bontangpost.id – Kejadian banjir rob yang kerap melanda Kelurahan Bontang Kuala membuat legislator angkat suara. Pasalnya berdasarkan keluhan warga di lokasi tersebut bisa dalam satu hari dua kali banjir. Wakil Ketua DPRD Agus Haris mengatakan pemkot harus segera turun tangan untuk menyelesaikan persoalan ini.
“Apalagi kata warga itu sebelumnya tidak separah ini. Tetapi tahun ini memang parah,” kata wakil rakyat yang akrab disapa AH ini.
Politikus Partai Gerinda ini menilai kondisi ini pasti ada penyebabnya. Pertama, jika ada opsi melakukan revisi Perda RTRW pada tahun ini dari pemkot maka tim tata ruang harus melihat saat tahapan evaluasi. Memperhatikan daerah resapan air.
“Kalau bisa dikembalikan fungsi resapan air. Khusus di wilayah pesisir. Jangan lagi ada permukiman yang bisa ditimbun lagi,” ucapnya.
Mengingat itu potensi tidak ada lagi genangan air saat kondisinya pasang. Salah satunya ialah belakang SMK Putra Bangsa dahulunya merupakan area bakau. Ratusan hektare sekarang jadi permukiman. Dugaannya ketinggian rob di Bontang Kuala karena tempat yang dulu sebagai menampung air kian menyempit.
“Bisa jadi dibuka ruang permukiman. Tetapi konsepnya rumah panggung. Jangan ditimbun lagi,” tutur dia.
Selanjutnya, ia berpendapat Bontang merupakan area industri. Di beberapa wilayah di Bontang Selatan dan Utara dugaannya menggunakan area pesisir menjadi area pasang-surut. Pemkot melalui OPD terkait harus memperhatikan dampak lingkungannya. Ia tidak melarang adanya investasi. Mengingat itu juga mengurai permasalahan ketenagakerjaan di Kota Taman.
“Pinggir laut menjadi kewenangan provinsi dan pusat. Pemkot harus memetakan secepatnya soal kondisi lingkungan. Agar pemerintah di atas melihat hadirnya investasi ada permsalahan baru terkait lingkungan,” terangnya.
Jika itu benar adanya karena dampak industri. Harus didiskusikan dengan matang bersama pihak terkait. Sebab ada kerugian yang dirasakan warga. Saat ini sebelum banyak industri yang muncul Bontang Kuala tidak pernah rob menyentuh lantai permukiman warga.
“Artinya tidak alergi dengan industi. Saya ingatkan pemerintah ini secepatnya agar diperhatikan,” sebut wakil rakyat dapil Bontang utara ini.
Opsi pemkot sebelumnya yang beredar ialah pembuatan tanggul di wilayah hilir dipandang bukan solusi terbaik. Karena air akan menyasar wilayah lain seperti di Tanjung Limau atau Bontang Baru. Ketika air dihambat akan menuju wilayah yang lebih rendah. (ak)