bontangpost.id – Insiden seorang remaja di Selambai Loktuan yang diterkam buaya, Rabu (24/2/2021) sore mendapat perhatian banyak pihak. Pasalnya, kejadian serupa sudah sering kali terjadi.
Bahkan diungkapkan Bhabinkamtibmas Loktuan Aipda Ahmad Bajuri dalam kurun waktu 4 tahun terakhir ini, sudah 7 kejadian warga yang diterkam buaya. Khusus di wilayah Selambai Loktuan, ada 4 orang yang menjadi korban serangan binatang buas tersebut.
“Kami sudah koordinasi dengan TNK dan BKSDA, kalau bisa itu direlokasi buayanya, karena membahayakan warga” ungkapnya.
Sementara, Kepala Balai Taman Nasional Kutai (TNK) Bontang Nur Patria mengatakan, upaya relokasi bukan ranah TNK. Melainkan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). TNK hanya melakukan back-up.
“Itu kan di luar kawasan, jadi tergantung BKSDA, kalau diminta kami dampingi,” ujarnya.
Ditambahakan Nur Patria, relokasi juga bisa segera dilakukan jika Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) membuat laporan atau permohonan kepada BKSDA.
Dinas Lingkungan Hidup pun menyebut, Selambai, Loktuan memang habitat buaya. Untuk itu pihaknya sudah memasang plang larangan berenang atau melakukan aktivitas berlebih di laut.
“Kami lebih fokus ke edukasi masyarakat, disana itu habitat, relokasi juga tidak bisa sembarangan,” katanya.
Namun, saat dikonfirmasi, Kepala Resort BKSDA Kaltim Witono mengatakan, tanpa adanya pengaduan dari instansi terkait. Pihaknya akan tetap melakukan evakuasi buaya yang berkonfilik dengan manusia.
Witono menyebut, BKSDA akan ke Bontang dalam pekan ini. Evakuasi nantinya dilakukan dengan menyusuri beberapa titik yang dirasa menjadi tempat buaya tersebut bersembunyi.
“Nanti kami akan susuri Selambai termasuk ke mangrove di sekitar sana, menggunakan kapal, kami tunggu dulu ini yang memang ahli dalam evakuasi. Mungkin 2 atau 3 hari lagi,” jelasnya.
Untuk menemukan buaya yang berkonflik memang tidak mudah. Cara membedakannya dijelaskan Witono, dengan perilaku buaya tersebut. Buaya yang sebelumnya berkonflik dengan manusia cenderung memiliki sifat penyerang. “Beda sama buaya yang biasanya, ada juga kadang buaya ya kalau lihat orang dia pergi,” terangnya.
Nantinya, buaya yang diduga berukuran 4 meter tersebut akan dibawa ke kantor BKSDA Kaltim. Untuk tindak selanjutnya, dilepas ke penangkaran atau disimpan di Lembaga Konservasi.
“Nanti kami tunggu arahan dari pimpinan, jangan sampai memindahkan masalah dari satu tempat ke tempat yang lain,” ujarnya.
Witono juga berpesan kepada masyarakat utamanya di wilayah pesisir Selambai agar tidak menyepelekan imbauan bahaya binatang buas. “Jangan kasih makan, jangan dibiasakan, itu juga salah satu penyebab konflik,” pungkasnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post