Nasib nahas menimpa warga Rt 27, Kelurahan Bontang Baru Muhti Ali. Pria yang sebelumnya menjabat sebagai tenaga pengajar harus diberhentikan oleh tempat pengabdiannya. Akibat dari kelumpuhan yang diderita pasca kecelakaan tunggal akibat terperosok lubang jalan di area kilometer 7 Kutai Timur, lima tahun lalu.
ADIEL KUNDHARA, Bontang
SOSOK raga terbaring tergeletak di ranjang berukuran sekira 90×200 sentimeter. Pada ruang keluarga sebuah rumah yang terletak di Gang Arumbia 1, nomor 6, RT 27, Kelurahan Bontang Baru. Ia tidak dapat berpindah. Karena kondisi kakinya bengkok ditambah terdapat tumor di bagian sumsum tulang belakang. Bahkan ketika buang air besar dan kecil pun tetap berada di kasur itu. Sebenarnya kateter pun sempat terpasang. Tetapi tiga tahun belakangan dilepas karena mengalami infeksi saluran kencing.
Pribadi tersebut bernama Muhti Ali. Pria ini awalnya berkecimpung di dunia pendidikan. Pertama ia menjadi pengasuh pondok pesantren Himzil Quran di Desa Suka Rahmat, kecamatan Teluk Pandan saat tahun 2001-2005. Pada 2003-2009 ia mengajar bahasa Arab di SMP dan SMA Bahrul Ulum Bontang. Di pertengahannya, pria kelahiran Patimpeng ini mengajar pendidikan agama islam di SMP YKPP pada 2007-2009. Di tahun sama, ia memilih berpetualang dengan memberikan ilmu olahraga di MAN Bontang.
“Setelah itu menjadi guru kontrak di SMPN 1 dan SDN 003 Muara Ancalong, Kutai Timur sejak 2009-2015. Sebelum diberhentikan karena dianggap sudah tidak mampu menjalankan tugas,” kata Muhti.
Di bidang olahraga, prestasi pun diperolehnya. Atlet cabor tenis meja ini berhasil medapat juara 1 di tingkat guru se-Kaltim. Selain tenis meja, ia pun handal di cabor sepak takraw. Bahkan ketika menjadi pelatih bagi anak didiknya mampu menyabet juara 1 pada kejuaraan se-Bontang.
Tak hanya itu, Muhti juga memiliki usaha sampingan yakni berjualan madu. Ketika hendak mengantarkan kepada pelanggan setianya di Kutai Timur, ia mengalami kejadian tragis. Sepeda motor yang dikendarainya masuk lubang jalan di area kilometer 7, Kutai Timur. Akibatnya, bapak satu orang anak ini jatuh.
“Kejadian itu terjadi pada 2015 sekira pukul 22.00 Wita. Lubang itu tidak terlihat soalnya situasi gelap,” ucapnya.
Ia dibawa oleh warga ke Rumah Sakit Pupuk Kaltim Prima Sangatta. Seketika harus menjalani operasi lutut kanan karena tulang tempurungnya pecah. Sayangnya proses operasi tidak sesuai diharapkannya. Ia harus menjalani operasi kedua di RSIB Bontang karena pada operasi sebelumnya mengalami kegagalan.
“Satu bulan itu sempat pulang terlebih dahulu. Terus lanjut operasi lagi karena hasil sebelumnya gagal akibat ada darah yang membeku di lutut,” tutur dia.
Pascaoperasi, aktivitasnya menjadi imam tarawih di Masjid Al Amin, Desa Suka Rahmat, Kecamatan Teluk Pandan. Tiga bulan berselang kaki kiri terasa berat ketika diangkat. Ia mengaku masih bisa berjalan kendati secara tidak normal.
Pengobatan alternatif dijalaninya hingga Makassar dan Bandung. Namun setelah memberanikan diri melakukan pemeriksaan magnetic resonance imaging (MRI) di Rumah Sakit Abdul Wahab Syahrani Samarinda, hasilnya terdapat tumor di sumsum tulang belakang.
“Praktis segala aktivitas saat itu terhenti. Gaji terputus. Peran langsung diambil oleh istri,” sebut pria yang dulu menjabat sebagai Ketua klub motor Honda Tiger Bontang ini.
Sang istri yang bekerja di salah satu pondok pesantren di Simpang Sangatta mengaku mendapat penghasilan sejumlah Rp 3 juta. Nominal itu untuk pelunasan utang pembangunan rumah, pembiayaan orangtua yang mengalami pengapuran tulang selama 10 tahun, dan biaya kehidupan sehari-hari.
“Praktis tidak cukup pendapatan yang ada. Ada beberapa bantuan dari pemerintah, mantan siswa, Baznas, dan lain-lain. Bantuan itu digunakan untuk biaya pembelian pampers hingga pengobatan,” terangnya.
Mengenai pengobatan, Muhti mendapat perawatan jalan. Tiap sepekan tenaga medis melakukan pemeriksaan di kediamannya. Tahun ini, ia berencana melakukan MRI lagi. Jika masih terdapat tumor maka langkah operasi bakal diambilnya. (***/kpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post