SANGATTA – Beredarnya informasi mengenai dibekukannya izin edar Albothyl dibenarkan Seksi Kefarmasian Dinas Kesehatan (Dinkes) Kutim, dr. Muhammad Yusuf. Namun dirinya mengakui belum mendapatkan surat edaran resmi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
“Jika untuk informasi tersebut memang benar. Saat ini, produk tersebut tidak boleh digunakan lagi. Karena banyak bahayanya,” jelasnya ditemui di ruang kerjanya, Senin (19/2).
Menurutnya produk tersebut mengandung policresulen, atau obat yang biasa digunakan untuk mengatasi peradangan pada leher rahim (cervix) dan vagina. Sehingga tidak begitu pas digunakan untuk area mulut manusia.
“Kandungan obat tersebut yang jadi keluhan masyarakat. Sehingga saat ini izin penjualannya sudah dibekukan,” paparnya.
Dirinya mengakui banyak masyarakat yang mengeluh atas sariawan semakin parah. Hal tersebut menjadi pemicu tim gabungan yang terdiri dari IAI (Ikatan Apoteker Indonesia) Kutim dan Dinas Kesehatan Kutim melakukan pengecekan dan pembinaan pada apotek yang masih menjual Albothyl.
“Kami melakukan monitoring ke apotek-apotek. Lalu memberi pengarahan. Agar produk tersebut
tidak diperjual belikan lagi,” ujarnya.
Yusuf mengatakan, obat konsentrat tersebut telah diteliti selama dua tahun. Dan hasil penelitian membenarkan kandungannya dapat menyebabkan komplikasi. Berbekal informasi data yang diperoleh dari pusat, Dinkes Kutim berkoordinasi dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Dokter Gigi Kutim untuk tidak menggunakannya.
“Obat tersebut bukan menyembuhkan, tetapi banyak keluhan semakin memperparah sariawan. Jadi kami
menginformasikan pada IDI dan dokter gigi untuk stop penggunaan. Jadi imbauan tersebut ditujukan agar dokter tidak meresepkan albothyl sebagai obatnya. Namun dapat diganti dengan obat sariawan lainnya.
“Setelah melakukan koordinasi dengan dokter-dokter, alhamdulillah obat itu tidak digunakan lagi,” ungkapnya.
Dia berharap surat resmi dari BPOM segera diterimanya. Karena hal tersebut sangat penting baginya dan masyarakat Kutim.
“Semoga BPOM cepat mengirimkan surat pada kami,” tutupnya. (*/la)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: