BONTANG – Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) Tanjung Limau mulai beroperasi, Rabu (24/5) besok. Selasa (23/5) hari ini, Pertamina pun mulai mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk nelayan dengan jenis solar sebanyak 16 kiloliter (kl). Diberi jatah 300 kl per bulan, para nelayan yang ingin mengisi harus diverifikasi oleh Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan, dan Pertanian (DKPPP) Bontang.
Setelah vakum selama 2 tahun akibat belum memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB), akhirnya SPBN Tanjung Limau sudah bisa difungsikan kembali. Ini tentu membawa angin segar bagi para nelayan. Pasalnya, sejak SPBN vakum sebagian nelayan terpaksa membeli BBM ilegal. Belum lagi adanya warga yang menimbun BBM untuk dijual ke para nelayan.
Direktur SPBN Tanjung Limau, Prasetya Adi Widodo mengatakan untuk persoalan IMB semua sudah selesai. Termasuk melengkapi beberapa sarana dan prasarana (sapras) sebagai salah satu persyaratan kontrak kerjasama dengan Pertamina. “Alhamdulillah kami sudah kerjasama dengan Pertamina sampai 10 tahun kedepan, sapras yang belum lengkap juga sudah kami lengkapi,” jelas Prasetya, saat ditemui Senin (22/5) kemarin.
Dikatakan dia, Pertamina mulai memasok BBM hari ini yang diperkirakan bakal datang sore. Sehingga besok, SPBN sudah mulai beroperasi. Prasetya pun yakin tak akan kehabisan stok BBM. Pasalnya, dua buah tangki yang berada di SPBUN rencananya akan diisi full yakni sebanyak 60 kiloliter. “Harganya sudah merupakan harga subsidi yakni Rp 5.150 per liternya,” ujar dia.
Setiap nelayan, akan dibatasi penggunaan BBM sesuai dengan kebutuhan yang direkomendasikan dari DKPPP Bontang. Selain itu, nelayan yang bisa menikmati BBM bersubsidi juga harus melalui verifikasi. Jika tidak dan hanya mengandalkan kartu nelayan maka tidak akan dilayani oleh petugas SPBUN. “Kuota 300 kiloliter ini berdasarkan perhitungan dari jumlah 200 nelayan yang terdiri dari nelayan Tanjung Limau, Berbas Pantai dan sebagian Tanjung Laut, ini belum termasuk Loktuan,” ungkapnya.
Oleh sebab itu, pihaknya ingin melihat progres selama 3 bulan kedepan. Jika memang jumlah kuota tersebut dapat memenuhi kebutuhan nelayan maka kuota tidak ditambah. Tetapi, jika memang kekurangan, kemungkinan akan mengajukan tambahan kuota ke Pertamina. “Jam pengisiannya mulai pukul 08.00 Wita hingga 22.00 Wita. Karena masukan dari DKPPP bahwa malam masih ada nelayan yang berangkat melaut,”bebernya.
Untuk menghindari nelayan nakal, DKPPP Bontang juga melampirkan formulir pengisian BBM dilengkapi data nelayan beserta nama kapal dan jenis mesinnya. Pembukaan SPBUN ini memang tidak dilaunching, tetapi saat mulai beroperasi sekaligus sosialisasi ke para nelayan. (mga)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post