bontangpost.id – Peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) dari PDAM Tirta Taman alias PDAM masih belum bisa terealisasi dalam waktu dekat. Mengingat salah satu komponen untuk meningkatkan pemasukan adalah menaikkan tarif.
Direktur PDAM Tirta Taman Suramin menuturkan, untuk menaikkan tarif harus melalui mekanisme yang panjang. Termasuk meminta persetujuan dewan pengawas. “Harus ada perda-nya,” katanya, saat ditemui di ruangannya, Rabu (11/11).
Dikatakan, saat ini tarif yang dikenakan masih di bawah harga produksi. Itu yang membuat PDAM sulit untuk menyumbang PAD. Mengingat pelanggan, khususnya rumah tangga, masih mendapat subsidi dari pemerintah.
Harga produksi sendiri, sebesar Rp 5.595 per kubik. Sedangkan harga jual Rp 4.911. Minus Rp 684. “Kalau mau nyumbang PAD harus naikkan tarif, tapi sampai saat ini kami masih belum memikirkan ke arah sana,” ungkapnya, didampingi ketua dewan pengawas Aguswati.
Komponen produksi terbesar sendiri adalah listrik. Lalu bahan kimia. Dan perlengkapan lain, seperti alat tulis. Sementara, terkait keuntungan Rp 200 juta yang diperoleh Perumda, klaimnya, bukan hasil dari penjualan air. Namun bersumber dari pemasangan sambungan, juga efisiensi. “Makanya kami sebut keuntungan semu,” pungkasnya.
Sebelumnya, dalam rapat dengar pendapat bersama Perumda Tirta Taman, Selasa (10/11), Komisi II DPRD Bontang meminta PDAM Tirta Taman mulai berorientasi pada keuntungan (profit oriented). Namun tidak melepaskan ‘tugasnya’ sebagai perusahaan air pelayanan masyarakat.
Hal ini disampaikan Ketua Komisi II DPRD Bontang Rustam HS. Ketika rapat bersama PDAM Tirta Taman terkait proyeksi bisnis, Selasa (10/11) siang.
“Train PT Badak berkurang. DBH kita merosot. Proyeksi PAD tahun 2021 juga tidak begitu banyak. Maka kita harus genjot sumber PAD lain. Di antaranya melalui PDAM Tirta Taman ini,” urai Rustam.
Dijelaskan, bila kondisi ini memang cepat atau lambat akan dihadapi Bontang. Migas adalah sumber daya tak terterbarukan. Maka tugas Pemkot memikirkan cara agar pendapatan bisa dicetak dari sektor lain di luar migas. Misalnya dari mendorong perusahaan daerah mencetak laba, serius mengembangkan pariwisata. Atau memaksimalkan kantong-kantong parkir yang tersebar di Bontang.
“Kita ini harus siap-siap menuju Bontang era pascamigas. Makanya saya minta, PDAM Tirta Taman bisa tidak bantu Pemkot Bontang,” tanya Rustam. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post