Bontangpost.id
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Kamis, 22 April 2021
  • Home
  • Bontang
  • Kaltim
  • Nasional
  • Advertorial
    • Advertorial
    • Pemkot Bontang
    • DPRD Bontang
  • Ragam
    • Infografis
    • Internasional
    • Olahraga
    • Feature
    • Resep
    • Lensa
  • LIVE
Bontangpost.id
  • Home
  • Bontang
  • Kaltim
  • Nasional
  • Advertorial
    • Advertorial
    • Pemkot Bontang
    • DPRD Bontang
  • Ragam
    • Infografis
    • Internasional
    • Olahraga
    • Feature
    • Resep
    • Lensa
  • LIVE
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Bontangpost.id
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Home Catatan Dahlan Iskan

Kawin Cerai Ideologi Ekonomi

Reporter: BontangPost
Selasa, 31 Juli 2018, 09:15 WITA
dalam Dahlan Iskan
3 menit dibaca
Merelakan Ditinggal Anak, Cucu, Menantu

Dahlan Iskan

Scan MeShare on FacebookShare on Twitter

Oleh: Dahlan Iskan

 

Nawaz Sharif masuk rumah sakit. Akhirnya. Kemarin dulu. Irama jantungnya kacau. Tekanan darahnya naik. Ia stress. Pantangan berat bagi pengidap deabetes seperti ia.

 

Sebenarnya dokter penjara  sudah minta itu. Sehari setelah partainya kalah Pemilu 25 Juli lalu. Tapi Nawaz menolak keluar penjara. Ia curiga ada skenario pembunuhan. Yang sangat biasa di Pakistan.

 

Nawaz sudah berkali-kali dibunuh. Secara pilitik. Juga ekonomi. Keluar-masuk penjara. Jadi pelarian. Buron.

Dua minggu sebelum Pemilu baru Nawaz memutuskan pulang. Dari pelariannya di London. Untuk membantu partainya. Yang sejak Nawaz jadi terdakwa dipimpin adik bungsunya: Shahbaz Sharif.

 

Waktu pulang dari London Nawaz minta mendarat di Lahore. Kampung halamannya. Tapi polisi sudah siaga. Truk-truk militer berbaris sepanjang jalan. Pengikutnya dihadang.  Tidak boleh masuk bandara.

 

Begitu mendarat Nawaz langsung ditangkap.

Dimasukkan penjara yang amat terkenal: Adiala. Di penjara itu pulalah lawan-lawan politiknya juga menjalani hukuman.

 

Kini Nawaz masih cari jalan keluar. Agar bebas dari hukuman: penjara maupun larangan berpolitik seumur hidupnya.

 

Bagi Nawaz yang seperti itu sudah biasa. Ia sudah biasa kehilangan apa saja. Dan selalu berjuang untuk memperolehnya kembali.

 

Kehilangan pertamanya adalah: kehilangan bisnisnya.

Nawaz dari keluarga kaya raya. Untuk ukuran Pakistan. Punya pabrik baja. Pabrik itulah yang tiba-tiba hilang. Akibat politik.

 

Tepatnya pada tahun 1971. Yakni waktu partainya Zulfikar Ali Bhutto menang Pemilu. Partai Rakyat Pakistan (PPP).

Baca Juga:  Fan Bingbin

 

Ideologi Ali Bhutto mirip Bung Karno. Tengah-kiri. Bhutto memang bersahabat dengan Bung Karno. Zaman itu aliran kiri memang lagi ‘in’ di dunia ketiga.

 

Begitu Ali Bhutto berkuasa dilakukan nasionalisasi. Industri-industri utama harus milik negara. Pabrik baja milik Nawaz diambil. Bersama 31 pabrik besar lainnya: pabrik semen.

 

Sejak saat itulah Nawaz masuk politik. Dengan dendamnya. Umurnya: 28 tahun. Ingin mengubah ideologi negara.

Dan sejak itulah dua ideologi ekonomi di Pakistan bermusuhan. Sampai sekarang.

 

Ketika Ali Bhutto dihukum gantung diganti putrinya: Benazir Bhutto. Dengan ideologi yang sama.

Benazir dua kali jadi perdana menteri. Dua kali pula dijatuhkan. Terakhir ditembak mati.

 

Nawaz Sharif juga tiga kali jadi perdana menteri. Tiga kali pula dijatuhkan. Tiga kali jadi pelarian. Tiga kali masuk penjara.

 

Pemerintahan Pakistan memang selalu silih berganti: Bhutto-militer-Nawaz-militer-Bhutto-militer-Nawaz-militer. Atau semacam itu.

