SANGATTA – Sekda Irawansyah meminta kepada organisasi Muhammadiyah di Kutim untuk terus mengutamakan dakwah dan menggalakkan dunia pendidikan.
Pasalnya, dua hal tersebut tidak dapat dipisahkan. Antara da’wah dan pendidikan. Dalam islam, mencari ilmu hukumnya wajib. Begitupun berdakwah, semua ummat ada beban dipundaknya untuk menyampaikan risalah.
“Pemkab Kutim yang juga memiliki program Pembangunan SDM merasa terbantu dengan keberadaan Muhammadiyah terutama di bidang Pendidikan dan agama,” ujar Sekda Irwan saat memberikan sambutan Muspimda Muhammadiyah beberapa waktu lalu.
Pria yang juga sempat menempuh pendidikan dan menjadi kepala sekolah di Muhammadiyah tersebut berujar, dirinya dan muhammadiyah tidak dapat dipisahkan. Meskipun saat ini ia memimpin Nahdatul Ulama (NU) Kutim.
“Saya juga lama berkecimpung di Muhammadiyah. Jadi saya tahu betul solidaritas, pergerakan organisasi dan daya juang yang dimiliki para kader. Baik di kalangan elit maupun akar rumput,” katanya.
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah, Syafruddin mengatakan Muspimda merupakan salah satu wadah untuk mengevaluasi kenerja dan tentunya wadah silaturahim antar kader.
“Tak kalah penting ialah keberadaan Muhammadiyah di Kutim akan memberikan sumbangsi besar bagi masyarakat maupun pemerintah,” kata Syafruddin yang juga menjabat sebagai kepala BPBD Kutim itu.
Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Timur dalam sambutannya yang didelegsikan kepada Selamet Bachtar meminta kepada kader untuk tidak terlibat langsung dalam politik praktis.
“Dalam menghadai tahun politik 2018 dan 2019, Persyarikatan Muhammadiyah harus bisa menjadi “ummatan wassatha”. Umat yang berada di pertengahan, tidak berpihak, tidak berafiliasi dan tidak membawa persyarikatan ke ranah politik praktis,” pesan Bahtiar.
Sementara itu, Ketua Panitia Yakub Fadillah menyatakan Muspimda ini mengusung tema menyatukan niat, berjuang dengan gembira menuju Muhammadiyah Kutim Berkemajuan.
“Muspimda merupakan agenda wajib di pertengahan periode ini diselenggarakan. Tujuan utama adalah silaturahmi antara Pimpinan Daerah Muhammadiyah, Pimpinan Cabang se Kutim dan Organisasi Otonom setingkat Pimpinan Daerah, dalam masa kepengurusan sekira 19 bulan sejak terbitnya Surat Keputusan Kepemimpinan periode 2015-2020,” jelas Yakub. (dy/ser)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: