bontangpost.id – Program penyaluran paket perlengkapan sekolah gratis yang tidak menyasar seluruh siswa di jenjang SD dan SMP dikritisi oleh legislator.
Ketua DPRD Andi Faizal Sofyan Hasdam menilai sebelumnya pihaknya kerap meminta eksekutif agar program ini tidak hanya diberikan kepada peserta didik baru. Khususnya kelas I SD dan VII SMP. Baik itu seragam, tas, maupun sepatu.
“Setiap pembahasan anggaran bersama TAPD kami selalu bersuara. Tetapi eksekutif memiliki arah kebijakan tersendiri,” kata Andi Faiz.
Padahal Politikus Partai Golkar ini menilai bantuan itu sangat diperlukan oleh siswa. Artinya ketika para pelajar membutuhkan perlengkapan sekolah gratis, tidak perlu lagi membebani orangtua mereka. Dengan jalan membeli perlengkapan sekolah baru.
“DPRD selalu mendorong kualitas pendidikan semakin baik di tiap tahun. Termasuk dengan penganggaran terkait pemberian bantuan langsung kepada masyarakat,” ucapnya.
Ia pun menyinggung jika ini terbentur karena regulasi mengapa daerah lain bisa melaksanakan dengan sasaran seluruh siswa. Andi Faiz mengambil contoh Kutai Timur yang tahun ini melakukan perubahan penerima bantuan dari siswa baru ke seluruh pelajar.
“Artinya kalau tembok penghalangnya karena regulasi itu patah. Karena daerah lain bisa,” tutur dia.
Apalagi Disdikbud Bontang berencana membagikan seragam batik ke seluruh pelajar negeri dan swasta. Dari SD hingga SMP. Ia menilai sebaiknya anggaran yang tidak penting diarahkan ke penyaluran bantuan ini.
Senada, Wakil Ketua DPRD Agus Haris juga menilai tidak ada inisiatif pemkot untuk menyalurkan bantuan perlengkapan sekolah gratis kepada seluruh siswa. Padahal dengan kebijakan itu maka meringankan beban orangtua. “Paling tidak mereka tidak mengeluarkan uang untuk membeli perlengkapan sekolah baru,” terangnya.
Aspek pendidikan itu penting. Karena cetakannya nanti menjadi generasi penerus bangsa ini. Politisi Partai Gerindra pun meminta agar segera dilakukan perubahan perencanaan untuk penyaluran bantuan tahun depan. Sehingga dapat dirasakan manfaatnya oleh seluruh siswa.
“Kalau karena belum ada perubahan perencanaan maka harus disegerakan untuk tahun depan,” pintanya.
Sebelumnya, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) tetap memastikan penerima bantuan tidak mengalami perubahan dari pemberian sebelumnya. Hal ini dibenarkan oleh Kepala Disdikbud Bambang Cipto Mulyono.
“Terkait penerima bantuan itu tetap siswa baru. Meliputi kelas I SD dan VII SMP,” kata Bambang.
Kebijakan itu lantaran mengacu pada perencanaan yang dilakukan sebelumnya. Sebab jika menyasar seluruh siswa di jenjang SD dan SMP membutuhkan perencanaan baru. Ia pun menyadari legislator sebab menginginkan adanya perubahan penerima bantuan.
“Perencanaan untuk siswa baru. Kajian itu dilakukan tahun sebelumnya. Apalagi saat ini anggaran sudah ditetapkan. Jadi tidak bisa bertambah,” ucapnya.
Sehingga jika diubah maka harus membuat kajian perencanaan kembali. Secara otomatis di tahun berikutnya. Saat disinggung apakah ada perubahan penerima bantuan di tahun depan, ia menunggu arahan dari kepala daerah. “Perlu ada pembahasan lebih lanjut. Sejauh ini kebijakan pimpinan masih sama,” tutur dia.
Namun Disdikbud juga akan menyalurkan seragam batik kepada seluruh siswa. Sebagai tambahan paket perlengkapan sekolah gratis tahun ini. Seragam batik itu nanti jenis jaring. Namun demikian, ia tidak bisa menyebutkan berapa anggaran yang diplotkan untuk pengadaan ini. Tetapi dipastikan masuk dalam anggaran pengadaan seragam sekolah gratis. Terkait motifnya antara jenjang SD dan SMP sama. Perbedaan hanya menyasar warna kainnya. (ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post