KETUA Komisi I DPRD Bontang Agus Haris mengaku tidak akan terlalu masuk ke dalam permasalahan kepengurusan yayasan Stitek. Hanya saja, pihaknya akan tetap mendorong seluruh fraksi untuk membuat panitia khusus (pansus) untuk menginvestigasi persoalan di Stitek.
“Kami tidak akan mempersoalkan nama-nama pendiri dan pengurus karena kami belum terlalu jauh terlibat di dalamnya. Maka sangat relevan jika fraksi dan anggota membuat pansus,” jelas Agus Haris saat dihubungi, beberapa waktu lalu.
Dikatakan dia, pansus ini, cara kerjanya bisa masuk secara mendalam terkait proses pendirian yayasan Stitek, sampai dengan struktur kepengurusan serta aset-aset yang digunakan termasuk kegiatannya. Karena yayasan ini produk hukum, jadi pihaknya harus berhati-hati dalam menanggapi permasalahan yayasan Stitek ini. “Kalau dianggap ada kejanggalan, kami tak bisa bicara. Tetapi ketika ada pansus mereka bekerja untuk meng-clear-kan dari berbagai opini di masyarakat maupun mahasiswa,” ungkapnya.
Sampai saat ini, memang diakui Agus rencana pembentukan pansus ini belum terbentuk. Tetapi pansus harus segera dibentuk untuk bisa meluruskan persoalan yang terjadi. Hal itu agar para mahasiswa tidak bingung lagi terkait status mereka. Termasuk satu lembaga itu yang sebenarnya milik publik. Oleh karenanya dengan dibentuknya pansus dapat membuka satu kejernihan. “Sementara itu dulu (pembentukan pansus, Red), karena harapan kami Stitek ini bisa menjadi kebanggaan masyarakat Bontang,” ujarnya.
Sehingga, Agus juga berharap agar Stitek di Bontang bisa benar-benar menjadi laboratorium anak-anak cerdas di Bontang. Jadi para lulusan SMA/sederajat di Bontang tidak lagi mencari perguruan tinggi di luar Bontang. Karena sudah ada di Bontang yang mumpuni.
Terkait rencana pengalihan Stitek menjadi Perguruan Tinggi Negeri (PTN), Agus menyebut tergantung pada yayasannya jika memang menginginkan. Kalau yayasannya mau, bisa diajukan meski persyaratannya cukup panjang prosesnya. “Jika sudah lengkap, pemerintah dan DPRD hanya tinggal menyetujuinya saja. Tetapi paling utama jika ingin diganti ke negeri yakni dari pihak yayasannya dulu,” tukasnya.
Polemik status berpindah tangannya yayasan yang mengelola Stitek Bontang mendapat tanggapan dari Wakil Wali Kota Bontang, Basri Rase. Meskipun belum mendapat laporan secara langsung, Basri mengaku sudah mengetahui permasalah yang terjadi melalui media. Basri pun hanya bisa menunggu keputusan yang diambil oleh pantia khusus (pansus) yang sudah dibentuk DPRD Bontang.
“Saya belum dapat laporannya, hanya memang saat ini sedang ditangani oleh dewan. Sehingga, biarkanlah dulu dewan seperti apa penanganannya dan kesimpulannya karena sudah terlanjur ditengahi,” jelas Basri kepada Bontang Post, Jumat (12/1) kemarin.
Menurutnya, DPRD Bontang melalui pansusnya akan lebih paham terkait penanganannya. Karena bagi Pemkot Bontang belum bisa menyampaikan keinginannya seperti apa. Sehingga, jika dewan sudah memiliki kesimpulan, pihaknya barulah akan bertindak. “Kami mendukung apa yang dilakukan oleh dewan, saya dukung pansus yang dibentuk dewan agar semuanya bisa cepat clear,” ungkapnya.
Basri pun mengharapkan agar persoalan yang ada bisa cepat diselesaikan sehingga tidak mengganggu para mahasiswa yang menimba ilmu di Stitek Bontang. Para mahasiswa juga agar memiliki kepastian gambaran status Stitek yang seperti apa.
Terkait gedung yang digunakan tidak sesuai peruntukkannya, Basri menyatakan itu merupakan kewenangan yayasan untuk memanfaatkan bangunan itu. “Intinya kami menunggu kesimpulan dari dewan saja,” pungkasnya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Bontang terdahulu, Isro Umarghani enggan menanggapi terkait perubahan kepengurusan yayasan Stitek pada masa pemerintahannya. “Kalau tentang hal tersebut menurut saya tanya ke rektor atau Ketua Stitek. Saya tidak perlu menanggapi,” ujarnya dalam pesan whatsapp. (mga)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: