SANGATTA – Sebanyak 68 petugas kesehatan mengikuti pelatihan Electronic System Information Surveilans Malaria (e-Sismal) dan Epidemiological Investigation pada pekan lalu, di Hotel Victoria, Sangatta. Rinciannya, 55 peserta berasal dari puskesmas dan rumah sakit yang ada di Kutai Timur (Kutim) sementara 13 lainnya berasal dari Bontang yang bertugas mengelola data dan pelaporan kasus malaria di masing-masing instansinya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kutim Bahrani mengatakan, hasil laporan petugas pengelola data penyakit malaria sangat penting. Karena bila data yang disajikan lengkap, memudahkan pimpinan dalam mengambil kebijakan.
“Penyusunan dan pelaporan secara akurat ini sangat penting bagi pengambilan kebijakan. Jika data yang diberikan tidak tepat, memungkinkan kebijakan yang diambil juga bisa keliru,” tegas Bahrani saat membuka pelatihan.
Lebih lanjut dia juga meminta para pimpinan di puskesmas atau rumah sakit bisa mempertahankan petugas yang sudah mengikuti pelatihan ini. Jangan sampai ketika sudah ikut, malah dirotasi ke bidang lain.
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kutim Yuwana Sri Kurniawati memaparkan, pelatihan e-sismal dan epidemiological investigation tujuannya agar waspada sedini mungkin. Guna mendukung pencegahan malaria berdasarkan pemetaan tiap kasus yang fokus pada wilayah penularan.
Pelatihan tersebut sangat penting karena angka kematian dan kesakitan akibat malaria masih tinggi, bahkan sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB). ”Sekitar 80 persen dari kabupaten/kota di Indonesia merupakan daerah endemis dari tingkat rendah sampai tinggi,termasuk Kutim,” jelas Yuwana.
Materi pelatihan e-Sismal dan epidemiological investigation ini sendiri disampaikan Ahmad Zainuri dari ME Malaria dan Surveilans Dinkes Provinsi Kaltim. (hms7/ver)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post