PARA Ustad menilai, hadirnya penyakit HIV/AIDS di Kutim didalangi Pekerja Seks Komersial (PSK). PSK dianggap sumber utama hadirnya penyakit mematikan tersebut. Dikatakan Ustad Abu Abdillah, ada dua cara untuk menghindari penyebaran penyakit HIV/AIDS di Kutim.
Pertama, memutus mata rantai penyebaran PSK. Selama PSK masih bertebaran di Kutim, mustahil penderita HIV/AIDS akan menurun. Bahkan, mengalami peningkatan yang berlipat. Kemudian, melakukan pendataan kepada semua penderita hingga disembuhkan.
“Dengan cara membasmi PSK di Kutim. Cara sederhana, menutup lokalisasi dan semua tempat berpotensi lainnya. Seperti Tempat Hiburan Malam (THM) dan Hotel, yang membangkang juga wajib ditutup. Karena tempat yang seperti ini tidak bermanfaat, tetapi malah membawa mudharat yang besar,”ujar Abdillah.
Dirinya meminta kepada pemerintah agar serius menutup semua tempat prostitusi dan sejenisnya di Kutim.
“Kita jangan dipermainkan sama pengusaha lokalisasi terlebih PSK. Pemerintah memiliki kewenangan untuk menutup semua. Apapun dalilnya, tempat itu (Prostitusi,red) wajib ditutup. Jika, penyebaran HIV/AIDS mau hilang. Tetapi selama masih ada PSK, jangan mimpi Kutim bebas HIV/AIDS,” katanya.
Sementara itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kutim, Muhammad Adam, meminta kepada masyarakat untuk menghindari semua bentuk kemaksiatan khususnya perzinahan. Hal itu bisa ditempuh dengan meningkatkan keimanan kepada Allah. “Saran saya, bagi masyarakat untuk menghindari semua bentuk kemaksiatan. Bagi kalangan muda, diminta pula menghindari seks bebas. Sedangkan kalangan muda baik laki maupun wanita yang sudah mampu, segera mungkin menikah. Karena dengan menikah akan terhindar dari kemaksiatan,” pintanya.
Sementara itu, Kementerian Agama (Kemenang) Kutim meminta PSK bertaubat. Permintaan dilayangkan karena PSK dianggap sebagai salah satu penyebab penularan HIV/AIDS dimasyarakat. Selama PSK masih menjamur di Kutim, potensi penularan HIV/AIDS semakin besar. “ Kami harap mereka sadar,” pinta Kepala Kemenag, Ambotang.
Tidak hanya bertaubat, para PSK juga diminta untuk kembali kejalan yang benar. Karena, seberat apapun dosa, jika bertaubat dengan bersungguh-sungguh dan menjalankan perintahnya, maka niscaya akan diampuni.
“Jika benar-benar taubat nasuha, maka Allah akan angkat penyakit tersebut. Karena semua penyakit bisa disembuhkan dengan izin Allah,” katanya.
Dirinya juga meminta dengan sangat, kepada masyarakat Kutim untuk terus meningkatkan keimanan dan keta’waan kepada Allah. Dengan cara demikian, di era ini bisa menangkal semua bentuk kemaksiatan.
“Khususnya anak-anak, wajib mendapatkan perhatian lebih dari orang tua. Tanamkan nilai agama sebaik mungkin. Karena jangan sampai, terjerumus dalam pergaulan bebas. Sebab, pergaulan bebas merupakan salah satu faktor hadirinya penyakit HIV/AIDS,” katanya.
Tidak cukup sampai disitu, dirinya juga meminta kepada pemerintah segera menutup semua tempat prostitusi. Baik lokalisasi maupun tempat potensi lainnya.
Kami harap tidak ada lagi tempat prostitusi di Kutim. Mudahan saja, secepatnya bisa ditutup seluruhnya. Tidak hanya itu, kami juga berharap semua tokoh agama, memberikan pemahaman agama yang benar sehingga warga Kutim tidak terperosok dalam praktek prostitusi. Mudahan saja, kita semua difaqihkan agama sehingga terhindar dari pada dosa,” katanya mendoakan. (dy)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post