HEBAT, empat karyawan Kaltim Prima Coal (KPC) menciptakan mobil listrik. Mereka adalah Sahirul Alim (Supt Component Management), Eko Prasetyo (Planner Maintenance), Suhud Maryanto (Coordinator Component Management), dan Oldwan Ferdalis (Specialist Maintenance Training).
Mobil listrik yang diberi nama ‘Motrik’ itu berasal dari mobil rongsok yang sudah jadul. Yakni kendaraan Chevrolet Blazer dengan nomor lambung LS500. Mobil warna hitam tersebut sudah tak dapat digunakan. Karena lahirnya ide kreatif anak bangsa di Kutim, terciptalah Motrik tersebut. Kerangka mobil lawan itulah yang digunakan untuk Motrik.
Motrik ini satu-satunya di Kutim. Bahkan Kaltim. Perdana diciptakan oleh anak-anak muda binaan Kaltim Prima Coal dibawah Wiwin Sujati, Manager Excavator Maintenance, sebagai Project Manager.
Hanya membutuhkan waktu yang relatif singkat, kendaraan yang dapat menampung lima orang tersebut berhasil diciptakan. Nyaris sempurna.
Pada bulan Februari 2016, motrik telah berhasil melalui test drive untuk pertama kalinya dengan rute Swarga Bara- Aquatic Tanjung Bara. Dalam test drive tersebut masih ditemukan beberapa kekurangan sehingga tim terus melakukan penyempurnaan.
Setelah melalui serangkaian pengujian dan persetujuan, rencananya mobil listrik ini akan digunakan untuk operasional harian di Divisi Mining Support Division/M6.
“Dari hasil uji coba kami, daya baterai mampu bertahan hingga 40 kilo meter. Kalau habis, hanya membutuhkan tiga jam untuk mengecas,” ujar Sahirul Alim salah seorang pencetus motrik ini.
Tentu saja, inovasi ini tidak berhenti sampai disini saja. Akan tetapi terus disempurnakan. Diantaranya, memasang solar sell di atas kendaraan, dan memberikan AC. Selebihnya sudah standar. Tak ada masalah termasuk keamanan.
“Jadi motrik ini merupakan cita-cita KPC. Cita-cita kami. Makanya kami berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikannya. Walaupun harus menyisakan waktu luang. Ya, kami hanya mengerjakan sabtu dan minggu. Makanya sampai satu tahun. Tetapi alhamdulillah misi kami berhasil,” jelas Sahirul.
Eko Prasetyo, pencetus lainnya juga menuturkan dipilihnya mereka untuk menciptakan mobil tersebut karena memang memiliki kemampuan mekanik dan elektrik. Tidak hanya itu, tingginya niat dan kemampuan memaksa ia dan teman-teman harus menyelesaikan misi mulia ini.
“Intinya, secara perlahan kami merubah bahan bakar minyak menjadi listrik. Kedua, mengurangi polusi udara. Terpenting, irit, laju, dan nyaman saat digunakan,” kata Eko.
Dikatakan Eko, kendaraan ini sudah mendapatkan apresiasi dari ESDM. Apresiasi diberikan saat perwakilan ESDM berkunjung ke Kutim.
Tidak hanya itu, dalam ajang Indonesia CSR Award (ICA) 2017, konversi mobil listrik diajukan menjadi salah satu program yang dinilai. Penilaian terhadap mobil listrik oleh tim penilai ICA 2017 dilakukan pada 26 October 2017. Tim penilai sangat terkesan dengan program konversi mobil listrik yang dilakukan oleh KPC, bahkan salah satu anggota tim penilai menyatakan “mobil ini lebih senyap dari Camry”. Selain itu tim penilai juga menyatakan agar karya ini bisa direplikasi sehingga di KPC dapat digunakan beberapa mobil listrik karya anak bangsa ini. “Tidak menutup kemungkinan akan ada motrik-motrik lainnya,” katanya.
Untuk diketahui, motrik pertama kali dikenalkan oleh Robert Anderson dari Skotlandia pada tahun 1832-1839. Namun pada saat itu harga bahan bakar minyak (BBM) relatif murah sehingga masyarakat dunia cenderung mengembangkan Motor Bakar yang menggunakan BBM.
Saat ini cadangan BBM menjadi sangat terbatas serta sulit dikendalikan untuk masa yang akan datang. Selain itu, terdapat isu lingkungan yang menjadi perhatian dunia yang tertuang dalam Education for Sustainable Development (EFSD).
Hal ini memicu pengembangan penggunaan energi listrik dalam sistem transportasi sebagai pengganti bahan bakar fosil, sebab energi listrik mudah dibangkitkan dari berbagai macam sumber termasuk dari sumber-sumber energi terbarukan.
Mengacu kepada blueprint Pengembangan Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, ketahanan dan kemandirian energi harus ditingkatkan dengan menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK = CO2) serta meningkatkan pemanfaatan energi baru terbarukan.
Mobil listrik menggunakan penggerak utama berupa motor listrik yang sumber energinya berasal dari baterai (accu). Mobil listrik tidak mengeluarkan asap dan panas mesin, karena tidak ada pembakaran. Selain itu mobil listrik tidak menimbulkan emisi Cox, Nox, dan Sox. (dy)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post