Akrab dengan Anggota DPRD Kaltim, Rusianto
Dunia usaha dan politik ibarat dua sisi mata uang. Terjun ke dalam dunia itu sama-sama membutuhkan keberanian dan perhitungan yang matang. Tapi Rusianto menggelutinya dengan rasa optmisme dan keikhlasan.
LUKMAN MAULANA, Samarinda
Hindari ambisi buta di dunia politik. Hal inilah yang menjadi pegangan Rusianto dalam memetakan peluang kala mencalonkan diri sebagai calon anggota legislatif (caleg) DPRD Kaltim 2014 silam.
Saat itu pria kelahiran Maratua, 10 September 1967 ini dihadapkan pada dua pilihan. Pertama, mencalonkan diri sebagai caleg untuk DPRD Berau yang tengah dijabatnya. Atau pilihan kedua, naik tingkat menjadi anggota DPRD Kaltim.
Setelah melewati perhitungan matang dan analisis yang jeli, Rusianto mantap mendaftarkan diri sebagai caleg DPRD Kaltim. Dia pun membaca peta perpolitikan di Kaltim, khususnya daerah pemilihan (dapil) 5 yang diwakilinya, meliputi Berau, Kutai Timur (Kutim), dan Bontang.
“Teman-teman dan keluarga semua menyayangkan kenapa saya mencalonkan di provinsi. Padahal di Berau, peluang saya jauh lebih besar,” kenang Rusianto.
Sempat dipertanyakan mengenai keputusannya maju ke tingkat provinsi, Rusianto punya argumentasi kuat. Dia mengatakan kepada kawan-kawan dan keluarganya bahwa kiprahnya di dunia politik bukanlah mencari pekerjaan atau mata pencaharian. Melainkan ingin menuliskan sejarah untuk anak-cucunya.
Bahwa dia adalah ayah dan kakek yang mampu memberikan sumbangsih kepada daerah dan masyarakat. Yaitu dengan menjadi seorang anggota dewan, baik di tingkat kabupaten maupun di provinsi. Dalam hal ini Rusianto menyebut dirinya sebagai “Anak Jalanan”. Maksudnya, dia lebih banyak menghabiskan waktunya di luar ruangan, bertemu dan berkumpul dengan masyarakat.
“Jadi bisa dikatakan saya ini Anak Jalanan yang tengah duduk di Sungai Bulu menuju Karang Paci,” ujarnya.
Sungai Bulu adalah julukan untuk kantor DPRD Berau tempatnya menjabat sebagai anggota dewan waktu itu, sementara Karang Paci adalah sebutan untuk gedung DPRD Kaltim.
Dikisahkan Rusianto, kiprahnya di dunia politik tak terlepas dari hasil reformasi. Pada masa orde baru, hanya orang-orang tertentu yang bisa mendapatkan kesempatan berkiprah di panggung politik. Setelah reformasi bergulir, semua elemen masyarakat memiliki kesempatan yang sama. Termasuk dirinya yang 2008 silam ditawari bergabung dengan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).
“Saya sadari bahwa untuk memberikan pengabdian terbaik kepada masyarakat dan daerah, salah satunya melalui jalur politik. Karena itu saya memantapkan hati bergabung dengan Gerindra. Bahkan saat itu saya langsung ditunjuk sebagai ketua DPC Gerindra Berau,” bebernya.
Meski bergabung dengan Gerindra, Rusianto mengaku awalnya sempat ragu menerima pinangan menjadi pemimpin partai besutan Prabowo Subianto itu. Karena menurut pandangannya, untuk menjadi ketua sebuah partai politik (parpol) haruslah mempunyai keuangan yang lebih untuk membiayai dan membesarkan partai. Selain juga menyediakan waktu, pikiran dan tenaga untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat.
Namun setelah terjun langsung, Rusianto mengakui ada kenikmatan yang berbeda ketika dia berkecimpung di dunia politik. Dibandingkan dengan profesi yang digeluti sebelumnya sebagai seorang pengusaha. Optimistis dan ikhlas menjadi energi positif tersendiri yang memberikan kekuatan tersendiri dalam melakoni kegiatan politik.
“Prinsip saya di parpol ini, saya harus ikhlas dengan apa yang saya berikan kepada orang lain. Saya yakin apa yang saya keluarkan ini pasti akan kembali lagi ke saya, bahkan nilainya bisa jadi lebih dari yang saya keluarkan,” ujarnya.
Rusianto menyebut, dia sebenarnya memulai karier tanpa modal, baik sebagai seorang pengusaha maupun politikus. Satu hal yang dimilikinya dalam memulai karier adalah keberanian. Yaitu berani rugi, berani kalah, dan berani menerima risiko apapun yang bakal menimpanya.
Karenanya dia membantah bila kesuksesan yang diraihnya saat ini adalah karena nasib.