 

Ketika pemerintahan Ali Bhutto dikudeta jendral Zia Ul Haq, Nawaz dapat angin. Nasionalisasi dihentikan.

Ia sendiri ditunjuk menjadi menteri keuangan negara bagian penting: Punjab. Tempat kelahirannya. Posisi ini yang kelak membawanya menjadi ketua menteri. Setingkat gubernur di sini.

 

Tapi ketika Benazir Bhutto terpilih jadi perdana menteri di tahun 1988 dia kembali meneruskan program nasionalisi ayahnya. Ekonomi Pakistan balik kucing. Sangat buruk.

 

Hanya 20 bulan Benazir menjadi perdana menteri. Digusur oleh Ghulam Ishak Khan. Yang didalangi militer. Arah ekonomi pun dipindah lagi.

Baca Juga:  Lombok Menanti Anak Pengungsi

 

Tahun 1993 Benazir terpilih lagi jadi perdana menteri. Ekonomi berubah lagi. Benazir digusur lagi. Dimasukkan penjara. Dengan tuduhan korupsi. Dihukum 3 tahun.

Militer terus berkuasa sampai 2007.

 

Diadakanlah Pemilu. Nawaz terpilih sebagai perdana menteri. Yang kedua kalinya.

Pada tahun ketiga Nawaz ingin mengganti panglima militer.

 

Saat itu panglima lagi di luar negeri. Marah. Begitu pulang jendral itu langsung kudeta: Jendral Musharaf.

 

Nawaz dijadikan terdakwa. Di pengadilan militer. Yang dilangsungkan dengan cepat. Tuduhannya seabrek: pembunuhan, penculikan, korupsi.

 

Ancamannya hukuman mati.

Mendengar ancaman itu raja Arab Saudi turun tangan. Merayu militer Pakistan. Agar bersikap lebih lunak.

Kompromi diraih: Nawaz cukup diasingkan di Arab Saudi. Dan tidak boleh terjun ke politik. Setidaknya selama 21 tahun. Saat di pengasingan inilah Nawaz membangun pabrik baja di Saudi.

 

Lalu Nawas mengasingkan diri ke London. Membeli rumah di sana. Rumah inilah yang kelak pada tahun 2018 membuatnya jatuh. Dan masuk penjara lagi.

Pemerintahan militer jenderal Musharaf ini cukup panjang.  Sampai 2008. Tapi ekonomi juga tidak maju.  Rakyat sudah tidak tahan. Minta Pemilu.

 

Saat itulah Benazir Bhutto diizinkan pulang dari pengasingannya. Juga di London. Untuk ikut Pemilu. Ingin jadi perdana menteri yang ketiga kalinya.

Nawaz terpaksa diizinkan juga untuk pulang. Dari London. Terbang langsung ke Lahore.

 

Tiba di Lahore Nawaz tidak boleh turun dari pesawat. Harusnya, kata penguasa,  Nawaz kembalinya dari Arab. Bukan London. Maka pesawat kembali. Ini, kata Nawaz, siasat untuk menjegalnya.

Baca Juga:  Move On

 

Nawaz lama menunggu di Arab. Untuk bisa pulang.

Izin itu akhirnya datang. Atas tekanan rakyat. Dan raja Saudi.

 

Begitu tiba di Pakistan pendaftaran caleg hampir tutup. Tinggal sehari.

Tapi Benazir ditembak mati. Entah oleh siapa.

 

Pemilu ditunda beberapa minggu. Hasilnya: partainya Benazir justru yang menang. Meski Benazir sendiri tidak bisa jadi perdana menteri. Untuk ketiga kalinya.

 

Baru pada Pemilu berikutnya, 2013, giliran partainya Nawaz yang menang. Jadilah Nawas perdana menteri lagi. Yang ketiga kalinya. Meski juga tidak sampai selesai. Keburu dimasukkan penjara lagi. Sampai masuk rumah sakit hari-hari ini.

 

Kini Pakistan beda lagi. Di Pemilu 25 Juli barusan ganti partai lain yang menang. Tokoh lain yang akan menjadi perdana menteri: Imran Khan. Yang wajahnya mirip penyanyi rock Inggris Mick Jagger itu. Yang latar belakangnya atlet olahraga kriket itu. Yang dikenal sebagai playboy itu. Dan kawin-cerai itu.

 

Entah model ekonomi apa lagi yang akan dicoba di Pakistan.

Begitu seringnya Pakistan ganti-ganti ediologi ekonomi.

Saya juga sempat khawatir saat ideologi Nawa Cita ingin diintrodusir lagi di Indonesia. Bukan khawatir ideologinya, tapi khawatir ganti-gantinya. Bisa bikin tidak stabil.

