Bontangpost.id
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Rabu, 29 Juni 2022
  • Home
  • Bontang
  • Kaltim
  • Nasional
  • Advertorial
    • Advertorial
    • Pemkot Bontang
    • DPRD Bontang
  • Ragam
    • Infografis
    • Internasional
    • Olahraga
    • Feature
    • Resep
    • Lensa
  • LIVE
Bontangpost.id
  • Home
  • Bontang
  • Kaltim
  • Nasional
  • Advertorial
    • Advertorial
    • Pemkot Bontang
    • DPRD Bontang
  • Ragam
    • Infografis
    • Internasional
    • Olahraga
    • Feature
    • Resep
    • Lensa
  • LIVE
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Bontangpost.id
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Home Catatan Dahlan Iskan

Baterai Lithium Tanpa Ember

Reporter: BontangPost
Senin, 30 April 2018, 19:41 WITA
dalam Dahlan Iskan
3 menit dibaca
Merelakan Ditinggal Anak, Cucu, Menantu

Dahlan Iskan

Scan MeShare on FacebookShare on Twitter

Oleh: Dahlan Iskan

Saya bangun tengah malam. Ingat ITS. Khususnya acara BEM Elektro. Yang istimewa. Yang ingin saya tulis saat itu. Tapi keburu ke Tiongkok. Lalu ke Amerika ini.

Saya terbangun tengah malam. Tidak bisa tidur lagi. Masih jetlag. Padahal sudah 10 hari di Amerika. Perbedaan waktu membuat ritme tidur kacau.

Maka saya tulislah naskah untuk Disway ini. Dari pada mata hanya menatap langit-langit tanpa cicak.

Udara tengah malam ini sangat dingin. Tapi pikiran saya bergairah. Harus memuji orang ini: Kristian Sutikno. Alumni fakultas tehnik elektro Institut 10 November ITS Surabaya. Bahkan saya harus minta maaf padanya. Saya telat mengetahui kiprahnya. Di bidang produksi baterai lithium di dalam negeri. Ini karena Kristian terlalu low profile.

Padahal kami sama-sama Arek Suroboyo. Rumahnya pernah pula di dekat rumah saya. Tapi baru hari itu saya kenal dia. Dan kiprahnya. Terlaaaluuuu!

Kalau saja BEM ITS, khususnya himpunan mahasiswa elektro, tidak mengadakan acara itu saya tidak bertemu dia. Hari itu saya diminta bicara mobil listrik lagi. Bersama si penari langit Ricky Elson. Dan Prof Nur pembina kendaraan listrik. Sebenarnya Pak Nur belum guru besar. Tapi saya sudah minta ijin memanggilnya profesor. Ini karena saya tahu kualifikasi pak Nur. Sudah guru besar. Hanya dia tidak punya waktu mengurus administrasinya. Terlalu sibuk membina mahasiswa ITS. Yang gila kreasi di kendaraan listrik.

Baca Juga:  Problem Bule Baca Disway

Pak Nur sudah bertekad tidak akan jadi guru besar. Gak apa-apa, katanya. Gak sampai hati pada para aktivis kendaraan listriknya. Sampai-sampai tampilannya masih seperti mahasiswa. Pakai kaus, jean dan rambut panjang.

Selesai seminar, seseorang yang berbadan kurus mencegat saya. Menyalami. Dan menyerahkan kartu nama: Kristian Sutikno. Bicaranya pelan. Bajunya batik. Sikapnya sangat sopan. Saya kaget. Ternyata Kristian sudah memiliki pabrik baterai lithium. Di Jogja. Sudah delapan tahun pula. Terlaaluuu. Kok saya tidak tahu. Padahal, enam tahun lalu saya mencari-cari siapa pengusaha yang mau mendirikan pabrik baterai lithium. Agar Indonesia tidak impor lagi dari Tiongkok.

Waktu itu saya sampai merayu Nippres. Pabrik baterai terbesar di Indonesia. Yang sudah mampu ekspor ke 76 negara. Saya rayu pemiliknya untuk mau mendirikan unit baru. Khusus lithium. Saya tahu pasar lithium belum besar di Indonesia. Kebijakan mobil listrik saat itu belum ada. Ternyata sampai sekarang juga belum ada.

“Waktu itu saya tahu pak Dahlan lagi mendorong lahirnya mobil listrik,” ujar Kristian. Alumni ITS 1972. Kini umurnya 53 tahun. “Tapi saya memilih memulainya untuk baterai lampu solar cell jalan raya,” tambahnya.

Baca Juga:  Trump Duluan, Kondom Kemudian

Pekerjaan mekanikal di baterai untuk kendaraan listrik, katanya, lebih rumit. Dia belum punya tim yang keahliannya di mekanikal. Saat memulai usaha baru itu Kristian tidak mau langsung besar. Yang mencakup banyak langkah sekaligus. Dia ingin satu tahap satu tahap. Saya memahami startegi Kristian seperti itu. Justru saya menilai Kristian sebagai pengusaha yang tidak gegabah. Orang begini, biasanya, keberlangsungan usahanya lebih panjang. Dan perusahaannya akan lebih kokoh.

Hari itu pembicaraan saya dengan Kristian kurang fokus. Terlalu banyak mahasiswa yang juga ingin mengerubung. Dengan pertanyaan masing-masing. Kami berjanji akan meneruskan pembicaraan di lain waktu.

Saat masuk mobil saya langsung mengeluarkan kartu namanya dari saku. Menyalin nomor HP-nya ke HP saya. Lalu mengiriminya WA. Agar dia juga mencatat nomor saya.

Sejak itu saya sering bertanya lewat WA. Lain waktu saya coba kirim WA jam 04.30. Sebelum saya berangkat olahraga. Gak segera dibalas juga gak apa-apa. Eh, WA itu langsung bersambut.

Lain waktu lagi saya kirimi dia WA dalam huruf mandarin. Langsung dia jawab begini: saya ini produk jadul pak. Gak bisa baca dan gak tahu artinya. Kristian memang sudah menyatu dengan masyarakat Surabaya. Sekolahnya pun selalu di sekolah negeri. Sejak SD. Dan SMA-nya di SMAN 7 Surabaya. Dan kuliahnya di ITS pula.

Baca Juga:  Manufacturing Hope

Mengapa pabriknya di Jogja? Ternyata dua orang pemodalnya dari Jogja. Yuniornya saat kuliah di ITS. Dan Kristian mengendalikannya dari Jakarta.

Awalnya Kristian adalah pegawai di perusahaan Taiwan. Yang bergerak di bisnis panel dan kabel tray. Perusahaan itu ingin mengembangkan usaha. Kristian diminta mengajukan usulan. Dia usulkan untuk memproduksi lampu LED. Disetujui. Berkembang pesat.

Delapan tahun di perusahaan itu Kristian keluar. Gabung ke perusahaan yang ingin mengembangkan baterai lithium. Tapi Kristian tidak lama di sini. Perusahaan maunya hanya dagang. Tidak serius memikirkan perlunya memproduksi sendiri. Inilah yang membuat Kristian terdorong untuk mencari partner. Untuk bikin pabrik sendiri.

Kristian telah mulai melangkah. Nyata. Sekecil apa pun. Tidak sekedar bicara. Bahkan tidak pernah bicara. Langsung jadi.

Dia bukan type tong kosong yang ember bunyinya.(dis)

Share this:

  • Twitter
  • Facebook


Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:


Saksikan video menarik berikut ini:

Tags: catatan dahlan iksan
Print Friendly, PDF & Email
PindaiBagikan16Tweet9Kirim

Dapatkan informasi terbaru langsung di perangkat anda. Langganan sekarang!

