Beberapa hari ini beredar kabar di medsos bahwa banyak bergentayangan bahaya hantu kuyang yang berkeliling mencari mangsa anak bayi baru lahir. Informasi ini beredar melalui postingan salah seorang warga di jejaring sosial facebook yang lantas menjadi viral. Postingan komentar yang ditulis akun bernama “Ichaarief Ichaarief” tersebut menjadi bahan pembicaraan setelah dipublikasikan di grup Bursa Barang Bontang, Kamis (29/12) kemarin.
Kemudian mulai bermunculan para penjual jimat penangkal jin hantu kuyang. Mari kita kaji dari pandangan Islam dan juga investigasi kami dari beberapa sumber.
- Apakah benar jin hantu kuyang bisa menghisap darah?
- Apakah jin bisa membunuh manusia?
- Bagaimana solusinya
- Apakah benar berita itu?
Ini jawabannya
- Apakah benar jin (hantu kuyang) bisa menghisap darah manusia ?
Tidak bisa, sesungguhnya jin itu tidak memiliki jasad seperti manusia. Untuk apa ia perlu darah segar yang mengalir dalam tubuh manusia, *makan mereka adalah bau.* Tapi jin bisa berjalan dalam peredaran darah manusia. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallollohu ‘alaihi wasallam :
إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِي مِنِ ابْنِ آدَمَ مَجْرَى الدَّمِ
“Sesungguhnya setan berjalan dalam tubuh manusia di tempat peredaran darah“. (HR. Al Bukhari (6219) dan Muslim (2175) dari hadits Shafiyyah Radhiyallahu ‘anha).
- Apakah jin bisa membunuh manusia?
Ketika jin berubah wujud menjadi benda lain yang bisa terlihat manusia, jin memungkinkan untuk menyakiti atau bahkan membunuh manusia.
Abu Said al-Khudri menceritakan,
Bahwa dulu ada seorang pemuda yang baru menikah. Ketika peristiwa Khandaq, siang hari, dia meminta izin Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk pulang. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun mengizinkannya dan berpesan agar dia membawa senjata, karena khawatir akan dibunuh orang Yahudi Quraidzah.
Ketika sampai di rumah, dia melihat istrinya berdiri di pintu. Pemuda inipun cemburu, hingga hendak memukul istrinya.
Istrinya segera mengatakan, ’Tahan dulu, masuklah ke dalam rumah, dan lihat apa yang menyebabkan aku keluar.’
Diapun masuk, ternyata di dalam rumah terdapat ular basar yang melingkar di atas kasur.
Hingga terjadilah perkelahian antara pemuda dan ular, dan keduanya mati. Tidak diketahui, siapa yang lebih dulu mati, ular ataukah pemuda.
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan,
إِنَّ بِالْمَدِينَةِ جِنًّا قَدْ أَسْلَمُوا فَإِذَا رَأَيْتُمْ مِنْهُمْ شَيْئًا فَآذِنُوهُ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ فَإِنْ بَدَا لَكُمْ بَعْدَ ذَلِكَ فَاقْتُلُوهُ فَإِنَّمَا هُوَ شَيْطَانٌ
“Sesungguhnya di Madinah ini ada segolongan jin yang telah masuk Islam. Jika kalian melihat satu dari mereka, maka mintalah kepada mereka untuk keluar (dalam jangka waktu) tiga hari. Jika ia tetap menampakkan diri kepada kalian setelah itu, maka bunuhlah ia, karena sesungguhnya dia itu setan”. (HR. Muslim 2236)
Dan memang Jin Bisa Bertindak Jahat Kepada Manusia
Terdapat beberapa riwayat shahih yang menunjukkan bahwa jin bisa bertindak jahat kepada manusia. Diantaranya, hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan,
إِنَّ عِفْرِيتًا مِنَ الجِنِّ تَفَلَّتَ البَارِحَةَ لِيَقْطَعَ عَلَيَّ صَلاَتِي، فَأَمْكَنَنِي اللَّهُ مِنْهُ فَأَخَذْتُهُ، فَأَرَدْتُ أَنْ أَرْبُطَهُ عَلَى سَارِيَةٍ مِنْ سَوَارِي المَسْجِدِ حَتَّى تَنْظُرُوا إِلَيْهِ كُلُّكُمْ، فَذَكَرْتُ دَعْوَةَ أَخِي سُلَيْمَانَ رَبِّ هَبْ لِي مُلْكًا لاَ يَنْبَغِي لِأَحَدٍ مِنْ بَعْدِي فَرَدَدْتُهُ خَاسِئًا
Sesungguhnya jin Ifrit tiba-tiba menggangguku untuk memutus shalatku tadi malam. Kemudian Allah memberi kemampuan kepadaku untuk mengalahkannya, lalu akupun memegangnya. Kemudian aku ingin mengikatnya di salah satu tiang masjid, sehingga kalian semua bisa melihatnya.
Namun aku teringat doa saudaraku Nabi Sulaiman: Wahai Rabku, anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku. Kemudian akupun melepaskannya sementara dia dalam kondisi terhina. (HR. Bukhari 3423).
Dalam riwayat lain, jin Ifrir ini membawa obor api, untuk menyakiti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Hadis ini menunjukkan bisa saja jin mengganggu manusia secara fisik, sehingga bisa dipegang oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau shalat.
