Bagi masyarakat Samarinda, sosok Nusyirwan Ismail lekat dengan citra sebagai sosok birokasi yang sukses merintis karir sebagai politisi ulung di tanah Kota Tepian. Selain dikenal sebagai Wakil Walikota Samarinda, pria kelahiran Samarinda 24 Oktober 1959 silam itu, telah lebih dulu dikenal sebagai seorang akademisi yang cukup dihormati.
Maka tak heran, saat terjun ke dunia birokrasi, jabatan prestisius seperti Kepala Badan Perizinan dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Kaltim pernah dia duduki. Sosoknya yang disiplin dan penuh dedikasi, lantas membuat Syaharie Jaang meminang Nusyirwan sebagai pendampingnya di Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Samarinda tahun 2010.
Langkah Jaang yang ketika itu menjabat Wakil Walikota Samarinda terbilang cukup tepat. Alhasil, Jaang dan Nusyirwan dipercayakan masyarakat Samarinda menahkodai pembangunan di Kota Tepian. Kepercayaan itu juga berlanjut saat keduanya kembali maju Pilwali Samarinda tahun 2015.
Namun sebelum merengkuh kepercayaan itu, tempaan pengalaman akademisi dan birokasi adalah salah satu kunci Nusyirwan tampil sebagai orang nomor dua di Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda. Selain pernah menjabat sebagai kepala badan, pada 2004 lalu, Nusyirwan pernah dipercaya sebagai Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Disperindagkop) Kaltim.
Sebelum itu, Nusyirwan adalah seorang dosen di Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Samarinda. Karena kecerdasan dan kepiawaiannya menguasai beragam ilmu pengetahuan, pada 1987 hingga 1996 suami Sri Lestari itu dipercaya sebagai Pembantu Dekan III Fakultas Teknik Untag Samarinda.
“Saya sering konsultasi dengan beliau. Saat menghadapi masalah, beliau selalu menekankan optimisme, karena segala masalah bisa dipecahkan. Nyatanya memang begitu, setelah dirapatkan, dibahas, dan dipetakkan masalahnya oleh beliau, semua menjadi mudah,” ungkap Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Samarinda, Toni Suhartono, Selasa (27/2) kemarin.
Toni mengakui, dirinya belajar banyak pengalaman dari sosok Nusyirwan. Kepiawaiannya dalam memecahkan berbagai permasalahan pembangunan di Benua Etam adalah salah satu yang dia kagumi. Bahkan menurutnya, banyak masalah di Kaltim terselesaikan di tangannya.
“Wawasan beliau sangat luas. Diimbangi dengan kemampuan memecahkan masalah. Karena itu, saya sering terpukau dengan kemampuan dan kepiawaian beliau,” ucapnya mengenang.
Semangat pantang menyerah Nusyirwan, memantik ketertarikan Partai NasDem dan mendapuknya sebagai pendamping Andi Sofyan Hasdam dalam perhelatan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim 2018. Kala berkampanye, almarhum selalu menitipkan pesan kebaikan dan semangat mengabdi bagi kemajuan Kaltim.
Sebelum dinyatakan tak sadarkan diri, Jumat (23/2) lalu, Nusyirwan masih sempat menitipkan pesan pada relawannya agar tetap menjaga spirit perjuangan dalam memenangkan Pilgub 2018. Sering kali almarhum tegaskan, kemenangan dalam pemilu bukan tujuan, karena semua perjuangan politik harus diniatkan untuk mengabdi pada masyarakat.
“Di Muara Muntai, sebelum pingsan, beliau berpesan pada kami, agar tetap melanjutkan perjuangan. Kemudian beliau meminta agar kami tetap merapatkan barisan dan konsolidasi tidak boleh terputus,” ungkap Wakil Ketua Tim Pemenangan Andi Sofyan Hasdam dan Nusyirwan Ismail (AN NUR), Marwan.
“Beliau seorang sahabat dan senior kami di NasDem. Saya tidak bisa menguraikan bagaimana perjuangan dan dedikasi beliau untuk kemajuan Kaltim,” tambah Marwan.
Andi Sofyan Hasdam memiliki pandangan berbeda tentang bapak dua anak tersebut. Ayah dari Muhammad Dedy Pratama dan Ayu Milasari itu dikenal sebagai tokoh yang sangat rendah hati, cerdas, dan rajin.
“Karena rajin, semangatnya besar. Ketika kami ke Kutai Barat, sebetulnya kami ingin beliau tidak perlu ikut atau pulang duluan, tetapi beliau tidak mau karena tetap ingin berjuang bersama saya,” ucap Sofyan mengenang.
Sambil menitikkan air mata, Wali Kota Bontang dua periode itu menyebut Nusyirwan sebagai pejuang handal. Menurutnya, di setiap kesempatan, almarhum selalu menitipkan pentingnya pengabdian dan pembangunan bagi tanah kelahirannya, Kaltim.
“Mudah-mudahan spirit beliau terus mengarungi langkah kami dalam pengabdian untuk membangun Kaltim. Saya merasakan betul, betapa almarhum adalah pribadi yang tidak akan pernah ada duanya,” ucapnya.
DIKENAL SEBAGAI SOSOK PEMBIMBING
Sosok Nusyirwan Ismail yang sahaja dan ramah, juga lekat di mata para sahat dan para pejabat yang pernah satu payung perjuangan dengannya. Salah satunya, Sekretaris Kota (Sekkot) Samarinda, Sugeng Chairuddin. Dia menyebut, almarhum adalah pimpinan yang sangat dekat dengan semua stafnya.
Di mata Sugeng, lulusan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya 1983 itu tak pernah membeda-bedakan pejabat. Karena itu, semua Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Kota Tepian menjadi teman dan sahabat kerja almarhum.
“Sejak saya menjabat sebagai Sekkot, beliau selalu memberikan bimbingan dan pengarahan pada saya agar bekerja dengan tulus dan profesional,” ungkap Sugeng.
Di mata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Samarinda, Hero Mardanus menyebut, almarhum Nusyirwan dikenal sebagai pemimpin yang sangat konsen dalam bidang pembangunan dan penataan kota.
“Beliau sering mengawasi dan merencanakan pembangunan kota sesuai dengan arah pembangunan daerah. Beliau menekankan agar pembangunan Samarinda mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM),” ujarnya.
Lebih penting, kata dia, Nusyirwan adalah sosok yang sangat cermat. Tak heran, meski dipercaya Jaang sebagai pendamping yang konsen mengurus pembangunan kota, selama dua periode ia tidak pernah berurusan dengan kasus hukum.
“Kecermatan beliau sangat luar biasa. Tak heran setiap kebijakan harus diteliti dan dibahas secara detail. Beliau benar-benar menekankan dasar aturan. Karena itu, sebelum meneken dokumen pembangunan, beliau selalu teliti,” ucapnya. (*/um/drh)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: