SAMARINDA – Beragam isu miring menghiasi media massa yang menyorot sejumlah kasus Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Kaltim nomor urut 2, Awang Ferdian Hidayat. Antara lain pemberian ponsel waktu kampanye di Kutai Kartanegara (Kukar) dan pencalonannya anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI. Kemudian kasus teranyar yakni utang milyaran rupiah terhadap salah seorang pengusaha dari Jakarta.
Kamis (3/5) lalu, seorang pengacara bernama Hermanto Barus mengajukan gugatan perdata di Pengadilan Negeri Samarinda (PTN). Gugatan tersebut ditujukan pada putra Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak itu.
Laporan tersebut muncul karena Ferdian tidak melunasi hutangnya senilai Rp 22 miliar pada Lanny V Tarulli selaku Direktur PT Kharya Capital Securities. Padahal Hermanto beserta kliennya telah dua kali melayangkan surat somasi pada Ferdian.
“Surat somasi pertama dan kedua sudah kami sampaikan pada tergugat Awang Ferdian. Tapi yang bersangkutan tidak juga punya iktikad baik menyelesaikan hutanya,” ungkap Hermato.
Ketua Tim Pemenangan pasangan calon (paslon) Syaharie Jaang dan Awang Ferdian Hidayat (JADI), Rusman Yaqub angkat bicara atas laporan tersebut. Ketua Komisi IV DPRD Kaltim itu mempertanyakan momentum aduan tersebut.
“Pertanyaanya kenapa baru sekarang dilaporkan? Mengapa tidak dari dulu? Makanya hal-hal seperti ini semua menjadi bias. Tentu kami akan mengambil langkah-langkah atas masalah ini,” ujar Rusman, Sabtu (5/5) kemarin.
Namun begitu, Rusman akan mempelajari kasus tersebut terlebih dulu. Pasalnya aduan tersebut menyangkut masalah pribadi antara Ferdian dan pelapor. Kepada pelapor, dia berharap tidak memiliki motif untuk menjatuhkan Ferdian.
“Mudah-mudahan tidak ada upaya menjatuhkan paslon kami. Karena ini momentum yang tentu saja semua orang akan berupaya mengaitkan laporan itu dengan persaingan di pilgub,” sebut Rusman.
Kata dia, sudah berulang kali paslon yang diusung Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Demokrat itu mendapat celaan dan kritikan. Namun dia menilai, isu miring tersebut sudah biasa dalam persaingan politik.
“Meskipun pemberitaan seperti ini di sisi lain ada efek negatifnya, tetapi saya menilai ada juga sisi positifnya. Dengan begitu, justru akan banyak orang mengenal paslon kami. Namanya di media itu biasa. Kami mau konter juga hanya akan menghabiskan energi. Lebih baik kami fokus bekerja memenangkan paslon JADI,” ucapnya. (*/um)