- Apa solusinya jika demikian?
Jawabnya : Selalu Tawakkal dan Jangan Takut
Allah menegaskan dalam al-Quran bahwa tipu daya setan, sangatlah lemah.
فَقَاتِلُوا أَوْلِيَاءَ الشَّيْطَانِ إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا
”Perangilah para pasukan setan, sesungguhnya tipu daya setan itu lemah.” (QS. An-Nisa: 76)
Karena itu, selama seseorang berusaha menjaga imannya, dan bersandar kepada Allah, setan tidak akan memiliki kesempatan untuk bisa mengganggu manusia.
فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ ( ) إِنَّهُ لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
Apabila kamu membaca al-Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk. Sesungguhnya setan itu tidak memiliki kekuasaan untuk mengganggu orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya.(QS. An-Nahl: 98 – 99).
Karena itu, orang mukmin tidak perlu takut dengan jin, sebagaimana yang sering digambarkan di medsos. Jin sama sekali tidak memiliki kemampuan mencelakakan manusia selama dia menjaga imannya dan bertawakkal kepada Allah.
Sementara ketika ada orang yang dicelakakan oleh jin, itu bukan karena jin memiliki kekuatan yang hebat, namun karena orang ini membuka peluang bagi setan untuk mengendalikan dirinya. Sehingga jadilah dia budak setan, seperti yang terjadi pada dukun dan peramal.
Allah berfirman menceritakan keadaan orang munafik,
اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ فَأَنْسَاهُمْ ذِكْرَ اللَّهِ أُولَئِكَ حِزْبُ الشَّيْطَانِ أَلَا إِنَّ حِزْبَ الشَّيْطَانِ هُمُ الْخَاسِرُونَ
Setan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka Itulah golongan setan. ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan setan itulah golongan yang merugi. (QS. Mujadilah: 19).
Kata As-Sudi – ahli tafsir zaman tabiin – (w. 127 H) menjelaskan ayat ini,
وهذا أيضًا تودد منهم إليهم، فإنهم كانوا يصانعون هؤلاء وهؤلاء؛ ليحظوا عندهم ويأمنوا كيدهم، وما ذاك إلا لضعف إيمانهم، وقلة إيقانهم
Ini karena mereka saling mencintai, karena satu sama lain melakukan hubungan saling menguntungkan, untuk saling mengambil manfaat dan menghindari tipu daya lawannya. Itu terjadi karena lemahnya iman mereka dan tipisnya keyakinan mereka. (Ibnu Katsir, 2/436)
*Ternyata Jin Lebih Takut kepada Manusia
Imam Mujahid – ulama besar, ahli tafsir tabiin, muridnya Ibnu Abbas – (w. 104 H), beliau menceritakan,
بينا انا ذات ليلة أصلي إذ قام مثل الغلام بين يدي قال فشددت عليه لآخذه فقام فوثب فوقع خلف الحائط حتى سمعت وقعته فما عاد إلي بعد ذلك
“Suatu malam ketika saya sedang melaksanakan shalat, tiba-tiba muncul makhluk sebesar anak laki-laki di hadapan saya. Lalu saya desak dia untuk menangkapnya. Tiba-tiba dia bangun dan lompat ke belakang dinding sehingga saya mendengar jatuhnya. Setelah itu, dia tidak penah datang lagi.” (Riwayat Ibnu Abi Dunya).
Dalam riwayat lain, Imam Mujahid menegaskan,
الشيطان أشد فرقا من أحدكم منه فإن تعرض لكم فلا تفرقوا منه فيركبكم ولكن شدوا عليه فإنه يذهب
“Setan itu sebenarnya sangat takut terhadap kalian (manusia), melebihi ketakutan kalian kepadanya. Oleh karena itu, setan menampakkan diri kepada kalian, janganlah kalian lari ketakutan. Karena jika kalian takut, ia akan menunggangi kalian (mengganggu), akan tetapi bersikaplah keras kepadanya, pasti dia akan pergi”. (Riwayat Ibn Abi Dunya)
- Apakah Berita ini benar?
Silahkan anda menyimpulkan sendiri berdasarkan penjelasan diatas.
Semoga Allah melindungi kita dari tipuan setan
Perhatian
Banyak orang yang meyakini bahwa menolak jin (hantu kuyang) dengan menyimpan buluk landak ini adalah kesesatan yang nyata dan kategori syirik.
Silahkan baca hadits ini
وعن ابن مسعود رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: (إن الرقى والتمائم والتولة شرك) [رواه أحمد وأبو داود]
Dari Ibnu Mas’ud menuturkan : Aku telah mendengar Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya ruqyah, tamimah, dan tiwalah adalah syirik” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
Tamimah : Sesuatu yang dikalungkan di leher, atau tangan anak-anak untuk menangkal atau menolak ‘ain. Dapat berupa benang hitam, gelang tulang binatang ikan Hiu, Bulu Landak, dan benda-benda lain.
Ruqyah : Ruqyah diizinkan selama penggunaannya bebas dari hal-hal syirik, sebab Rasulullah telah memberikan keringanan dalam hal ruqyah ini untuk mengobati ‘ain atau sengatan kalajengking.
Tiwalah : Sesuatu yang dibuat dengan anggapan bahwa hal tersebut dapat membuat seorang istri atau suami agar mencintai atau sebaliknya. (*)