Berhenti Berlangganan

Komentar Anda

Related Posts

Menang Nirkuasa

Menang Nirkuasa

Jumat, 10 Mei 2019, 06:17 WITA
Bagaimana Menjaring Orang Mampu

Dokter Cerai

Kamis, 9 Mei 2019, 06:00 WITA
Kursi Roda

Kursi Roda

Selasa, 7 Mei 2019, 06:43 WITA
37 Derajat

37 Derajat

Senin, 6 Mei 2019, 05:57 WITA
Orang Suci

Orang Suci

Minggu, 5 Mei 2019, 12:01 WITA
Jantung Bocor

Jantung Bocor

Sabtu, 4 Mei 2019, 13:05 WITA
Postingan Selanjutnya
Mulailah Sekarang Juga!

Mulailah Sekarang Juga!

  • Terpopuler
  • Komentar
  • Terbaru
Tikam Orang di Lampu Merah Berebas Tengah, 1 Pria Diringkus, 2 Buron

Tikam Orang di Lampu Merah Berebas Tengah, 1 Pria Diringkus, 2 Buron

Senin, 27 Juni 2022, 09:15 WITA
Rumah Jadi Loket Sabu, Pengedar Suami Istri di Loktuan Ditangkap

Rumah Jadi Loket Sabu, Pengedar Suami Istri di Loktuan Ditangkap

Rabu, 22 Juni 2022, 12:02 WITA
Tersangka Penikaman di Berebas Tengah Ternyata Residivis, Baru Bebas 3 Bulan

Tersangka Penikaman di Berebas Tengah Ternyata Residivis, Baru Bebas 3 Bulan

Senin, 27 Juni 2022, 11:41 WITA
Motor vs Truk di Jalan A Yani, Begini Kondisi Pemotor

Motor vs Truk di Jalan A Yani, Begini Kondisi Pemotor

Sabtu, 25 Juni 2022, 19:43 WITA
Motor vs Truk di Jalan Ahmad Yani 1

Motor vs Truk di Jalan Ahmad Yani

Sabtu, 25 Juni 2022, 18:51 WITA
Lanjutan Dugaan Kasus Korupsi Dana Hibah Gigacom, Istri dan Anak Dituntut Lima Tahun

Lanjutan Dugaan Kasus Korupsi Dana Hibah Gigacom, Istri dan Anak Dituntut Lima Tahun

Rabu, 29 Juni 2022, 12:00 WITA
Begini Skema Bantuan Seragam Gratis untuk Sekolah Negeri

Begini Skema Bantuan Seragam Gratis untuk Sekolah Negeri

Rabu, 29 Juni 2022, 11:00 WITA
Dukung Pengembangan UMK Bontang, PKT Fasilitasi Sarana Khatulistiwa Expo 2022

Dukung Pengembangan UMK Bontang, PKT Fasilitasi Sarana Khatulistiwa Expo 2022

Rabu, 29 Juni 2022, 10:00 WITA
Mulai 1 Juli, Beli Pertalite dan Solar Wajib Daftar Dulu

Mulai 1 Juli, Beli Pertalite dan Solar Wajib Daftar Dulu

Rabu, 29 Juni 2022, 09:20 WITA
Berkunjung ke Bontang, Stafsus Presiden Apresiasi Kontribusi PKT Jaga Ketahanan Pangan dan Keragaman Budaya Indonesia

Berkunjung ke Bontang, Stafsus Presiden Apresiasi Kontribusi PKT Jaga Ketahanan Pangan dan Keragaman Budaya Indonesia

Rabu, 29 Juni 2022, 08:02 WITA
  • Indeks Berita
  • Redaksi
  • Mitra
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
  • Pedoman Pemberitaan Ramah Anak
  • Kontak
Iklan dan Marketing: (0548)20545

© 2019 Bontangpost.id. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Bontang
  • Kaltim
  • Nasional
  • Advertorial
    • Advertorial
    • Pemkot Bontang
    • DPRD Bontang
  • Ragam
    • Infografis
    • Internasional
    • Olahraga
    • Feature
    • Resep
    • Lensa
  • LIVE

© 2019 Bontangpost.id. All Rights Reserved.