Terkait lokasi pencabulan, JP mengaku 5 anak di bawah umur dicabuli di wilayah masjid. Kata dia, salah satu tempat yang digunakan untuk berbuat cabul cukup mendukung. Dirinya menyebut, di Masjid Ds yang berada di wilayah Kelurahan Gunung telihan terdapat ruangan seperti asrama dan tidak ada penghuninya. “Di masjid ada seperti kamar asrama. Biasanya setiap malam mulai pukul 23.00 Wita hingga pukul 24.00 Wita saya di sana. Saya cinta sama istri saya, hanya kurang puas. Awal nikah sering berhubungan, tetapi sekarang jarang. Pas sering nonton film porno ada yang homo atau campuran saya enggak bisa nahan nafsu saya,” akunya.
Selain di Masjid Ds, JP juga mengaku pernah melakukan aksinya di salah satu pondok pesantren di wilayah Pisangan. Juga di salah satu masjid di Jalan Awang Long. “Saya sangat menyesal, memang enggak puas sama istri, istri juga tidak tahu saya sering nonton film porno. Bahkan saya ditangkap polisi istri juga belum tahu,” ujarnya.
Sementara itu, terhadap ke-8 korbannya, JP mengaku tidak semuanya dia sodomi. Namun 2 orang saja. Sementara sisanya, JP hanya menghisap dan memegang kemaluan korban. “Awalnya mereka enggak mau, tapi saya tawarkan uang, akhirnya mau. Kadang mereka yang minta uang sampai Rp 3 juta. Ada juga 1 korban yang 5 kali saya pakai, setiap melakukan hubungan dia hanya minta Rp 100 ribu. Saya minta maaf,” tukasnya menyesal. (mga)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post