Tak Dikerubungi Lalat, Waspadai Makanan Berformalin
SANGATTA – Bahan pangan yang mengandung zat berbahaya masih marak ditemukan di Kutim. Mulai dari bahan pangan yang mengandung pestisida, pewarna sintesis (rhodamin B), hingga formalin. Mirisnya, banyak jajanan di sekolah yang mengandung bahan berbahaya itu.
Berkaca dari hasil uji yang dilakukan Dinas Ketahanan Pangan Kutim pada2016 lalu (lihat info grafis), beberapa bahan pangan di Kutim ditemukan mengandung formalin hingga rhodamin B. Kendati pengujian masih menggunakan metode rapid test (pengujian awal), namun masyarakat patut berhati-hati.
Dari hasil uji pangan segar, mayoritas komoditi jenis sayuran mengandung pestisida cukup tinggi, atau diambang cukup membahayakan. Diantaranya, kacang panjang, sawi putih, tomat, hingga kangkung.
Lalu ditemukan satu jenis komoditi hasil laut yang menggunakan formalin, yakni jenis udang. Sementara sisanya masih dalam tahap aman. Namun yang lebih miris lagi, hasil uji pangan di sekolah atau jajanan di sekolah. Sebab banyak ditemukan jajanan yang mengandung Rhodamin B.
Pewarna yang biasanya untuk kebutuhan tekstil itu ditemukan di beberapa sampel. Buktinya, setelah melakukan uji 108 sampel dari 28 sekolah yang tersebar di Kutim, ditemukan puluhan sampel jajanan yang mengandung Rhodamin B, Methyl Yellow (pewarna sintesis kuning), boraks, dan formalin (lihat grafis).
Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Hormansyah mengatakan, penggunaan zat berbahaya untuk makanan masih sering ditemui. Tidak hanya digunakan pada makanan jadi, tapi juga digunakan pada bahan pangan. Misalnya ikan, daging, hingga sayuran.
“Saat ini cabai juga pakai formalin, beberapa waktu lalu kami sempat menemukan, saat harga cabai melambung tinggi,” kata Hormansyah ditemui di ruangannya, Senin (29/5) kemarin.
Hanya saja, pedagang yang menjual cabai tersebut mengaku tak tahu menahu. Mereka hanya mendapatkan dari distributor dan langsung diecer.
“Setelah ditelusuri, ternyata produsen dari daerah Surabaya. Kami langsung berkoordinasi dengan Dinas Ketahanan Pangan Surabaya untuk menindaklanjuti,” katanya.
Selain formalin, saat ini bahan pangan juga banyak terkontaminasi pestisida tinggi. Khususnya buah dan sayuran.
“Makanya masyarakat kami minta ekstra hati-hati,” terangnya.
Saat menemukan pedagang yang menjual bahan yang mengandung bahan berbahaya, pihaknya mengaku masih melakukan tindakan persuasif, yakni berupa himbauan.
“Kalau sudah ngeyel, melanggar dua sampai tiga kali, maka akan dilaporkan ke polisi. Saat ini kami juga terus melakukan sosialisasi dan imbauan kepada masyarakat,” ujarnya.
Hormansyah juga mengungkapkan beberap ciri makanan yang sudah diberi formalin. Biasanya jika ikan diberi formalin, maka dipastikan matanya berwarna merah. Kemudian teksturnya lebih kenyal.
“Ciri yang paling gampang adalah, biasanya kalau ada dua tumpukan ikan, yang satu dikerubungi lalat tapi yang satunya tidak, berarti yang tidak itu mengandung formalin. Jadi harus waspada,” tandasnya. (hd)
Uji Pangan Segar
Komoditi Hasil Pestisida/Formalin
Bayam Negatif
Kacang Panjang positif
Sawi Putih Positif
Kol Negatif
Buncis Positif
Tomat Positif
Kangkung Positif
Melon Negatif
Terong Positif
Timun Negatif
Sawi Positif
Wortel Negatif
Kembang Kol Positif
Bawang Merah Negatif
Jeruk Manis Positif
Udang Positif
Ikan Tongkol negatif
Ayam negatif
Daging Sapi negatif
Cumi-cumi Negatif
Ikan Asin Negatif
Tempe Negatif
Mie basah Negatif
Tahu negatif
Ket: Sampel diambil dari beberapa pasar yang tersebar di Kutim pada 2016. Pengujian menggunakan rapid test.
*Sumber: Dinas Ketahanan Pangan Kutim.
Hasil Tes Pangan di Sekolah
Pangan olahan di Sekolah Mengandung Formalin/Boraks/Rhodamin/Methyl Yellow
Sosis Sapi Positif
Sosis Ayam olahan positif
Saos Positif
Minuman Sachet Positif
Kerupuk Nasi Positif
Kornet Sapi Positif
Es Finto Positif
Permen Positif
Selai Strawberry Positif
Manisan Kedondong Positif
Kerupuk Mihun Positif
Nugget Positif
Kerupuk pelangi positif
Kerupuk nugget positif
Nugget merah positif
Tahu isi Positif
Manisan Pepaya Positif
Tela-tela Positif
Kerupuk terasi Positif
Kerupuk Ramba Positif
Ket: Sampel diambil di 27 sekolah yang tersebar di 8 Kecamatanpada 2016 lalu. Diantaranya, Sangatta Utara, Sangatta Selatan, Sangkulirang, Muara Wahau, Karangan, Muara Bengkal,Kaubun, dan Rantau Pulung. Bahan diambil secara acak dari jajanan di sekolah. Metode pengujian menggunakan Rapid Test. Untuk hasil yang lebih akurat harus dilakukan uji laboratorium. Rhodamin adalah pewarna Merah, sedangkan Methyl Yellow adalah pewarna kuning.
*Sumber: Dinas Ketahanan Pangan Kutim.
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post