Kejadian membahayakan nyawa manusia lagi-lagi terjadi di perairan Sangatta. Laka air yang menenggelamkan perahu ketinting terjadi pada Jumat, (3/8) sekira 08.30 wita, dengan hasil pencarian dinyatakan korban selamat.
LELA RATU SIMI, Sangatta
Menurut laporan yang diterima, dari Markas Unit Patroli Sangatta, pihaknya mengaku mendapat informasi dari Anca selaku keluarga korban, bahwa pada pukul 08.20 wita telah terjadi kecelakaan perahu ketinting tenggelam di perairan Muara Sangatta.
Keterangan yang diperoleh dari Dir Polair Polda Kaltim Kombes Pol Omad, Sik, M.Si, melalui Kepala Markas Unit Patroli Sangatta Brigpol Burhanuddin, bahwa pada pukul 08.00 wita korban Ramli Leo (62) bersama rekannya Juhardin alias Budi (42) berangkat dari Muara Kenyamukan menuju Teluk Lombok, menggunakan dua perahu ketinting. Setelah kurang lebih 20 menit Ramli dan Budi melintas di perairan Muara Sangatta. Dari laporan yang didapat, saksi menuturkan kondisi ombak saat itu terpantau besar. Sehingga mampu menghempaskan kapal yang ditumpangi Ramli, warga Sangkima Sangatta Selatan.
“Perahunya dihantam ombak, kemudian mesinnya mati. Selain itu, sisi kiri kapal pecah, sehingga korban tenggelam,” ungkapnya saat dikonfirmasi, Jumat (3/8).
Lebih lanjut, Budi yang kala itu seorang diri menyaksikan ombak menghantam kapal Ramli segera menghubungi kerabatnya. Dia langsung menelpon Anca yang merupakan keluarga terdekat, untuk segera menginformasikan pada Polair.
Saat dikonfirmasi, usai menerima informasi tersebut anggota Markas Unit Patroli Sangatta beserta masyarakat melakukan pencarian, hingga pukul 09.05 wita korban ditemukan berpegangan pada sebatang patok kayu dalam keadaan selamat dan kemudian membawa korban ke Markas Unit Patroli Sangatta.
Bamin Markas Unit Patroli Sangatta, Brigpol Jonni Fajar Irawan, mengaku langsung terjun ke lokasi bersama dengan sejumlah masyarakat untuk melakukan pencarian. Hingga pada saat itu, pihaknya menemukan korban dalam keadaan trauma mendalam. Tergambar jelas raut wajahnya, menandakan ketakutan berlebih.
“Kami dan keluarga korban melakukan pencarian. Saat itu kami melihat lambaian tangan, kemudian kami hampiri ternyata Ramli dengan ekspresi ketakutan, mungkin karena kejadian ini hampir merenggut nyawanya. Kondisinya basah kuyup dan menggigil waktu diselamatkan,” katanya.
Lebih lanjut, ia menceritakan sebelum mencapai patok, korban berenang dengan termos sebagai pelampung. Dengan kondisi badan lemas karena hempasan gelombang yang cukup besar, korban akhirnya sampai memeluk patok sebagai upaya bertahan hidup.
“Dia berenang sekira 150 meter karena dibawa gelombang. Saat kami temukan, korban diangkat ke atas kapal dan dibawa ke Pos Polair Kenyamukan untuk dilakukan pertolongan dan dimintai keterangan, lalu dibawa pulang keluarganya,” terangnya. (*/la)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post