BONTANG – Kelangkaan bahan bakar solar sejak sebulan lalu mengundang kegelisahan sopir truk pengangkut material bahan bangunan dan jasa pengiriman. Berdasarkan hasil pengamatan mereka, ada upaya praktik pengetapan yang dilakukan oknum tak bertanggung jawab.
Ical, salah satu sopir mengatakan, dia mendapati kendaraan yang mengisi bahan bakar sampai Rp 2 juta di salah satu SPBU di Bontang. Padahal daya tampung tangki kendaraan tersebut maksimal hanya 100 liter.
“Ini menjadi tanda tanya jika dihitung harga solar Rp 5.150 per liter maka kalau Rp 2 juta membayarnya mencapai 388 liter. Apa iya ada kendaraan yang mampu menampung bahan bakar sebanyak itu,” keluh Ical kepada Bontang Post, Rabu (19/12).
Ia menduga mobil kendaraan tersebut dilengkapi dengan pompa. Sehingga ketika tangki terisi, bahan bakar langsung naik ke wadah yang disiapkan oleh oknum pengetap tersebut.
Menurutnya, laporan ini telah disampaikan kepada aparat kepolisian bulan lalu. Tapi, ketersediaan bahan bakar secara normal hanya berlangsung selama sembilan hari. “Sempat reda setelah pertemuan tetapi ya kembali langka. Baru hari ini (kemarin, Red) di SPBU terlihat sepi,” ujarnya.
Bahkan, Ical mengaku mendapat teror dari beberapa orang yang dirugikan akibat laporan itu. “Kami ini mencari uang dari pengangkutan material. Jadi kami sangat butuh solar,”ungkapnya.
Perwakilan sopir truk akan menggelar aksi demo. Jika kelangkaan akibat pengetapan itu masih terjadi.
Sopir pengangkut material Matmudin juga mengungkapkan hal serupa. Bahwa beberapa waktu terjadi kelangkaan bahan bakar mesin diesel ini. Ia pun tak memilih untuk menggunakan bahan bakar dexlite. Lantaran harganya selisih sangat jauh.
“Kalau dexlite Rp 10.700 per liter. Kami hanya bertumpu kepada bio solar karena lebih murah,” kata Matmudin.
Dikonfirmasi terpisah, Sekretaris SPBU Akawi Yeti tidak mengetahui adanya kasus ini. Namun, ia berjanji petugasnya tidak memberikan pelayanan jika pemilik kendaraan memodifikasi tangki bahan bakar.
“Karena itu melanggar regulasi maka kami tidak akan memberikan pelayanan,” kata Yeti.
Menurutnya, kelangkaan memang terjadi sejak September lalu. Pasalnya kuota bio solar untuk Bontang telah habis. Adapun ketersediaan sekarang akibat kebijakan dari Pertamina. Suplai untuk solar di SPBU Akawi sendiri mencapai 8.000 liter per hari.
“Pertamina tetap akan memberikan pasokan hingga akhir tahun. Meskipun tidak tiap hari disalurkan. Dalam satu minggu ada beberapa hari kosong,” ungkapnya.
Kapolres Bontang AKBP Siswanto Mukti melalui Kasubag Humas Iptu Suyono mengatakan, telah memanggil pihak pemilik SPBU, beberapa hari lalu. Jika ditemukan kasus serupa, maka penindakan akan dilakukan kepada kedua belah pihak. “Baik itu pemilik kendaraan yang telah memodifikasi tangkinya maupun pemilik SPBU,” kata Suyono. (ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post