Fenomena munculnya “raja-raja” baru mulai menyebar. Membuka cabang di daerah, termasuk di Kutai Timur. Masyarakat diminta lebih waspada.
SANGATTA – Heboh kemunculan King of The King di Tangerang, Banten, beberapa hari lalu, ternyata sudah sampai ke Sangatta. Terbukti dari spanduk yang terpasang di beberapa tempat. Pesan yang tertulis pada spanduk tersebut, berisi penyambutan sang “raja” di Kutai Timur.
Spanduk yang terpajang di jembatan penghubung antara Sangatta Selatan-Sangatta Utara, tepatnya di sekitar Kampung Kajang itu menjadi pusat perhatian masyarakat yang melintas. Menurut informasi lain, spanduk serupa juga sempat terpasang di Simpang Tiga Jalan Swarga (depan kantor Telkom).
Karena dianggap meresahkan, polisi langsung bergerak menurunkan spanduk-spanduk itu. Bahkan, tiga petinggi King of The King kini tengah diperiksa di Mapolres Kutim, Rabu (29/1/2020). Masing-masing BU sebagai ketua Indonesia Mercusuar Dunia (IMD), Z sebagai koordinator wilayah Kaltim, dan A selaku koordinator wilayah Kutim.
“Ini masih pemeriksaan, saat ini kasusnya masih kami dalami,” terang Kapolres Kutim AKBP Indras Budi Purnomo didampingi Kasatreskrim Polres Kutim AKP Ferry Putra Samodra.
Pihaknya telah mengumpulkan seluruh dokumen. Sejauh ini masih dianggap sebagai saksi. Jika nanti ada indikasi penipuan, baru kepolisian menindak secara hukum. “Saya sampaikan pada masyarakat Kutim agar tidak memercayai adanya King of The King. Ini saya sampaikan, bahwa informasi yang beredar itu tidak benar,” paparnya.
Kapolres menegaskan, masyarakat jangan mudah percaya dengan isu yang merebak. “Mereka sudah menyebar dan mulai punya pengikut sebanyak 40 orang, yang berdomisili di Samarinda, Berau hingga Sangatta Utara,” kata Indras.
Dijelaskan, syarat untuk menjadi pengikut harus menyetor uang sebesar Rp 1,75 juta. Kemudian diiming-imingi akan kembali modal dengan mendapat sekira Rp 3 miliar pada Maret mendatang. “Dari keterangan awal, sudah dari enam bulan lalu. Tapi baru tercium karena penyebaran spanduk itu di lima titik di Sangatta,” jelasnya.
Salah satu warga Sangatta Selatan, Muzhaf (23) menyebutkan, spanduk itu tiba-tiba saja ada. Dia tidak mengetahui siapa yang memasang. Menurutnya, hal ini sangat meresahkan, sebab polemik kemunculan kerajaan baru tanpa asal-usul dianggap membahayakan.
“Saya terkejutlah. Bisa-bisanya hal seperti ini sampai menyeberang pulau. Parahnya, kok ada orang di Kutim menjadi koordinator, bahkan ketuanya,” terang dia. “Bagi saya. Apa yang disampaikan King of The King bisa bayar utang negara, sangat tak masuk akal. Jadi ini cuma lucu-lucuan saja,” sambungnya. (*/la/ind/k18/kpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post