BONTANG – Upaya Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Diskes-KB) dalam memutus rantai penyebaran dan penularan difteri di Bontang terus digalakkan. Salah satunya, dengan melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah yang cakupan imunisasinya masih rendah.
Seperti yang dilakukan Sabtu (3/2) pagi lalu. Diskes-KB bekerjasama dengan Puskesmas Bontang Utara I dan Kementerian Agama (Kemenag) Bontang melakukan sosialisasi kepada para guru dan orang tua murid Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ar-Riyadh di Masjid Pondok Pesantren (Ponpes) Hidayatullah, Jalan Imam Bonjol, Kelurahan Api-Api.
Turut hadir dalam sosialisasi ini Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P3) Diskes-KB, Diana Nurhayati, SKM, MM, Kasi Promkes dan Peran Serta Masyarakat, Jamila Suyuthi, Kepala Seksi Surveilans Imunisasi, Wabah, dan Bencana Diskes-KB, Andi Permana, Kepala Puskesmas Bontang Utara I drg Erwin Wahyudiono, serta Kasi Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU), Ali Mustofa, mewakili Kementerian Agama (Kemenag) Bontang.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P3) Diskes-KB, Diana Nurhayati, SKM, MM mengatakan, MI Ar-Riyadh merupakan salah satu sekolah yang saat ini cakupan imunisasinya masih rendah, yakni hanya sekitar 57 persen saja. Sehingga, ke depan harus segera dipenuhi seiring adanya suspect difteri di Kota Taman.
“Pada dasarnya dari pihak sekolah terbuka. Hanya saja masih ada beberapa kendala seperti masih ada orang tua yang tidak mau anaknya divaksin. Sehingga harapan kami dengan adanya sosialisasi ini, orang tua dan guru bisa bersama-sama memenuhi capaian target yang masih rendah tersebut,” ujarnya.
Selain upaya lewat sosialisasi kata Diana, sejak Januari lalu Diskes-KB juga telah membuka pelayanan vaksinasi di Puskesmas Bontang Utara I untuk seluruh komponen di MI Ar-Riyadh yang belum divaksin. Namun hasilnya juga masih belum maksimal. Untuk itu, rencananya, Selasa (6/2) besok Diskes-KB akan melaksanakan tindakan Outbreak Response Immunization (ORI) secara menyeluruh di MI Ar-Riyadh.
“Harapan kami segenap orang tau di sekolah benar-benar mendukung program imunisasi ini sehingga cakupan imunitas populasi di lingkungan MI Ar-Riyadh bisa mencakup lebih dari 80 persen,” sebutnya.
Terpisah, Kasi Surveilans Imunisasi, Wabah, dan Bencana Diskes-KB, Adi Permana, mengatakan, pada dasarnya Diskes-KB menginginkan seluruh warga Bontang dapat terjangkau vaksinasi difteri. Namun karena keterbatasan logistik vaksin, sehingga pihaknya untuk sementara hanya bisa melakukan ORI selektif.
“Kami utamakan dulu untuk anak umur 1-19 tahun. Selain itu, kami juga menyasar di kelurahan dan sekolah-sekolah yang cakupan imunisasinya masih rendah,” ucapnya.
Menanggapi adanya sosialisasi ini, Qosim selaku Kepala MI Ar-Riyadh mengatakan, dirinya atas nama pribadi dan kepala madrasah mendukung penuh kegiatan ini. Pasalnya selain positif, vaksinasi ini juga dinilai dapat mencegah terjadinya wabah difteri di lingkungan sekolah yang dia pimpin tersebut.
“Orang tua seharusnya tidak perlu khawatir. Karena dari MUI (Majelis Ulama Indonesia, Red.) pun sudah ada fatwanya. Bagi orang tua yang belum setuju, nanti bisa dikomunikasikan dengan Dinas Kesehatan. Harapan kami, semua murid dan guru MI Ar-Riyadh ini bisa semua divaksin sehingga ketika terjadi wabah difteri, tidak menyalahkan sekolah,” tukasnya. (bbg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: