Bontangpost.id
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Senin, 8 Agustus 2022
  • Home
  • Bontang
  • Kaltim
  • Nasional
  • Advertorial
    • Advertorial
    • Pemkot Bontang
    • DPRD Bontang
  • Ragam
    • Infografis
    • Internasional
    • Olahraga
    • Feature
    • Resep
    • Lensa
  • LIVE
Bontangpost.id
  • Home
  • Bontang
  • Kaltim
  • Nasional
  • Advertorial
    • Advertorial
    • Pemkot Bontang
    • DPRD Bontang
  • Ragam
    • Infografis
    • Internasional
    • Olahraga
    • Feature
    • Resep
    • Lensa
  • LIVE
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Bontangpost.id
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Home Kaltim

Temuan Arkeolog, IKN Dihuni Manusia sejak 4 Ribu Tahun Lalu

Reporter: BontangPost
Selasa, 1 Juni 2021, 19:00 WITA
dalam Kaltim
4 menit dibaca
Temuan Arkeolog, IKN Dihuni Manusia sejak 4 Ribu Tahun Lalu

DEKAT ISTANA NEGARA: Gua Panglima yang ditemukan oleh arkeolog tak jauh dari titik nol Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN. PUSAT PENELITIAN ARKEOLOGI NASIONAL UNTUK KP

Scan MeShare on FacebookShare on Twitter

bontangpost.id – Ibu kota negara (IKN) baru di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara (PPU) tampaknya menyimpan sejarah peradaban manusia lampau. Usianya diperkirakan ribuan tahun lalu. Hal itu diketahui setelah puluhan arkeolog menemukan sebuah gua, tak jauh dari kawasan inti pusat pemerintahan (KIPP) IKN.

Penelitian dilaksanakan oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional. Lembaga penelitian pemerintah yang khusus ditugaskan untuk menggali, mengembangkan, dan memasyarakatkan sejarah, peninggalan, dan capaian leluhur Indonesia. Mulai keberadaan manusia awal sampai manusia sekarang. Penelitian di IKN dilaksanakan sejak tahun lalu. “Ada temuan-temuan di luar perkiraan sebelumnya. Salah satu temuan hunian gua, yaitu Gua Panglima di Kecamatan Sepaku. Menurut tim kami, jarak lurusnya itu hanya sekitar 5 kilometer dari titik nol (IKN). Artinya, itu masuk di zona inti dari IKN itu sendiri,” kata Ketua Tim Peneliti Prof Harry Truman Simanjuntak kepada Kaltim Post (grup bontangpost.id), Sabtu (29/5).  

Dia melanjutkan, gua ini tidak terjangkau oleh manusia. Terletak di pegunungan karst di hutan primer. Lokasinya cukup sulit diakses lantaran tertutup hutan belantara. Dari hasil penelusuran tersebut, ditemukan informasi bahwa manusia sudah menghuni gua tersebut sejak ribuan tahun lalu. Kesimpulan itu setelah membandingkan data-data regional yang telah dihimpun Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.

“Jadi, wilayah IKN itu sudah punya sejarah yang panjang. Leluhur kita sudah menghuni wilayah ini. Saya berani mengatakan sejak ribuan tahun yang lalu. Ribuan tahun berapa? Kita harus bersabar dulu. Tapi dari data temuan itu, minimal 4-5 ribu tahun yang lalu sudah ada dihuni itu,” jabarnya. Dari hasil penelitian itu juga, arkeolog menemukan artefak atau sisa peralatan berbahan batu dan tulang di dalam gua tersebut. Manusia yang pernah menghuni gua tersebut, membuat peralatannya dengan cukup bagus. Seperti spatula atau sutil (peralatan memasak) berbahan tulang. Ada pula dari cangkang kerang laut. Padahal wilayah tersebut jauh dari laut.

“Tetapi leluhur kita, mampu dengan kemampuan menjelajahnya, sampai ke pinggiran pantai. Terus dia bawa molusca laut itu,” tutur pria berkacamata ini. Peralatan lainnya, batu dari sungai yang mereka gali. Lalu, ada sisa pembakaran di dalam gua. Hal itu mengindikasikan yang menghuni gua tersebut sudah memanfaatkan api untuk berbagai keperluan. “Mungkin mengolah makanan, atau juga memanaskan tubuh, dan macam-macam,” sambung alumnus jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM) ini.

Baca Juga:  2 Jutaan Penduduk Bakal Pindah ke Kaltim, Pemerintah Diminta Tingkatkan SDM Lokal

Temuan lainnya, sisa manusia yang ada di gua itu. Walaupun dalam bentuk fragmen atau bagian tulang. Bukan dalam bagian tulang lengkap yang ditemukan dalam kuburan. Akan tetapi, menurutnya hal itu dapat dimaklumi. Sebab, kegiatan tersebut baru penelitian pendahuluan. Belum menjangkau banyak ruang. “Jadi, ada sisa-sisa manusia. Baik berupa gigi maupun fragmen tulang lengan. Dan ada beberapa lagi, yang masih perlu dianalisis. Karena kelihatannya juga bagian dari manusia,” jelas Truman.

Penelitian itu baru dilaksanakan pada satu gua. Sebagai tonggak awal hunian di wilayah ini. Truman menyebut, hunian tersebut ada juga di wilayah Kalimantan lainnya. Seperti di lereng barat Pegunungan Meratus di Kalsel, lalu ke utara ke arah Sangkulirang, Kutim. Jadi, dapat disimpulkan sejak ribuan tahun lalu, ada kewilayahan yang sudah dihuni secara kontemporer oleh manusia. Dan ada interaksi di antara mereka.

Itu terlihat dari temuan peralatan yang sama di lokasi yang sudah diteliti. Selain gua, tim peneliti juga menemukan semacam industri peleburan logam di Kelurahan Maridan, Kecamatan Sepaku. Diduga, sebelumnya sebagai pusat industri pengolahan logam. Sebarannya sangat luas. Mulai tepi pantai sampai hulu sungai. “Area ini sudah terlacak minimal radius 3 kilometer. Wilayah yang sudah teridentifikasi,” katanya.

Baca Juga:  Kepala Otorita IKN Bakal Berkantor di Jakarta dan Nusantara

Di kawasan itu, ditemukan terak besi atau ampas sisa pengolahan besi. Kemudian bahan peleburan besi, semacam laterit dan lelehan besi. Serta alat untuk melebur pahat pada tuyer atau lubang tungku pembakaran. “Kami juga belum tahu sejak kapan industri itu berkembang di sana,” lanjutnya. Terlepas dari itu, kata dia, dapat disimpulkan sementara bahwa di wilayah yang akan dijadikan IKN itu dulunya semacam pusat perkembangan logam.

Paling tidak untuk skala lokal. Walau begitu, sangat memungkinkan juga, untuk perkembangan logam untuk wilayah Kalimantan. “Jadi, masih banyak tanda tanya yang belum bisa kami jawab. Namun, dengan keberadaan itu, setidaknya sudah tergambarkan bahwa wilayah itu dihuni para leluhur kita. Dan memiliki capaian besar untuk mengembangkan teknologi metalurgi,” terang Truman.

Temuan ini, sambung dia, menjadi milestone atau tonggak sejarah dari peradaban manusia di dunia. Setelah menemukan logam, mengetahui teknologi peleburan dan pembuatan alat, peradaban cepat berkembang. Walaupun di sisi lain, negatifnya adalah menciptakan konflik malah semakin merajalela. Dengan adanya senjata, di wilayah tertentu malah terjadi konflik horizontal. Karena merasa kuat, punya senjata yang bisa diandalkan. Tapi terlepas dari itu, dampaknya terhadap peradaban dunia sangat terasa.

“Ini semua jangan sampai hilang. Oleh sebab itu, di akhir penelitian kita, akan menghasilkan buku besar tentang Kalimantan. Di mana, kami sebatas meneliti, memberikan rekomendasi. Artinya ibu kota yang justru menghancurkan, memusnahkan, menghilangkan nilai-nilai lokal. Bisa dalam lingkup lingkungan, budaya, dan sejarah,” pesannya. Lanjut dia, penelitian melibatkan 50 orang. Selain arkeolog, ada pula ahli bahasa, ahli sejarah, dan antropolog yang terlibat.

Baca Juga:  IKN Dilengkapi Kereta Api Ekspres, Potensi 150 Mahasiswa Lulusan Rusia Bisa Kerja

Namun tidak semua turut melakukan penelitian ke lapangan. Hanya 27 peneliti yang melakukan penelitian langsung di IKN baru. Ditargetkan pada penelitian selanjutnya, selain melakukan eksplorasi horizontal, juga memperdalam dari fitur-fitur penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya. Penelitian tersebut tidak fokus pada wilayah IKN semata. Yakni Kecamatan Sepaku, PPU hingga Kecamatan Samboja, Kutai Kartanegara (Kukar). Tetapi harus melihat keterkaitan dalam konteks geografi Kalimantan. Karena eksistensi yang ada di IKN, baik kehidupan lingkungan, perkembangannya bagian dari eksistensi Kalimantan.

“Jadi, luas sekali penelitiannya. Selalu melihat keterkaitan IKN dengan wilayah Kalimantan keseluruhan. Dan lebih jauh lagi nantinya, dalam konteks kebangsaan. Yaitu Nusantara. Itu yang bagi saya membuat penelitian ini menantang. Rencananya penelitian ini sampai 2023,” pungkasnya. (kip/riz/k16)

Share this:

  • Twitter
  • Facebook


Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:


Saksikan video menarik berikut ini:

Tags: ikn
Print Friendly, PDF & Email
PindaiBagikan1946Tweet1216Kirim

Dapatkan informasi terbaru langsung di perangkat anda. Langganan sekarang!

Berhenti Berlangganan

Komentar Anda

Related Posts

Kementerian PUPR Terapkan Konsep Infrastruktur Hijau di IKN

Pemerintah Berencana Bangun Pusat Pelatihan Sepak Bola di IKN Nusantara

Sabtu, 6 Agustus 2022, 15:30 WITA
Pungutan Fee Proyek sudah Turun-temurun, Nilainya Rp 200-500 Juta

Pungutan Fee Proyek sudah Turun-temurun, Nilainya Rp 200-500 Juta

Jumat, 5 Agustus 2022, 20:02 WITA
Mantan Wali Kota Balikpapan Imdaad Hamid Meninggal Dunia

Mantan Wali Kota Balikpapan Imdaad Hamid Meninggal Dunia

Rabu, 3 Agustus 2022, 12:08 WITA
Ada Modus Perusahaan, Rusak Dulu, Izin Operasional Kemudian

Ada Modus Perusahaan, Rusak Dulu, Izin Operasional Kemudian

Rabu, 3 Agustus 2022, 09:30 WITA
Kereta Gantung IKN Perlu Rp 315 Miliar

Kereta Gantung IKN Perlu Rp 315 Miliar

Selasa, 2 Agustus 2022, 14:00 WITA
Jokowi Sebut Korsel Dukung Pembangunan IKN 6,37 Miliar Dolar

Jokowi Sebut Korsel Dukung Pembangunan IKN 6,37 Miliar Dolar

Senin, 1 Agustus 2022, 19:00 WITA
Postingan Selanjutnya
Tim Satgas Antisipasi Penumpang Kapal dari Luar Daerah

Tim Satgas Antisipasi Penumpang Kapal dari Luar Daerah

  • Terpopuler
  • Komentar
  • Terbaru
Wali Kota Basri Kecewa Tol Bontang-Samarinda dan Kilang Dicoret dari PSN

Wali Kota Basri Kecewa Tol Bontang-Samarinda dan Kilang Dicoret dari PSN

Sabtu, 6 Agustus 2022, 12:36 WITA
Pemkot Bontang Berlakukan Pembatasan bagi Kelurahan Zona Merah

Pemkot Bontang Berlakukan Pembatasan bagi Kelurahan Zona Merah

Selasa, 2 Agustus 2022, 15:14 WITA
Tiga Pria dan Satu Wanita Jaringan Pengedar Ditangkap saat Pesta Sabu di Hotel

Tiga Pria dan Satu Wanita Jaringan Pengedar Ditangkap saat Pesta Sabu di Hotel

Selasa, 2 Agustus 2022, 02:24 WITA
Dua Pekan, 17 Pengedar Sabu Digulung Polres Bontang

Dua Pekan, 17 Pengedar Sabu Digulung Polres Bontang

Rabu, 3 Agustus 2022, 17:35 WITA
Mulai September, Mobil Pribadi Dilarang Minum Pertalite

Mulai September, Mobil Pribadi Dilarang Minum Pertalite

Kamis, 4 Agustus 2022, 17:00 WITA
Atlet Silat Bontang Lolos Tingkat Nasional

Atlet Silat Bontang Lolos Tingkat Nasional

Senin, 8 Agustus 2022, 09:21 WITA
Wali Kota Basri Bawa Tiga Misi di Rakernas Apeksi

Wali Kota Basri Bawa Tiga Misi di Rakernas Apeksi

Minggu, 7 Agustus 2022, 21:46 WITA
Wawali Najirah Hadiri Konferensi Internasional Urban 20

Wawali Najirah Hadiri Konferensi Internasional Urban 20

Minggu, 7 Agustus 2022, 20:51 WITA
Akhir Pekan Beras Basah Tutup, Lapangan Lang-Lang Belum Dibuka untuk Umum

Mulai Besok Lapangan Lang-Lang Ditutup

Minggu, 7 Agustus 2022, 17:44 WITA
IRT dan 3 Pria Dibekuk saat Pesta Sabu di Api-Api

IRT dan 3 Pria Dibekuk saat Pesta Sabu di Api-Api

Minggu, 7 Agustus 2022, 14:06 WITA
  • Indeks Berita
  • Redaksi
  • Mitra
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
  • Pedoman Pemberitaan Ramah Anak
  • Kontak
Iklan dan Marketing: (0548)20545

© 2019 Bontangpost.id. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Bontang
  • Kaltim
  • Nasional
  • Advertorial
    • Advertorial
    • Pemkot Bontang
    • DPRD Bontang
  • Ragam
    • Infografis
    • Internasional
    • Olahraga
    • Feature
    • Resep
    • Lensa
  • LIVE

© 2019 Bontangpost.id. All Rights Reserved.