 

Syukurlah Nawa Cita tidak begitu disuarakan lagi. Belakangan ini. Juga tidak begitu dilaksanakan lagi. Tampaknya. (Penulis: Dahlan Iskan / Editor: Joko Intarto & Ahmad Zaini)

Share this:

  • Twitter
  • Facebook


Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:


Saksikan video menarik berikut ini:

Tags: dahlan iskan
Print Friendly, PDF & Email
PindaiBagikan8Tweet5Kirim

Dapatkan informasi terbaru langsung di perangkat anda. Langganan sekarang!

Berhenti Berlangganan

Komentar Anda

Related Posts

Menang Nirkuasa

Menang Nirkuasa

Jumat, 10 Mei 2019, 06:17 WITA
Bagaimana Menjaring Orang Mampu

Dokter Cerai

Kamis, 9 Mei 2019, 06:00 WITA
Kursi Roda

Kursi Roda

Selasa, 7 Mei 2019, 06:43 WITA
37 Derajat

37 Derajat

Senin, 6 Mei 2019, 05:57 WITA
Orang Suci

Orang Suci

Minggu, 5 Mei 2019, 12:01 WITA
Jantung Bocor

Jantung Bocor

Sabtu, 4 Mei 2019, 13:05 WITA
Postingan Selanjutnya
Gaung Belum Terasa, Bersiap Pasang Baliho

Gaung Belum Terasa, Bersiap Pasang Baliho

  • Terpopuler
  • Komentar
  • Terbaru
Perampokan di Rawa Indah; Pemilik Toko Diancam Badik, Rp 15 Juta Raib

Perampokan di Rawa Indah; Pemilik Toko Diancam Badik, Rp 15 Juta Raib

Senin, 19 April 2021, 19:50 WITA
Jalan Poros Samarinda-Bontang Rusak karena Dijadikan Hauling, Tindakan Tegas Aparat Dinanti

Jalan Poros Samarinda-Bontang Rusak karena Dijadikan Hauling, Tindakan Tegas Aparat Dinanti

Sabtu, 17 April 2021, 10:35 WITA
Puluhan Truk Tanpa Nopol Pengangkut Batu Bara Ikut Hancurkan Jalan di Bontang Lestari

Puluhan Truk Tanpa Nopol Pengangkut Batu Bara Ikut Hancurkan Jalan di Bontang Lestari

Selasa, 20 April 2021, 12:00 WITA
Kerusakan Jalan Nasional di Tanah Datar, Perusahaan Tambang Harus Bertanggung Jawab

Kerusakan Jalan Nasional di Tanah Datar, Perusahaan Tambang Harus Bertanggung Jawab

Kamis, 15 April 2021, 12:00 WITA
Keterangan Korban Perampokan di Rawa Indah; Pura-pura Beli Beras, Pelaku Pamerkan Badik

Keterangan Korban Perampokan di Rawa Indah; Pura-pura Beli Beras, Pelaku Pamerkan Badik

Senin, 19 April 2021, 20:28 WITA
Popnas Diundur, Perpani Bontang Bersyukur

Popnas Diundur, Perpani Bontang Bersyukur

Kamis, 22 April 2021, 19:00 WITA
Pendaftar BPUM 2021 di Bontang Membeludak

Pendaftar BPUM 2021 di Bontang Membeludak

Kamis, 22 April 2021, 18:17 WITA
Liga 3 Ditargetkan setelah Idulfitri, Askot Tunggu Surat Resmi

Liga 3 Ditargetkan setelah Idulfitri, Askot Tunggu Surat Resmi

Kamis, 22 April 2021, 16:00 WITA
Jadi Kurir, Wanita 31 Tahun Kedapatan Bawa 2 Kilogram Sabu

Jadi Kurir, Wanita 31 Tahun Kedapatan Bawa 2 Kilogram Sabu

Kamis, 22 April 2021, 15:00 WITA
Lawan Kekerasan, AJI Samarinda Lakukan Aksi di Dua Kota

Lawan Kekerasan, AJI Samarinda Lakukan Aksi di Dua Kota

Kamis, 22 April 2021, 14:00 WITA
  • Indeks Berita
  • Redaksi
  • Mitra
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
  • Pedoman Pemberitaan Ramah Anak
  • Kontak
Iklan dan Marketing: (0548)20545

© 2019 Bontangpost.id. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Bontang
  • Kaltim
  • Nasional
  • Advertorial
    • Advertorial
    • Pemkot Bontang
    • DPRD Bontang
  • Ragam
    • Infografis
    • Internasional
    • Olahraga
    • Feature
    • Resep
    • Lensa
  • LIVE

© 2019 Bontangpost.id. All Rights Reserved.