bontangpost.id – Pembelajaran tatap muka (PTM) dipastikan bersifat dinamis. Artinya, PTM yang sedianya dijadwalkan mulai Juli mendatang bisa saja diurungkan bila kondisi di daerah tak memungkinkan.
Hal itu disampaikan Kabid Pendidikan Dasar (Dikdas) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bontang Saparudin. Sebagaimana termaktub dalam keterangan tertulis Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemenristekdikti) RI yang terbit Rabu (23/6/2021) lalu.
Dia bilang, sikap ini diambil lantaran pemerintah menghindari penyamarataan situasi. Mengingat situasi dan kondisi setiap daerah dan sekolah di Indonesia berbeda. Pemerintah memahami dinamika dan ragam situasi nyata di lapangan. Sehingga ketegasan aturan dan fleksibilitas dalam penerapannya perlu diatur dengan baik oleh kepala daerah.
“Memang disesuaikan. Kami lihat kondisi di Bontang pun sekarang naik turun. Sempat mulai hijau, dua minggu ini kan mulai merah lagi,” kata Saparudin kepada bontangpost.id.
Dia mencontohkan, ketika nanti Bontang mengizinkan PTM digelar, namun tiba-tiba angka kasus aktif Covid-19 kembali melonjak, pemerintah bisa segera menghentikan PTM. Kendati, misalnya, pembelajaran itu baru dilakukan dua hari.
“Kalau begitu kondisinya, bisa langsung dihentikan. Makanya disebut PTM terbatas dinamis,” ungkapnya.
Namun ada catatan penting buat sekolah yang berada di daerah terpencil. Yang kurang melakukan interaksi dengan masyarakat luas, serta memiliki keterbatasan pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Maka dimungkinkan menggelar PTM terbatas. Namun tentu, standar protokol kesehatan tetap harus dijaga.
Adapun sekolah pesisir di Bontang meliputi SDN 011 Pulau Gusung, SDN 014 Loktunggul, SDN 016 Tihi-Tihi, SDN 015 Selangan dan SD YPPI Malahing. Dari seluruhnya, SDN 011 Pulau Gusung punya murid paling banyak, yakni 60 orang. Kemudian disusul SDN 016 Tihi-Tihi sekitar 50 siswa.
“Kemungkinan bisa, kan muridnya terbatas. Kalau satu kelas cuma 5 murid, pasti bisa. Cuma kembali lagi ke kebijakan Satgas (Penanganan Covid-19 Bontang),” ungkapnya.
Dia menegaskan, yang sedang digodok di Bontang sejatinya bukan PTM penuh tapi terbatas juga. Yakni kombinasi belajar virtual dan luring. PTM ini didorong agar anak didik dan pendidik memahami dan terbiasa dengan prokes. Tidak seperti sekarang, banyak anak bingung dengan prokes karena aturan itu tidak pernah mereka aplikasikan langsung di sekolah.
Lebih jauh dia mengatakan, sekolah di Bontang masih memungkinkan menggelar PTM dimanis terbatas. Dengan catatan, tidak ada penambahan kasus positif hingga 2 pekan mendatang. Paling penting dari itu semua, sekolah sudah sangat siap menerapkan prokes sebagaimana rekomendasi otoritas kesehatan. Ini sudah terbukti, ketika sekolah di Kota Taman bisa menggelar ujian sekolah tanpa murid atau guru terpapar Covid-19 setelahnya.
“Kami paparkan datanya (kondisi sekolah). Nanti kami tunggu keputusan resmi pemerintah melalui Satgas Covid-19 saja,” tandasnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post