018 sebesar 96,61 dolar per ton. Angka tersebut lebih tinggi dibanding pada Mei 2018 yang hanya berada di kisaran 89,53 dolar per ton.
Namun demikian, merujuk pada data yang dipublikasi BPS Kaltim, angkatan kerja yang terserap di sektor pertambangan dan penggalian lebih kecil dibandingkan angkatan kerja yang bekerja di sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan.
Di tiga sektor strategis tersebut, angkatan kerja yang bekerja mencapai 348.247 orang. Jauh lebih tinggi dibanding tahun lalu yang bertengger di angka 337.960 orang. Karenanya, sektor pertambangan dan penggalian masih berada di urutan kedua terbanyak sebagai penyerap tenaga kerja.
Menurut survei angkatan kerja nasional pada Februari 2018, di Kaltim angkatan kerja mencapai 1.815.260 orang. Angka tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 136.347 orang.
“Peningkatan ini terjadi karena penduduk yang sebelumnya belum masuk di angkatan kerja, tahun ini masuk dalam kelompok angkatan kerja. Bisa juga karena adanya pendatang dari luar daerah yang sudah masuk angkatan kerja,” katanya.
Kemudian penduduk yang bekerja pada Maret 2018 mencapai 1.690.093 juta jiwa. Angka tersebut meningkat 154.793 orang dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 153.296 orang.
“Karena itu, TPT di Kaltim pada Maret 2018 ini mencapai 6,90 persen atau 125.167 orang. Menurun dibanding tahun lalu yang berada di angka 8,55 persen atau 143.617 orang,” beber Zaini. (*/um)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post