“Saya tidak terima kalau itu dibilang nasib. Karena kalau saya berjuang, itu bukan nasib, melainkan usaha. Lain halnya bila saya hanya duduk-duduk saja di belakang meja, tahu-tahu jadi anggota DPRD itu baru nasib namanya. Tapi ini perjuangan, saya berhitung, saya mendatangi masyarakat, keluar tenaga, pikiran terkuras, uang juga keluar banyak. Ada kerja keras di sana, lalu saya berdoa. Apapun hasilnya saya serahkan kepada Allah,” papar ayah tiga anak ini.
Hal ini pula yang senantiasa dia tekankan kepada masyarakat. Sebagai wakil rakyat dari dapil Berau, Kutim, dan Bontang, dalam kesempatan bertatap muka dengan konstituennya dia kerap meminta masyarakat tidak menyerah dengan nasib. Karena dalam pandangannya, justru masyarakat yang harus menentukan apa yang mereka butuhkan.
“Saya lebih menaruh hormat kepada masyarakat ketimbang pejabat. Karena berkat dukungan masyarakat saya bisa duduk menjadi anggota dewan. Walaupun saya tidak tahu siapa saja atau orang per orang yang mendukung saya,” ujarnya.
Karenanya, sebagai wakil rakyat dia berupaya sekuat tenaga untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat. Secara umum, kebutuhan primer masyarakat sering disampaikan kepadanya. Permasalahan-permasalahan meliputi kebutuhan infrastruktur jalan, listrik, air bersih, rumah ibadah, bantuan-bantuan kegiatan pendidikan dan agama menjadi yang dominan disuarakan masyarakat kepadanya.
Namun begitu dia menekankan, DPRD kini bukanlah sebagai penentu. Anggota dewan hanya mengusulkan berdasarkan aspirasi yang disampaikan kepada masyarakat. Dan berupaya agar aspirasi atau kebutuhan masyarakat itu bisa diwujudkan.
“Meski saya sadari juga bahwa tidak semua aspirasi itu bisa kami wujudkan. Paling tidak bagaimana pun caranya, kami berusaha memperjuangkan aspirasi masyarakat,” katanya.
Yang jelas, lanjut Rusianto, telah banyak pembangunan yang diwujudkan melalui perannya di DPRD Kaltim. Sudah banyak keinginan masyarakat yang diperjuangkan bersama rekan-rekan DPRD lainnya yang dapat terpenuhi. Di antaranya pembangunan rumah-rumah ibadah dan jalan sudah ada yang terealisasi.
“Cuma masyarakat mungkin tidak tahu bahwa itu adalah hasil perjuangan kami. Karena di lapangan jelas yang mengerjakannya adalah pemerintah, bukan kami,” bebernya.
Setengah bercanda, Rusianto mengungkapkan ada pula keinginan dalam dirinya untuk mengumpulkan pin keanggotaan di dewan. Karenanya setelah menjabat di DPRD Berau dan DPRD Kaltim, bisa saja bila dia kemudian mencalonkan diri untuk DPR RI.
“Saya sudah mendapatkan pin di DPRD Berau dan Provinsi. Kalau bisa saya juga ingin mengejar untuk mendapatkan pin di DPR RI. Jadi saya bisa punya tiga pin,” kelakar pria yang tahun ini bakal berusia setengah abad ini. (***)
Nama: Rusianto SH
TTL: Maratua, 10 September 1967
Istri: (Alm) Asri Aneke Timban
Jumlah Anak: Tiga
Riwayat Pendidikan:
- SD Negeri Teluk Bayur, Berau
- SMP Negeri Teluk Bayur, Berau
- SMA Muhammadiyah Berau
- S1 Hukum Universitas Yos Sudarso Surabaya
Riwayat organisasi:
- Ketua DPC Partai Gerindra Berau (2008)
- Ketua DPC Hipmi Berau (2004-2017)
- Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Kaltim (2011-sekarang)
- Wakil Ketua Kadin Berau (2011-2016)
- Wakil Ketua Hipmi Kaltim (2011-2014)
- Pengurus Gapensi (2006-2011)
- Penasihat DPC Partai Gerindra Berau (2010-sekarang)
- Penasihat Hipmi Kaltim (2014-2017)
- Anggota Majelis Pemuda Indonesia (MPI) Berau (2012-2016)
- Dewan Penasihat Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Berau (2011-2016)
Riwayat Pekerjaan:
- Direktur CV Mitra Pemuda (1998-2006)
- Direktur PT Agum Sinar Gemilang (2006)
- Anggota DPRD Berau (2009-2014)
- Anggota DPRD Kaltim (2014-sekarang)
Alamat: Jalan Kamar Biola RT 05 Teluk Bayur, Berau
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Saksikan video menarik berikut ini:
Komentar Anda