BONTANG – Simpang empat Kusnodo telah ditutup sejak Jumat (10/4/2020) lalu. Mengurangi mobilitas warga untuk mencegah penyebaran pandemi korona. Sempat menggunakan water barrier, namun ditabrak hingga rusak. Penghalang pun diganti dengan kayu dengan kawat berduri.
Sayang, penutupan jalan tanpa penjagaan membuat pengendara khususnya roda dua tetap bisa melewati barikade. Mereka menerobos melalui lahan kosong milik warga. Padahal warga sudah berinisiatif membantu blokade lahan agar tak bisa dilintasi.
“Rabu (15/4/2020) sore saya sudah taruh batu dan kayu supaya mereka (pengendara motor) tak bisa lewat. Eh, besok pagi sudah dibongkar,” kata Doni Joan, pemilik tanah.
Doni menyebut, penjagaan oleh tim gabungan hanya dilakukan beberapa kali dengan waktu tertentu. Sementara arus lalu lintas warga yang menerobos jalan ramai pada pagi dan sore hari. Seorang pengendara mengaku nekat menerobos karena warga sekitar.
“(Rumah) enggak jauh dari sini. Ini mau pulang kerja. Biasa lewat sini, kalau ke kota harus memutar jauh,” katanya yang bekerja di kawasan Loktuan.
Dari pantauan Kamis (16/4/2020) lalu, dari pukul 16.30 – 17.00 Wita, puluhan pengendara motor nekat menerobos. Sementara untuk roda empat memilih memutar arah karena tak bisa melewati tanah maupun enam pagar kawat di jalan selebar 6 meter yang dipasang sebagai pengganti water barrier. Tak ada petugas penjaga, baik dari Dinas Perhubungan (Dishub) Bontang, Polres Bontang, maupun Satpol PP Bontang.
Polisi Janji Tilang
PENUTUPAN simpang empat Kusnodo untuk mencegah penyebaran pandemi korona di Kota Taman sudah berlangsung sepekan. Sayang pengendara masih nekat menerobosnya.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Bontang Kamilan menyatakan, pemberlakukan penutupan jalan ini baru pertama kali dilakukan. Sehingga pihaknya harus melakukan evaluasi.
“Kami akan kembali evaluasi,” jelasnya.
Dia mengakui, pembatasan dengan pagar kawat belum efektif karena ada pengendara yang bandel melewati lahan warga. Namun untuk tindak lanjutnya, dia akan kembali memantau perkembangan di lapangan.
Kapolres Bontang AKBP Boyke Karel Watimena juga telah mengetahui ulah pengendara yang menerobos. Karenanya dilakukan penambahan pagar dengan kawat berduri, dari empat menjadi enam pagar.
“Sebenarnya jika sudah ada imbauan, warga harusnya mengikuti. Ini kan untuk kebaikan bersama,” katanya.
Terkait penjagaan, dia menyatakan bahwa imbauan larangan melintas yang dipasang di simpang Loktuan dan di pagar pembatas sudah cukup. Sementara petugas difokuskan pada patroli keliling.
Dia menegaskan, jika imbauan dengan tulisan dan lisan tidak diindahkan, pihaknya akan menilang para penerobos. “Kami akan tindak tegas kalau memang tidak didengar,” singkatnya. (*/eza/rdh/kpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post